NERACA
Jakarta – Semester pertama 2021, PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) meraih laba bersih sebesar Rp98,172 miliar atau membaik dibanding periode yang sama tahun 2020 yang tercatat rugi bersih senilai Rp149,41 miliar. Hasil itu mendongkrak emiten ban itu membukukan laba per saham dasar Rp28,17. Sedangkan di semester I 2020 tercatat rugi bersih per saham dasar Rp42,88. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.
Sementar penjualan bersih tumbuh 22,63% menjadi Rp7,26 triliun. Rincinya, penjualan ke GITI Tire Global Trading Pte Ltd menyumbang 21% dari total penjualan dan disusul penjualan ke Tigar Tyres DOO yang menyumbang 13% dari total penjualan. Seiring dengan itu, beban pokok penjualan ikut membengkak 24,04% menjadi Rp6,073 triliun. Sehingga laba kotor bertumbuh 15,24% menjadi Rp1,187 triliun.
Kinerja GJLT kian membaik didukung kerugian selisih nilai tukar yang dapat ditekan sedalam 46,91% menjadi Rp86,719 miliar. Sementara itu, aset perseroan tercatat tumbuh 6,21% menjadi Rp18,889 triliun. Hal itu dipicu membengkaknya utang bank jangka pendek sebesar 257% menjadi Rp690,5 miliar. Kemudian kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi tercatat sebesar Rp68,249 miliar atau anjlok 87,47% dibandingkan semester pertama 2020 yang tercatat sebesar Rp543,68 miliar.
Tahun ini, emiten produsen ban menargetkan pertumbuhan lebih 19%. Sekretaris Perusahaan GJTL, Kisyuwono seperti dikutip kontan menjelaskan, seiring membaiknya perekonomian secara keseluruhan, industri ban juga akan ikut membaik. "Di samping itu, penerapan bea masuk antidumping oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS) atas produk ban dari Taiwan, Vietnam, Thailand dan Korea Selatan, menjadi peluang untuk meningkatkan penjualan Gajah Tunggal di AS,"ujarnya.
Kisyuwono mengatakan, seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia dan dunia pada umumnya, penjualan di tahun 2021 diharapkan meningkat ke level yang relatif sama dengan penjualan di tahun 2019. Asal tahu, penjualan Gajah Tunggal pada tahun 2019 mencapai Rp 15,94 triliun. Dengan target tersebut, artinya emiten ban ini menargetkan penjualan bisa meningkat hingga sekitar 19,49%.
Sebagai informasi, tahun ini PT Gajah Tunggal Tbk mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 30 - 40 juta. Nantinya, belanja modal tersebut akan difokuskan untuk perawatan dan peremajaan mesin-mesin serta alat berat.
Selain itu, capex juga akan digunakan untuk pelunasan akuisis tanah PT Softex Indonesia. Perseroan pada tahun ini juga akan melakukan efisiensi terhadap bisnisnya. Hal ini dilakukan untuk menekan biaya produksi dan tetap mengembangkan penjualan di pasar domestik maupun ekspor seiring membaiknya kondisi perekonomian Indonesia dan global. Seiring membaiknya perekonomian secara keseluruhan, industri ban juga akan ikut membaik. Perseroan pun berharap penjualan akan pulih ke level yang sama seperti pada tahun 2019.
Sebagai apresiasi transformasi industri jasa keuangan, Plus Idea Komunika bersama goodmoney.id menggelar Innovative Future Finance Awards 2025 dan The 25…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Mahaka Media Tbk (mahakaX) (ABBA) menetapkan arah kebijakan strategis ke depan, serta…
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Sebagai apresiasi transformasi industri jasa keuangan, Plus Idea Komunika bersama goodmoney.id menggelar Innovative Future Finance Awards 2025 dan The 25…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Mahaka Media Tbk (mahakaX) (ABBA) menetapkan arah kebijakan strategis ke depan, serta…
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…