NERACA
Jakarta – Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan memaparkan, Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sepakat menerapkan penggunaan mata uang lokal (Local Currency Settlement/LCS) dalam perdagangan bilateral kedua negara. Penggunaan LCS diperkirakan mampu meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya kinerja ekspor Indonesia ke Tiongkok dan mengurangi kebergantungan pada mata uang dolar.
“Implementasi LCS merupakan upaya dalam mengurangi ketergantungan terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat (USD) sebagai penyelesaian transaksi dan meningkatkan efisiensi biaya transaksi,” kata Kasan.
Kasan pun mengungkapkan, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar Indonesia dan volume perdagangan kedua negara terus mengalami peningkatan. Pada 2020, total nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 71,4 miliar.
“Saat ini Tiongkok merupakan tujuan utama ekspor terbesar Indonesia dengan pangsa lebih dari 20 persen. Pada 2020 nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 31,78 miliar atau 19,46 persen dari total nilai ekspor Indonesia. Sementara pada Semester I 2021 ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 22,45 miliar atau 21,82 persen dari total ekspor Indonesia,” ungkap Kasan.
Sementara itu, Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno menjelaskan bahwa ada potensi dan manfaat kerja sama LCS Indonesia-Tiongkok. Dunia usaha sangat antusias dan mendorong implementasi LCS yang diyakini akan menguntungkan pelaku usaha.
Sejak dua tahun terakhir, Apindo telah menjalin pertukaran gagasan dengan Bank Indonesia, perbankan Indonesia, dan pelaku usaha.
“Diharapkan Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas swab Rupiah dan RMB baik secara kesepakatan langsung maupun lelang. Apindo mendorong anggotanya untuk menggunakan RMB sebagai mata uang utama untuk transaksi perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok,” harap Benny.
Sedangkan Corporate Marketing Director Bank of China Handojo Wibawanto menjelaskan, implikasi penerapan LCS memiliki dampak yang positif. Dengan implementasi LCS, ke depan dapat meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi Indonesia dan Tiongkok secara lebih erat. Bank of China menyambut baik kerja sama yang telah terjalin antara Bank Indonesia dengan Bank of China dalam implementasi LCS.
“Kami melihat besarnya antusiasme perbankan Indonesia dalam memfasilitasi implementasi LCS. Pengusaha Indonesia akan memiiki keuntungan dalam akses ke pasar Tiongkok, mengingat pembayaran dapat dilakukan dengan mata uang masing-masing. Bank of China Jakarta siap bekerja sama dengan para pengusaha dan kalangan perbankan untuk memastikan kelancaran implementasi LCS,” jelas Handojo.
Sedangkan Direktur PT Bank ICBC Indonesia Liu Hongbo memaparkan, LCS secara efektif dapat mengurangi tingkat resiko nilai valuta asing serta dapat melindungi eksportir dan importir.
“ICBC Indonesia secara aktif berkontribusi terhadap perkembangan LCS. Termasuk dalam kesepakatan bilateral Indonesia dengan Tiongkok, khususnya perdagangan dan investasi,” papar Liu.
Seperti diketahui, Kemendag mencapai kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok senilai USD1,38 miliar atau Rp20,04 triliun. Nilai tersebut merupakan hasil dari kunjungan kerja ke Tiongkok di awal April 2021.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengungkapkan “Kesepakatan dagang tersebut berasal dari komitmen enam perusahaan Tiongkok yang akan mengimpor produk sarang burung walet, buah tropis khususnya nanas, porang, gula aren dan furnitur.”
Lebih lanjut, Lutfi juga menargetkan peningkatan ekspor Indonesia ke Tiongkok dalam tiga tahun ke depan. "Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor Indonesia ke Tiongkok menjadi USD100 miliar pada 2024," tegas Lutfi.
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema ASEAN-China FTA dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
Kedua negara juga sepakat memperkuat perdagangan multilateral dalam kerangka World Trade Organization (WTO). Pemerintah Tiongkok berharap Indonesia dapat mendukung proposal Investment Facilitation yang sedang digagas di WTO.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekspor Indonesia ke Tiongkok pada 2020 tercatat sebesar USD 31,78 miliar atau naik 13,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara total perdagangan kedua negara di tahun yang sama tercatat sebesar USD 71,41 miliar.
NERACA Sukabumi – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui penguatan…
NERACA Biak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menangkap kapal ikan ilegal asal Filipina yang tengah beroperasi di wilayah…
NERACA Padang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke…
NERACA Sukabumi – Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan komitmen Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian melalui penguatan…
NERACA Biak – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menangkap kapal ikan ilegal asal Filipina yang tengah beroperasi di wilayah…
NERACA Padang – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melepas ekspor satu kontainer produk tuna beku, yaitu frozen yellow fin tuna loin, ke…