Tower Bersama Cetak Pendapatan Rp 1,42 Triliun

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2021, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membukukan pendapatan Rp 1,42 triliun dengan EBITDA Rp 1,24 triliun. Pendapatan tersebut naik 12,7% dibandingkan realisasi pendapatan pada tiga bulan pertama 2020 yang sebesar Rp 1,26 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Dari segi bottom line, TBIG mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 265,9 miliar. Jumlah tersebut meningkat 16,35% dibanding laba bersih kurtal I tahun lalu yang sebesar Rp 228,54 miliar.

Kata Presiden Direktur PT Tower Bersama Infrastructure Tbk, Hardi Wijaya Liong, perseroan memperlihatkan pertumbuhan organik yang kuat dengan penambahan 811 penyewaan kotor yang terdiri dari 252 sites telekomunikasi dan 559 kolokasi. Per 31 Maret 2021, TBIG mencatatkan 32.612 penyewaan dan 16.501 sites telekomunikasi.

Sites telekomunikasi ini terdiri dari 16.390 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 32.501, maka rasio kolokasi ( tenancy ratio) TBIG menjadi 1,98x. "Pertumbuhan pesanan kolokasi yang berkelanjutan telah menghasilkan rasio kolokasi tertinggi hingga saat ini sebesar 1,98x. Bisnis kami terus berlanjut untuk menunjukkan ketahanannya dengan pertumbuhan organik yang kuat di saat kami melalui pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung,”ujarnya.

Dari segi utang, per 31 Maret 2021, TBIG mencatatkan total pinjaman kotor ( gross debt) sebesar Rp 26,83 triliun dan total pinjaman senior ( gross senior debt) Rp 11,58 triliun. Jumlah tersebut sudah termasuk bagian pinjaman dalam mata uang dollar AS yang telah dilindung nilai yang diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya.

Sementara Direktur Keuangan TBIG, Helmy Yusman Santoso menambahkan, total pinjaman kotor dan total pinjaman senior pada kuartal pertama 2021 meningkat karena penarikan pinjaman bank untuk mendanai pembelian 3.000 aset menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) senilai Rp 3,97 triliun. Jumlah tersebut ditempatkan sebagai saldo kas menunggu penyelesaian transaksi pada awal April 2021. 

Dengan saldo kas yang mencapai Rp 5,11 triliun, maka total pinjaman bersih ( net debt) menjadi Rp 21,72 triliun dan total pinjaman senior bersih ( net senior debt) menjadi Rp 6,47 triliun. Menggunakan EBITDA kuartal pertama 2021 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,3 kali dan pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,4 kali. Rasio leverage bersih tersebut turun dibanding kuartal pertama tahun 2020 yang sebesar 4,8 kali.“Pada kuartal pertama 2021, kami berhasil memperpanjang rata-rata jangka waktu dan profil jatuh tempo utang kami. Kami berhasil menerbitkan obligasi dollar AS dengan peringkat layak investasi serta beberapa obligasi Rupiah dan menyelesaikan pembiayaan kembali pinjaman dollar," kata Helmy.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…