Lepas 70 Juta Saham BULL - Delta Royal Sejahtera Raup Rp 10,84 Miliar

NERACA

Jakarta - PT Delta Royal Sejahtera selaku pemegang saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) mendivestasi sebanyak 70 juta saham atau setara dengan 0,52% saham. Saham miliknya dilepas dikisaran Rp 154,99 per saham, sehingga total dana yang diraup mencapai Rp 10,84 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan menyebutkan, penjualan tersebut menjadikan kepemilikan saham Delta Royal turun dari 20,34% menjadi 19,82% saham BULL. Penjualan saham tersebut dilaksanakan pada 17 Februari 2022 dengan tujuan untuk memperkuat portofolio investasi. Buana Lintas dalam laporan kepemilikan efek perseroan hingga Januari 2022 tercatat PT Great Dyke menjadi pemegang saham pengendali perseroan dengan kepemilikan 47,056%. Sedangkan sisanya dimilik Goldman Sachs And Co S/A Chelsea Invesments LP sebanyak 10,98%, Hartono mencapai 12,98%, Sutono Tjondoros mencapai 7,05%, dan sisanya investor publik.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya menjatuhkan sanksi denda kepada Buana Lintas akibat keterlambatan menyampaikan laporan kinerja keuangan hingga September 2021. Sanksi berupa denda yang diberikan kepada perseroan mencapai Rp 50 juta, karena belum menyampaikan laporan keuangan paling lambat 29 Januari 2022.

Sebagai informasi, hingga kuartal tiga 2021, (BULL) mencatatkan laba bersih senilai US$ 15,494 juta atau merosot 47,11% dibanding periode sama tahun 2020 yang tercatat sebesar US$ 29,299 juta. Akibatnya, laba per saham dasar juga turun menjadi US$ 0,0012, sedangkan di akhir Juni 2020 senilai US$ 0,0025.

Sementara pendapatan perseroan naik 3,47% menjadi US$ 101,32 juta. Rincinya, pendapatan time charter naik 20,43% menjadi US$ 70,423 juta. Senada, pendapatan angkutan tumbuh 16,31% menjadi US$ 27,837 juta. Hanya pendapatan perjanjian pool anjlok 85,71% menjadi US$2,337 juta. Sayangnya, beban langsung membengkak 27,27% menjadi US$ 56,755 juta. Akibatnya, laba kotor merosot 16,03% menjadi US$ 44,566 juta.

Hal itu dipicu pos gaji dan tunjangan bengkak 38,9% menjadi US$ 16,907 juta. Bahkan beban bahan bakar melonjak 270,58% menjadi US$ 6,356 juta. Sementara itu, aset perseroan tercatat tumbuh 2,03% menjadi US$ 845,2 juta. Hal itu dipicu pos utang usaha jangka pendek naik 79,11% menjadi US$ 28,337 juta. Kemudian kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar US$ 40,455 juta, atau naik 31,04% dibandingkan akhir Juni 2020 yang tercatat senilai US$ 30,872 juta.

 

BERITA TERKAIT

Terkait Pidana Suap - Masyarakat Anti Korupsi Laporkan Pemilik Sugar Group Companies DKK Ke KPK

Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…

Tolak Merger Grab-Gojek, Selamatkan Penghidupan Ojol

Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…

Bantu Pendapatan Masyarakat - Manfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Pemberdayaan

Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Terkait Pidana Suap - Masyarakat Anti Korupsi Laporkan Pemilik Sugar Group Companies DKK Ke KPK

Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…

Tolak Merger Grab-Gojek, Selamatkan Penghidupan Ojol

Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…

Bantu Pendapatan Masyarakat - Manfaatkan Lahan Bekas Tambang Untuk Pemberdayaan

Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…