Oleh: Dody Qori Utama
Faculty Member Bank Indonesia
Blockchain kini menjadi salah satu teknologi yang memiliki potensi besar untuk membantu pengembangan program. Tidak hanya terkait donasi, blockchain juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan transparansi, akuntabilitas, dan pusat data.
Blockchain sebagai teknologi yang baru di Indonesia, kerap kali disalahartikan oleh segelintir masyarakat dengan cryptocurrency. Di Indonesia, pemanfaatan teknologi blockchain untuk berdonasi juga masih belum familiar, bahkan regulasinya masih dalam kajian.
Jika membicarakan blockchain banyak yang menganggap sama dengan cryptocurrency. Padahal hal tersebut berbeda. Ibaratnya cryptocurrency adalah mobil, sedangkan blockchain adalah mesinnya. Blockchain adalah teknologi universal yang salah satunya digunakan dalam cryptocurrency.
Blockchain memiliki tiga prinsip yaitu desentralisasi, tersinkronisasi, dan tercatat secara real-time. Prinsip sistem tersebut dapat menjadikan donasi bisa jadi lebih terukur, teknologi blockchain juga dapat memungkinkan keuangan dapat di audit secara terbuka sehingga kredibilitas lembaga Filantropi tersebut lebih terpercaya.
Dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk filantropi terutama endowment fund maka akan memberikan manfaat. Diantaranya mencegah kebocoran data, mengikat komitmen semua pihak yang terlibat secara sukarela, hingga dapat mendokumentasikan seluruh alur dana. Meskipun demikian teknologi blockchain masih memiliki tantangan yang perlu dipecahkan.
Teknologi blockchain juga dapat digunakan untuk pengelolaan dana ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah, wakaf). Dengan blockchain maka penyaluran ZISWAF lebih transparan, karena setiap pihak bisa melakukan audit satu sama lain. Alur penyaluran dana bisa tercatat dalam blockchain sehingga lembaga dapat dipercaya. Rekaman transaksi yang sudah terjadi tidak dapat dihapus lagi yang membuat sulit terjadinya manipulasi data.
Tidak hanya itu. filantropi atau fundraising menjadi pilar utama dalam dunia impact sosial. Padahal ekosistem filantropi masih mempunyai tantangan yang besar seperti tidak adanya transparansi dan standar dari laporan donasi serta program. Blockchain dapat membantu untuk empowering philanthropy seperti konektivitas global baik dengan donor maupun penerima manfaat, peningkatan skala dampak sosial, terhubung dengan komunitas secara mendalam, dan proyeksi serta pengukuran dampak berbasis data.
Dengan beragam manfaat yang didapatkan dari blockchain, ekosistem filantropi di Indonesia masih belum siap untuk menerapkannya. Selain sumber daya manusia yang kurang memadai, regulasi yang ada belum dapat memayungi keberadaan blockchain. Sering kali teknologi dan inovasi akan berjalan lebih dahulu daripada regulasi.
Bagaimanapun, Filantropi harus bergeser sesuai dengan transformasi teknologi digital yang ada, karena pemanfaatan teknologi untuk dampak sosial sangat besar.
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Defisit APBN dan beban pembayaran cicilan hutang…
Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta Ketika IMF dan Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Proses akuisisi saham CK Hutchison di 43 pelabuhan atau…
Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo Defisit APBN dan beban pembayaran cicilan hutang…
Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta Ketika IMF dan Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia…
Oleh: Siswanto Rusdi Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Proses akuisisi saham CK Hutchison di 43 pelabuhan atau…