NERACA
Jakarta – Hingga akhir tahun 2021 yang tinggal menghitung hari, emiten plastik PT Panca Budi Idaman Tbk. (PBID) masih optimis targetkan pertumbuhan pendapatan hingga Rp4,3 triliun bakal terealisasi. “Dengan mengacu pada laporan akhir September 2021, pihaknya memperkirakan mampu meraih top line atau pendapatan sejumlah Rp4,2 triliun hingga Rp4,3 triliun di akhir 2021,”kata Direktur Panca Budi Idaman, Tan Hendra di Jakarta, kemarin.
Disampaikannya, untuk bottom line atau laba bersih ditargetkan di Rp400 miliar sampai Rp450 miliar. Sementara itu, Direktur PBID Lukman Hakim mengatakan, pihaknya memiliki keunggulan dibandingkan dengan kompetitornya. Keunggulan tersebut menurutnya PBID memimpin pasar di sektor consumer packaging dengan pangsa pasar 32%. "Kemudian kami memiliki pelanggan loyal di atas 12.000 pelanggan toko," tuturnya.
Lukman juga mengatakan, PBID memiliki bisnis model yang terintegrasi, merek yang kuat, serta produk yang bervariasi. Adapun untuk 2022, PBID memasang target pertumbuhan penjualan 10% hingga 15% dengan net profit margin 10% hingga 12%. Sebagai informasi, Panca Budi Idaman membukukan peningkatan penjualan bersih menjadi Rp3,23 triliun hingga kuartal III/2021. Penjualan bersih ini naik 12,64% dari Rp2,87 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Penjualan perseroan yang didominasi di segmen plastik kemasan, tercatat naik 20 persen dari Rp1,79 triliun di kuartal III/2020, menjadi Rp2,15 triliun di kuartal III/2021.
Sementara penjualan biji plastik perseroan turun 8,19% menjadi Rp824,8 miliar, dari Rp898,4 miliar secara tahunan atau year on year (yoy). Penjualan segmen lain-lain perseroan tercatat meningkat signifikan 43,24% menjadi Rp257,4 miliar, dari Rp179,7 miliar di kuartal III/2020. Peningkatan kinerja ini pun membuat laba bersih PBID ikut naik. Pos laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan naik 19,27%, dari Rp268,9 miliar di kuartal III/2020, menjadi Rp320,7 miliar di kuartal III/2021.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 10-15%, dengan net margin 8-9% dan Debt to Equity Ratio sebesar 28-30%. Untuk mencapai target itu, menurut Direktur Utama PBID, Djonny Taslim pernah bilang, perseroan akan menggenjot produksi pabrik di Provinsi Jawa Tengah, karena upah buruh tergolong lebih rendah ketimbang provinsi di Jawa lainnya.“Untuk pemasaran produk, kami akan meningkatkan di Jawa Timur dan Kawasan Indonesia Timur. Peluang kami tumbuh masih besar, sebab pangsa pasar kami di plastik kemasan baru 32%,”ujarnya.
Perseroan terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun pabrik di Pemalang, Jawa Tengah. Untuk pembelian mesin sudah dilakukan, sehingga PBID yakin bisa menambah kapasitas produksi menjadi 121.000 ton tahun dari akhir tahun 2019 sebesar 117.000 ton. Hanya saja, untuk gedung/bangunan pabrik PBID masih belum jadi karena tertunda pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selama gedung belum jadi, mesin-mesin itu diletakkan di pabrik eksisting
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Isu mengenai rencana penggabungan usaha atau merger Grab dengan GoTo atau akuisisi GoTo oleh Grab terus mendapat penolakan dari para…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…