Matahari Departemen Store Rugi Rp 95,3 Miliar

NERACA

Jakarta – Di kuartal pertama 2021, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengalami rugi bersih Rp95,3 miliar atau memburuk dibandingkan priode yang sama tahun lalu membukukan rugi bersih Rp93,95 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata Direktur Keuangan LPPF,  Niraj Jain, bisnis selama triwulan pertama tahun ini masih terdampak oleh PSBB ketat yang berlaku hingga 8 Februari yang kemudian berlanjut dengan PPKM Berskala Mikro yang sampai saat ini masih diterapkan.”Perseroan terus mengambil posisi konservatif dalam situasi dengan ketidakpastian yang tinggi.”ujarnya.

Sementara penjulan kotor perseroan tercatat Rp 2,1 Triliun untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2021 atau turun  23,6% dibandingkan kuartal kuartal pertama 2020. Sehingga, pendapatan bersih sebesar Rp 1,2 Triliun, lebih rendah 25%  dari kuartal pertama 2020. Kedepan, disampaikan Niraj, perseroan telah memulai program musiman lebih awal agar keamanan kedatangan para pengunjung terjaga dan sebagai antisipasi atas situasi yang tidak menentu, khususnya dengan pembatasan mudik.

Perseroan dengan cermat mengawasi 23 gerai dalam pemantauan, dan berencana untuk menutup 13 gerai tahun ini.“Sepuluh gerai dalam pemantauan lainnya masih terus ditinjau. Kami membuka satu gerai baru di Balikpapan (Kalimantan Timur) di April 2021,” kata dia.

Dia menambahkan, perseroan terus mendapat dukungan dari pemilik mal dan pemasok.“Kami telah memperpanjang fasilitas pinjaman bank senilai Rp 1 Triliun dan mengakhiri Triwulan 1 dengan saldo pinjaman bank sebesar Rp 480 Miliar,” ujarnya.

Selain itu, perseroan meminta kepada pemegang saham untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi jual atau beli saham LPPF. Terlebih karena adanya rumor di pasar terkait akan masuknya Gojek ke komposisi pemegang saham perseroan. Disebutkan, manajemen juga telah membahas hal ini dengan pemegang saham dan mereka juga telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada diskusi atas hal tersebut.

Dalam keterangan tersebut, manajemen LPPF juga menegaskan tidak mengetahui dan tidak dalam diskusi dengan investor dan atau pemain digital terkait menjadi investor baru perseroan.”Kami menekankan perlunya berhati-hati saat bertransaksi saham kami dan Manajemen berharap dapat memberikan informasi terbaru bisnis yang lebih lengkap sebagai bagian dari pengumuman pendapatan kami untuk triwulan 1 2021,” tulis manajemen LPPF.

BERITA TERKAIT

Pasarkan Harga Mulai Rp4,2 Miliar - Lagi, Summarecon Rilis Hunian Premium Bellefont

Genjot pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Sumamrecon Agung Tbk (SMRA) melalui anak usahanya PT Summarecon Serpong kembali meluncurkan hunian premium…

Bekasi Fajar Incar Marketing Sales Rp600 Miliar

Di tengah gejolak ekonomi dan geo politik global, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menargetkan penjualan (marketing sales) sebesar…

Sinarmas Asset Management Gandeng Bahana Sekuritas untuk Distribusi Reksadana

NERACA Jakarta – PT Sinarmas Asset Management resmi mengukuhkan kemitraan strategis dengan PT Bahana Sekuritas sebagai agen penjual reksa dana…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Pasarkan Harga Mulai Rp4,2 Miliar - Lagi, Summarecon Rilis Hunian Premium Bellefont

Genjot pertumbuhan penjualan, emiten properti PT Sumamrecon Agung Tbk (SMRA) melalui anak usahanya PT Summarecon Serpong kembali meluncurkan hunian premium…

Bekasi Fajar Incar Marketing Sales Rp600 Miliar

Di tengah gejolak ekonomi dan geo politik global, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menargetkan penjualan (marketing sales) sebesar…

Sinarmas Asset Management Gandeng Bahana Sekuritas untuk Distribusi Reksadana

NERACA Jakarta – PT Sinarmas Asset Management resmi mengukuhkan kemitraan strategis dengan PT Bahana Sekuritas sebagai agen penjual reksa dana…