Pefindo Beri Rating AA+ Bank Syariah BUMN

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menaikkan peringkat tiga bank syariah milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini seiring dengan adanya rencana merger ketiga bank syariah tersebut. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin Pefindo mengubah outlook PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT BRI Syariah Tbk (BRIS), dan PT BNI Syariah dari sebelumnya AA+ stable menjadi AA+ positif.

Kata analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo, Danan Dito, perubahan outlook karena adanya rencana merger ketika bank syariah tersebut. Menurut Danan, penggabungan ketiga bank syariah itu bakal meningkatkan permodalan, pangsa pasar, dan daya saing perusahaan. Selain itu, dengan menjadi bank syariah terbesar di Indonesia, bank hasil merger akan lebih baik dari sisi pendanaan. "Dari sisi kualitas aset juga akan lebih baik karena sebelum merger, ketiga bank akan mengevaluasi bukunya dan melakukan tindakan bersih-bersih. Sehingga ke depan, bisnis dan keuangan bank akan lebih baik," papar dia.

Sementara secara keseluruhan, peringkat bank masih kuat, yakni banyak yang berada di rating A atau lebih tinggi. Dari 46 bank yang dirating oleh Pefindo, sekitar 39 bank berada di rating A hingga AAA. Hanya sekitar satu bank yang berada di rating B dan enam bank di rating BBB. Tahun ini, Danan melihat, kualitas aset akan tetap menjadi perhatian karena adanya perpanjangan relaksasi pinjaman hingga 2022. Namun demikian, profitabilitas bank diharapkan bisa membaik karena pencadangan sudah mulai berkurang dibandingkan 2020.

Adapun untuk penerbitan surat utang, disampaikannya, industri perbankan termasuk satu dari beberapa industri yang paling rajin menerbitkan surat utang. Dari total penerbitan surat utang sebesar Rp 96,6 triliun pada 2020, perbankan menerbitkan sebesar Rp 7,8 triliun. Instrumen yang paling banyak diterbitkan adalah obligasi sebesar Rp 5,75 triliun dan sukuk sebesar Rp 1 triliun. Untuk tahun ini, bank akan kembali menjadi salah satu kontributor utama penerbitan surat utang korporasi. Hal ini terlihat dari mandat obligasi yang diterima Pefindo per 11 Januari 2021. Dari total mandat sebesar Rp 33,24 triliun, perbankan akan menerbitkan sebesar Rp 2,7 triliun.

Pefindo sendiri memprediksi penerbitan surat utang korporasi tahun ini diyakini bakal lebih ramai, seiring rendahnya suku bunga dan kebutuhan pendanaan. Head of Economic Research Pefindo, Fikri Permana pernah mengatakan, hal tersebut juga didorong oleh surat utang yang jatuh tempo sebesar Rp 121 triliun. Katalis lainnya adalah peningkatan minat emiten untuk menerbitkan surat utang korporasi. "Saat perekonomian membaik, permintaan terhadap surat utang juga membaik dan itulah yang mendorong meningkatnya penerbitan surat utang korporasi,"ujarnya.

Fikri belum bersedia memprediksi nilai penerbitan surat utang korporasi pada kuartal I-2021. Namun, Kepala Divisi Pemeringkatan Korporasi Pefindo Niken Indriarsih menjelaskan, secara historis penerbitan obligasi akan lebih banyak terjadi pada kuartal II. Kemudian, pada kuartal III dan kuartal IV karena banyak obligasi jatuh tempo pada periode tersebut.



BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…