Harga Bahan Baku Berfluktuatif - Yanaprima Pasang Target Bisnis Konservatif

NERACA

Jakarta – Masih berfluktuasinya harga bahan baku masih menjadi tantangan bisnis PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) di tahun depan. Oleh karena itu, emiten produsen karung/kantong beras dan semen mematok pertumbuhan bisnis lebih konservatif di tahun 2022. Namun sayangnya perseroan belum menyebutkan angka baik target laba dan pendapatan.

Marketing Manager YPAS, Bernard Tjandradjaja mengatakan, outlook bisnis kemasan plastik masih tetap optimis tumbuh karena masih dibutuhkan. Maka dari itu, lanjutnya, perseroan akan terus memperkaut di industri ini sambil melihat kondisi pandemi Covid-19,” Kita masih optimis bisnis kemasan plastik untuk makanan masih tumbuh dan berkembang,”ujarnya dalam public expose secara virtual di Jakarta, kemarin.

Sementara untuk bahan baku yang merupakan terbesar biaya produksi 60%-80%, mendorong perseroan untuk perluas pasar sebagai strategi bisnis kedepannya. Hingga saat ini, perseroan telah merealisasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar 40% dari target. Dimana penggunaan capex untuk menggantikan mesin yang sudah tua dan meningkatkan kualitas produk.

Direktur Keuangan YPAS, Rinawati menambahkan, tahun ini perseroan menargetkan penjualan Rp 315 miliar atau tumbuh 5% dibandingkan penjualan tahun 2020. Meski masih dihadapkan dari dampak pandemi Covid-19, perseroan optimis tutup tahun ini mampu mengantungi laba bersih sebesar Rp 5 miliar. Dimana target penjualan dan laba tidak jauh berbeda di tahun lalu karena mempertimbangkan pandemi Covid-19.

Guna memacu pertumbuhan bisnisnya, disampaikan Rina, perseroan masih mengandalkan pasar ekspor ke Asean dibandingkan ekspor ke Eropa ataupun Amerika karena tidak kompetitif. Untuk saat ini, pangsa pasar produk perseroan masih mengandalkan di sektor kemasan bahan pokok, seperti kantung beras ataupun tepung dan disusul kantung semen.

Disamping itu, perseroan juga menegaskan saat ini likuiditas masih cukup untuk melunasi utang jatuh tempo, kendati geliat bisnis tertekan karena pandemi. Sebagai informasi, YPAS telah merealisasikan penjualan di paruh pertama tahun ini mencapai Rp166,7 miliar atau naik dibandingkan semester I/2020 yang hanya mencapai Rp136 miliar.

Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya koreksi harga jual yang disebabkan kenaikan harga bahan baku pada semester pertama yang mencapai 49%. Kenaikan harga bahan baku tersebut juga belum diimbangi dengan kenaikan harga jual yang optimal karena persaingan harga yang ketat. Selain itu, perseroan juga mencatatkan utilisasi mesin capai 75% di semester pertama dan di semester kedua harga bahan baku diyakini stabil.

Ke depan perseroan akan mengarahkan kapasitas produksi kantong semen ke pasar bebas atau ke karung industri sebab selama pandemi penyerapan kantong semen menurun. Namun begitu, perseroan tetap akan menargetkan pasar di segmen beras, semen, pupuk, dan tepung terigu.

BERITA TERKAIT

Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar - Medco Power Tawarkan Kupon Hingga 9,25%

NERACA Jakarta  — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…

SMI Terbitkan Obligasi Hijau Rp 1 Triliun

NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…

Fimperkasa Bidik Pendapatan Doubel Digit

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Terbitkan Obligasi Rp500 Miliar - Medco Power Tawarkan Kupon Hingga 9,25%

NERACA Jakarta  — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…

SMI Terbitkan Obligasi Hijau Rp 1 Triliun

NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…

Fimperkasa Bidik Pendapatan Doubel Digit

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…