NERACA
Jakarta - Seiring dengan antusiasme investor ritel khususnya investor muda Indonesia yang jumlahnya terus bertumbuh, PT Sinarmas Sekuritas meluncurkan aplikasi investasi SimInvest untuk melayani kebutuhan berinvestasi dengan mudah, cepat, dan aman.
Direktur PT Sinarmas Sekuritas, Ferita Tanudjaja dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, tingginya antusiasme investor ritel, khususnya investor muda Indonesia menjadi alasan perseroan ingin melayani segmen ini dengan lebih baik lagi dengan meluncurkan aplikasi SimInvest ini.”Lewat aplikasi SimInvest, nasabah dapat dengan mudah mendaftar, serta mudah berinvestasi baik saham maupun reksadana. Selain itu, nasabah dapat dengan mudah melakukan order, memantau history dan portfolio, serta mengatur watchlist yang bisa disesuaikan sendiri,”ujarnya.
Berbagai kemudahan ini, lanjut Ferita juga dilengkapi dengan penawaran fee transaksi baru untuk bertransaksi dari Sinarmas Sekuritas yang sangat kompetitif. SimInvest mobile yang dapat diunduh dari Google Play Store atau App Store memungkinkan investor berinvestasi saham dan reksa dana sekaligus dari satu platform. Tampilan SimInvest yang milenial dengan fitur yang lengkap bertujuan memudahkan investor saat bertransaksi.
Sebelumnya, perseroan menggunakan strategi penetapan fee transaksi online baru untuk mendorong pertumbuhan investor ritel. Fee baru diberlakukan mulai 1 Juni 2021. Disebutkan, perseroan berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan fee transaksi baru ini adalah salah satu inisiatif yang dipersembahkan untuk para investor ritel Indonesia.
Sinarmas Sekuritas menyatakan nasabah dapat menikmati fee transaksi baru online Sinarmas Sekuritas dengan rate baru sebesar 0,10%, 0,12%, serta 0,14% untuk fee beli online (buy). Sedangkan untuk fee jual online (sell) sebesar 0,20%, 0,22%, serta 0,24%. Semakin tinggi nilai transaksi nasabah, maka semakin rendah fee transaksi yang dikenakan kepada nasabah. Fee tersebut berlaku untuk investor baru (new investor) dan existing investor (investor lama) yang berinvestasi secara online.
Kemudian jumlah investor muda pasar modal berusia 18 tahun sampai 25 tahun terus tumbuh. Bahkan
persentase jumlah investor milenial mendominasi. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 3,9 juta investor pada tahun 2020 yang sebanyak 54,8% adalah investor anak muda. Berkaca pada data lima tahun terakhir, pertumbuhan jumlah investor retail pada tahun 2020 memang melejit. Pada tahun 2019, jumlah investor retail sebanyak 2,5 juta lalu tahun 2018 sebesar 1,6 juta. Kemudian tahun 2017 sebesar 1,1 juta dan 2016 sebesar 894.00 investor.
Tingginya jumlah investor ini sejalan dengan makin mudahnya cara serta proses berinvestasi. Bila dulu investor harus datang ke kantor cabang atau mengirim formulir serta data diri. Kini, cukup dari satu platform, semua orang dapat berinvestasi.
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
NERACA Jakarta -Di kuartal pertama 2025, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) membukukan kenaikan pendapatan dan memperkecil rugi di sepanjang kuartal I/2025.…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
NERACA Jakarta -Di kuartal pertama 2025, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) membukukan kenaikan pendapatan dan memperkecil rugi di sepanjang kuartal I/2025.…