ANTISIPASI PENYEBARAN VARIAN OMICRON - Mobilitas Warga Diminta Dikendalikan 3-4 Pekan

Jakarta-Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat untuk menahan sementara mobilitas dan kegiatan di luar rumah. Ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 varian Omicron. Pemerintah juga meminta penggunaan aplikasi PeduliLindungi (PL) diperketat. Tujuannya untuk menghadirkan kedisiplinan di masyarakat.

NERACA

Berdasarkan data yang dihimpun dari Google Mobility, memang telah terjadi tren penurunan mobilitas masyarakat selama satu pekan terakhir. "Apakah itu karena selesai libur atau masyarakat kita mulai disiplin, ini kami harapkan kita pertahankan terus sampai 3-4 pekan ke depan," ujar Luhut dalam keterangan pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1).

Selain itu, Luhut juga meminta masyarakat untuk melakukan pengecekan jika ada yang merasakan gejala-gejala yang mirip seperti Omicron. Diketahui, gejalanya ini nyaris sama dengan gejala flu biasa. "Mengingat gejala Omicron yang ringan dan sulit dibedakan dengan batuk atau flu biasa, Pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk segera melakukan testing bila merasakan gejala tersebut, tidak pergi ke area publik, atau melakukan isolasi mandiri jika terdapat gejala seringan apapun," katanya.

Saat ini, kasus harian Covid-19 kembali naik. Pemerintah terus melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah keadaan semakin buruk dengan mendorong akselerasi vaksin umum dan booster bagi seluruh masyarakat.  “Pemerintah juga meminta agar masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga atau booster agar langsung melakukan suntikan vaksin di gerai-gerai yang telah disediakan oleh Pemerintah,” ujarnya.

Pemerintah juga meminta penggunaan aplikasi PeduliLindungi diperketat. Tujuannya untuk menghadirkan kedisiplinan di masyarakat. “Apakah mal atau toko atau restoran yang tidak menggunakan PeduliLindungi itu, (masyarakat) jangan masuk kesitu karena itu akan ada risiko penularan, ini saya rasa untuk mendisiplinkan bangsa ini," tutur Luhut.

Dia menegaskan, salah satu pengetatan di tempat-tempat publik. Misalnya, di pusat perbelanjaan, restoran, hingga toko. "Ini saya rasa jadi momentum untuk bangsa ini untuk jadi disiplin juga," tegasnya.

Luhut mengatakan, melalui aplikasi ini mampu mendorong kedisiplinan di tempat-tempat publik, bahkan mampu mendorong tingkat vaksinasi. "Pemerintah memastikan dan mengetatkan penggunaan PeduliLIndungi khususnya dalam menghadapi varian omicron ini," ujarnya.

Menurut Luhut, tingkat keparahan dan kematian dari Covid-19 varian Omicron masih tergolong rendah. Namun di sisi lain, kecepatan infeksi dari varian ini perlu diwaspadai bisa menjadi ancaman terhadap sistem perawatan rumah sakit. "Data dari berbagai negara kali ini menunjukkan tingkat kematian (dari varian omicron) rendah, namun kecepatan varian untuk menginfeksilah yang menyebabkan kasus harian meningkat tajam," katanya.

Menko Marives menegaskan, kunci dari perlawanan terhadap varian omicron ini adalah adanya kedisiplinan dari masyarakat. Dalam hal ini, perlu menjaga penggunaan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, hingga mengihindari kerumunan. "Kuncinya di sini semua teman-teman sekalian adalah disiplin kita, tanpa disiplin kita akan jadi korban dari ketidakdisiplinan kita," ujarnya.

Sebelumnya, Epidemiolog Dicky Budiman dari Australia mengingatkan akan potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19. Hal itu lantaran masih adanya kelompok masyarakat yang rentan terjangkit Covid-19. "Sekali lagi potensi gelombang 3 itu sangat jelas dan sulit untuk dihindari. Karena bicara potensi gelombang bicara adanya kelompok masyarakat yang masih rawan. Belum memiliki imunitas atau meskipun sudah memiliki imunitas, dia menurun imunitasnya, proteksinya," ujarnya seperti dikutip  merdeka.com, Minggu (23/1).

"Misalnya dari vaksinasi kan jelas menurun setelah 5 bulan ke atas. Atau setelah terinfeksi pun atau bahkan setelah terinfeksi dan sudah divaksinasi, sama menurun. Nggak ada yang bertahan lama. Itu fakta dari Corona," tutur dia.

Faktor lain yang juga meningkatkan potensi gelombang ketiga, yakni varian Omicron. Yang memiliki kelebihan bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. Juga bisa menginfeksi orang yang memiliki antibodi. Itulah kelebihan Omicron.

"Karena itu, potensi adanya lonjakan kasus yang disebabkan Omicron ini sudah sangat jelas. Apalagi Omicron ini hingga 4 kali lebih banyak kasus infeksinya dibandingkan Delta juga kecepatannya 2 kali lebih cepat daripada Delta. Itu dari riset-riset yang ada sekarang,” ujarnya.

Karakter Omicron yang demikian, bisa mengakibatkan jumlah kasus infeksi yang ada di masyarakat pecah rekor. Tidak saja di negara-negara lain, tapi juga di Indonesia. "Saat ini walaupun di Indonesia baru menemukan 2.000-an kasus tetapi secara kasus di masyarakat tentu lebih besar," tegas Dicky.

Menurut dia, salah satu cara ampuh untuk merespon Omicron yakni dengan memperkuat aspek testing, tracing. Karena tanpa adanya deteksi dini yang kuat, Indonesia tidak akan memiliki kemampuan memadai untuk memutus transmisi.

Jangan Anggap Enteng

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia menyatakan tak ada bedanya penanganan medis untuk pasien terpapar Omicron ataupun varian lainnya. "Penanganan medis untuk Covid varian Omicron prinsip nya sama dengan varian lain," ujarnya, Minggu (23/1).

Dengan adanya kasus meninggal dunia akibat Omicron, Dwi meminta agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Selain itu dia meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi ketiga atau booster. "Adanya kasus meninggal pada Covid dengan varian Omicron, menunjukkan kita tidak boleh menganggap enteng Omicron, apalagi pada kelompok rentan," ujarnya.

Dia juga meminta agar masyarakat segera melakukan pemeriksaan jika mengeluhkan dengan gejala Covid-19. "Lakukan swab, jika menderita Covid, isolasi dg baik dan patuh. Langkah Dinkes dengan 3T, termasuk masif tracing dan tes untuk kontak erat kasus covid," tutur dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyatakan pelayanan vaksinasi dosis ketiga atau booster Covid-19 terbuka untuk semua masyarakat. Yakni untuk warga ber-KTP ataupun non-DKI Jakarta. "Untuk penduduk non-KTP DKI Jakarta, tidak perlu melampirkan surat keterangan domisili saat pelaksanaan vaksin booster," ujarnya, belum lama ini.

Menurut dia, untuk sementara pemberian booster baru untuk lansia dan yang sudah terbit tiket vaksin booster di aplikasi Peduli Lindungi. Nantinya, secara bertahap tiket tersebut akan terus diperbarui oleh Kementerian Kesehatan.

"Masyarakat diimbau untuk mengecek tiket vaksin ketiga Covid-19 melalui aplikasi Peduli Lindungi secara mandiri sebelum datang ke faskes terdekat untuk mengurangi antrean dan menghindari kerumunan," ujarnya. bari/mohar/fba

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…