Berkah Merger BUMN Syariah - Kinerja BRIS Membuat Investor Terkesima

NERACA

Jakarta – Merger atau penggabungan Bank BUMN Syariah antara PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) memberikan dampak positif terhadap performance kinerja saham BRIS yang sudah naik lebih dari50% pada penutupan Senin (28/12) dibandingkan sebelum mengalami lonjakan drastic pada 10 Desember lalu.

Hasil penggabungan ketiga unit usaha tersebut kelak akan menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk, dengan kode saham BRIS. Cukup menjanjikan tentunya, apalagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan bahwa, secara umum, perbankan syariah Indonesia justru menunjukkan perkembangan positif di tengah pandemi Covid-19. Hingga Juni 2020, aset perbankan syariah telah mencapai Rp545,39 triliun, tumbuh 9,22% year on year. Pembiayaan yang disalurkan (PYD) dan dana pihak ketiga (DPK) pun meningkat, yakni masing-masing Rp377,525 triliun dan Rp430,209 triliun.

Perbankan syariah di Indonesia bukan lagi menjadi hal baru bagi masyarakat. Salah satu tujuan diadakannya perbankan syariah adalah sebagai alternatif bagi masyarakat sebagai intermediasi keuangan dimana menggunakan prinsip bagi hasil sehingga saling menguntungkan antara bank dan nasabah, dan yang terpenting, sesuai dengan prinsip syariat Islam. Terdapat beberapa nilai yang ditonjolkan dari bank syariah antara lain adalah keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan.

Ya, masih terjaganya pertumbuhan perbankan syariah di tengah pandemi Covid-19 mendapatkan respon positif dipelaku pasar, khususnya beberapa emiten perbankan syariah yang sahamnya tercata di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan analis Lifepal.co.id yang diterima neraca di Jakarta, kemarin menyebutkan, ada dua emiten perbankan yang kinerjanya sanggup mengalahkan indeks harga saham gabungan (IHSG) dan Indeks Finance, indeks emiten-emiten keuangan tempat mereka bernaung. Kedua emiten tersebut adalah PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).

Bank Syariah Indonesia (disingkat BSI, sebelumnya bernama BRI Syariah) menorehkan kinerja saham yang mampu mengalahkan IHSG dan Indeks Finance sejak Juli 2020 sampai Desember 2020. Lonjakan harga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kenaikan yang signifikan dari laba komprehensif BRIS pada triwulan III tahun 2020. Berdasarkan laporan keuangan BRIS, kenaikan itu disebabkan oleh adanya peningkatan yang signifikan dari akun pendapatan dari jual beli dan pendapatan bagi hasil.

Sementara kinerja saham BTPS mampu mengalahkan IHSG dan Indeks Finance, sejak Desember 2018 sampai Desember 2020. Pergerakan harga yang melonjak tentu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kenaikan yang signifikan dari laba komprehensif BTPS, terutama terus meningkatnya laba komprehensif dari triwulan III tahun 2017 sampai triwulan III tahun 2019, walaupun pada triwulan III tahun 2020 mengalami sedikit penurunan dikarenakan pandemi, berbeda dengan BRIS yang justru mengalami kenaikan.

 

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…