Laba Bersih Mayora Indah Turun 11,7%

NERACA

Jakarta – Dampak pandemi Covid-19 masih dirasakan PT Mayora Indah Tbk (MYOR) di kuartal pertama 2021. Dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin disebutkan, laba berih diraih sebesar Rp822,87 miliar atau turun 11,7% dibandingkan kuartal I 2020 yang tercatat sebesar Rp931,39 miliar. Sehingga, laba per saham turun menjadi Rp37, dibandingkan di kuartal I 2020 yang tercatat sebesar Rp42.

Semetara penjualan bersih naik 26,6% menjadi Rp7,335 triliun. Tapi beban bengkak 38,7% menjadi Rp5,16 triliun. Sehingga laba kotor naik 31,5% menjadi Rp2,174 triliun. Sayangnya, keuntungan selisih nillai tukar 'hanya' Rp155,69 miliar atau turun 74,38% dibandingkan kuartal I 2020 yang tercatat sebesar Rp605,05 miliar.

Pada sisi ekuitas terbilang Rp12,12 triliun atau tumbuh 7,54% dibandingkan akhir tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp11,27 triliun. Sedangkan kewajiban perseroan tercatat Rp8,96 triliun atau tumbuh 4,7% dibandingkan akhir tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp8,5 triliun. Hasilnya, aset terkumpulkan tercatat sebesar Rp21,057 triliun, atau tumbuh 6,47% dibandingkan akhir tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp19,778 triliun.

Kemudian kas bersih dari aktivitas operasi tercatat senilai Rp1,521 triliun atau tumbuh 3,3% dibandingkan kuartal I tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp1,471 triliun. Tahun ini, ada lima merek baru yang diluncurkan Mayora Indah. Produk tersebut diantaranya Natacino, Flavacino, Gilus Nangka, Roma Sandwich, dan Roma Kelapa. 

Menurut Willy Goutama Analis Maybank Kim Eng Sekuritas dalam riset 20 April 2021, kondisi ini akan positif bagi Mayora Indah karena waktu peluncuran produk baru berdekatan dengan momentum Ramadan dan Lebaran. "Kami mengamati peluncuran produk baru untuk segmen biskuit merupakan upaya Mayora untuk mempertahankannya pangsa pasar di tengah pesaing agresif," ujar dia. 

Sementara untuk peluncuran produk baru di bidang kopi ditujukan untuk pasar premium. "Kami pikir ini akan berdampak positif pada margin kotor," ujar Willy dalam riset. Untuk analisis sensitivitas, dia menyebut, setiap kenaikan 100bps dalam margin kotor akan menaikkan laba bersih per saham alias earning per share (EPS) di tahun ini akan naik 8,7%.

Tahun ini, perseroan meyakini bisnis makanan ringan tetap memiliki prospek yang positif walau dunia masih diliputi oleh pandemi Covid-19. Sekretaris Perusahaan Mayora Indah, Yuni Gunawan pernah bilang, makanan ringan yang dijual MYOR termasuk dalam segmen bisnis package foods. Adapun segmen bisnis MYOR lainnya adalah package beverages. Kedua segmen ini memberikan kontribusi yang tidak jauh berbeda bagi MYOR.

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…