NERACA
Jakarta – Melorotnya performance kinerja keuangan PT Mahaka Media Tbk (ABBA) menjadi alasan bagi akuntan publik meragukan kelangsungsan usaha perseroan. Pasalnya, perseroan mengalami penurunan laba kotor, rugi bersih yang terus berulang, akumulasi defisit, kekurangan arus kas operasi, dan kewajiban lancar melebih aset lancar.
Akuntan publik Juninho Widjaja dalam laporan audit atas laporan keuangan semester pertama 2021 emiten penyiaran itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia(BEI) yang dikutip Senin(27/12) menjelaskan, kondisi kondisi itu mengindikasikan adanya ketidakpastian material yang dapat penyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan PT Mahaka Media Tbk dan entitas anaknya untuk mempertahankan kelangsungan usahanya.
Walau dalam laporan keuangan tersebut juga menyampaikan rencana mengatasi hal itu. Dalam catatan 38 disebutkan perseroan akan melakukan restrukturisasi grup dengan melakukan efisiensi tenaga kerja dan melakukan pemetaan atas keahlian dan kemampuan karyawan di bidangnnya. Selain itu, dalam menghadapi persoalan keuangan, perseroan akan memperbaiki bisnis model, menuju digitalisasi untuk mengikuti perkembangan dunia usaha dan mencar investor baru untuk melakukan kolaborasi bisnis dan memperkuat pendanaan.
Sayangnya, dalam cetaat itu perseroan mengaku rencana tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan.Namun manajemen optimis dapat melaksanakan secara efektif pada tahun mendatang. Jelasnya, rugi bersih sepanjang enam bulan pertama tahun 2021 mencapai Rp34,578 miliar atau bengkak 13,3% dibandingkan periode sama tahun 2020 sebesar Rp30,375 miliar. Sedangkan laba kotor turun 22,77% menjadi Rp27,869 miliar.
Asal tahu saja, perseroan berencana menambah modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue melalui mekanisme penawaran umum terbatas (PUT) IV sebanyak 1,18 miliar saham. Dimana melalui aksi korporasi ini, PT Solic Kreasi Baru (SKB) yang merupakan entitas usaha Grup Kresna, bertindak sebagai pembeli siaga.
Perseroan akan melaksanakan rights issue sebanyak 1,18 miliar saham dengan harga pelaksanaan yang akan diumumkan kemudian dan harga nominal Rp 100. Manajemen Mahaka Media memaparkan, HMETD akan dibagikan kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham (DPS) pada 17 Februari 2022, di mana setiap pemilik tujuh saham lama akan memperoleh tiga HMETD.
Beyond Media selaku pemegang saham utama perseroan yang mewakili 57,81% saham bakal memperoleh 682,64 juta HMETD. Namun, Beyond Media tidak akan melaksanakan seluruh haknya dan akan mengalihkan kepada SKB. Dalam laporan keuangan PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), SKB merupakan entitas sepengendali dengan Grup Kresna.
Sekitar 30% dana yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut akan digunkan untuk modal kerja perseroan beserta entitas anak. Kemudian 70% akan digunakan untuk investasi di sektor teknologi digital melalui pengembangan usaha entitas anak dan investasi baru, pengembangan aplikasi, serta pembelian hardware.
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…