ICCWA Business Forum Meningkatkan Ekspor Produk UMKM ke Australia

NERACA

Jakarta - Melalui kolaborasi antara pemerintah, Kadin, asosiasi pelaku usaha serta Indonesian Chamber of Commerce Western Australia (ICCWA) yang telah memiliki jejaring bisnis di Australia, diharapkan dapat membuka peluang dalam meningkatkan ekspor produk UMKM Indonesia. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengungkapkan, "Australia merupakan mitra strategis Indonesia dalam perdagangan."

Simak saja, total perdagangan Indonesia-Australia pada 2019 sebesar USD7,8 miliar. Ekspor-impor antara Australia dan Indonesia pada 2019 menunjukkan Australia fokus di produk ternak senilai USD479 juta, sereal USD214 juta, buah-buahan USD79 juta, dan sayuran USD17 juta. 

Sementara ekspor Indonesia ke Australia meliputi produk kayu senilai USD179 juta, bubuk kertas dan kertas USD89 juta, sepatu USD73 juta, serta pakaian USD66 juta.

Melihat angka tersebut, Teten menjelaskan, dalam meningkatkan kemitraan dan keunggulan kompetitif kedua negara, Indonesia dan Australia telah berhasil menyelesaikan proses ratifikasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) dan telah berlaku secara resmi pada 5 Juli 2020. 

"IA-CEPA berperan sangat penting bagi peningkatan hubungan ekonomi kedua negara. Tidak hanya peningkatan hubungan perdagangan dan investasi, tetapi juga mencakup hubungan ekonomi yang lebih luas," jelas Teten. 

Oleh karena itu, lanjut Teten, dengan telah diberlakukannya IA-CEPA seluruh produk ekspor Indonesia ke Australia atau sebanyak 6.474 pos tarif, dihapuskan bea masuknya menjadi nol persen. 

"Sehingga, tarif preferensi IA-CEPA ini, harus dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku usaha Indonesia agar ekspor Indonesia meningkat," ucap Teten.

Lebih lanjut, menurut Teten, dalam rangka memanfaatkan implementasi IA-CEPA serta memperluas akses pemasaran dan meningkatkan ekspor produk KUKM khususnya ke pasar Australia, pihaknya berkolaborasi dengan ITPC Sydney untuk menampilkan produk unggulan KUKM potensial ekspor di UKM Corner yang dimiliki ITPC Sydney. 

Selain itu juga dapat mendukung upaya pemerintah dalam mempromosikan produk UMKM Indonesia di Australia. Maka dalam hal ini pelaku usaha Indonesia harus dapat memaksimalkan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif IA-CEPA

"Terdapat 20 KUKM yang difasilitasi yang terdiri dari sektor fashion, homedecor, dan craft," tukas Teten.

Seperti diketahui, IA-CEPA berpotensi perdagangan jasa terbuka lebar. Berbeda dengan ekspor barang, untuk eskpor jasa Indonesia mengalami surplus perdagangan dengan Australia sebesar USD 1,8 miliar yang disumbang dari sektor pariwisata. Melalui IA-CEPA ini, diproyeksikan surplus perdagangan jasa lainnya transportasi udara dan laut, komunikasi, perdagangan, jasa keuangan, dan asuransi dapat meningkat.

Selain itu, Australia mempunyai daya beli yang tinggi untuk produk-produk Indonesia. Australia memiliki produk domestik bruto (GDP) per kapita tinggi sebesar USD 57 ribu atau lima belas kali GDP per kapita Indonesia sebesar USD 3,8 ribu.

Sekedar catatan, setelah IA-CEPA ditandatangani pada 4 Maret 2019 lalu, kedua negara sepakat merumuskan desain program-program kerja sama ekonomi berdasarkan masukan berbagai pemangku kepentingan kedua negara.

Saat ini, Indonesia dan Australia dalam proses penyusunan desain kerja sama ekonomi untuk tahun pertama. Kedua negara telah menyepakati tiga sektor ekonomi yang akan diprioritaskan yaitu agrifood (grain partnership), advanced manufacturing (kerja sama mobil listrik), dan jasa (pendidikan dan kesehatan).

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Australia H E Kristiarto S Legowo, Konsul Jenderal Indonesia di Perth Dewi Gustina Tobing, dan Menteri Pertambangan dan Perminyakan; Energi; dan Hubungan Industri, Australia Barat Hon Bill Johnston MLA, Teten meyakini forum ini dapat meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi antar kedua negara.

Sebelumnya, pemerintah juga melaksanakan negosiasi dagang lainya. Sekalipun saat ini sedang menghadapi Covid-19, negosiasi perdagangan tetap berjalan. Kami tetap melaksanakan negosiasi perjanjian perdagangan sesuai dengan target yang telah ditetapkan, khususnya dengan kawasan yang memiliki pasar potensial.

Adapun produk unggulan Indonesia yang menjadi target untuk ditingkatkan ekspornya diantaranya karpet atau permadani, furnitur dari kayu, dan otomotif serta spare part-nya.

Produk-produk lain yang potensial untuk dikembangkan ekspornya yaitu ethylene glycol, lembaran polymer ethylene, pipa penyaluran untuk migas, herbisida dan pestisida, peralatan elektronik, mesin-mesin, karet, kopi dan kopi olahan, kokoa/cokelat, makanan dan minuman, serta kertas dan produk kertas.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Di Pameran Seafood Amerika, Potensi Perdagangan Capai USD58,47 Juta

NERACA Jakarta –Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil membawa produk perikanan Indonesia bersinar di ajang Seafood Expo North America (SENA)…

Jelang HBKN, Jaga Stabilitas Harga dan Pasokan Bapok

NERACA Jakarta – Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait dalam  menjaga stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan…

Sistem Keamanan Pangan Segar Daerah Dioptimalkan

NERACA Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) telah menerbitkan Perbadan Nomor 12 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan…