NERACA
Jakarta – Pada perdagangan saham Kamis (10/12) di sesi pertama, suspensi perdagangan saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dicabut oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI).”Suspensi atas perdagangan saham PT Alfa Energi Investama Tbk di pasar reguler dan pasar tunai dibuka kembali mulai perdagangan sesi I tanggal 10 Desember 2020," tulis Kadiv. Pengawasan Transaksi BEI, Lidia M Panjaitan dan Kadiv. Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, Irvan Susandy dalam surat pada laman keterbukaan informasi BEI di Jakarta, kemarin.
Sebelumnya dijelaskan, menunjuk Pengumuman Bursa No: Peng-SPT-0040/BEI.WAS/12-2020 tanggal 7 Desember 2020, perihal Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi) Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk cooling down dan memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di Saham FIRE.
Bursa menghimbau agar para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan. Setelah suspensi dibuka pada sesi I kemarin, Kamis (10/12) saham PT Alfa Energi Investama Tbk terpantau mengalami auto reject bawah (ARB) dengan ditutup melemah -6,64% atau terpangkas 85 poin ke harga Rp1.195 per saham.
Di kuartal tiga 2020, FIRE membukukan pendapatan Rp 773,35 miliar. Realisasi ini turun 23% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai Rp 1,04 triliun. Disebutkan, penjualan terbesar dilakukan kepada Noble Resources International, Ltd yakni mencapai Rp 526,81 miliar. Disusul penjualan kepada PT Kisya Pundi Abadi senilai Rp 94,81 miliar, KCH Energy Co. Ltd senilai Rp 54,55 miliar, dan Commodities Intelegence Centre, Pte.Ltd senilai Rp 50,63 miliar.
Perseroan juga mengantongi penjualan dari PT LG Electronics Indonesia senilai Rp 14,22 miliar dan pendapatan lain-lain senilai Rp 32,31 miliar. Sejumlah beban terpantau turun, salah satunya adalah beban pokok penjualan yang turun 29,7% % menjadi Rp 612,98 miliar. Beban penjualan juga turun 3,6% secara tahunan menjadi Rp 84,80 miliar.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…