NERACA
Jakarta – Industri maskapai penerbangan terpukul pandemi Covid-19, mendorong PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melakukan efisiensi dan perkuat likuiditas. Maka kehadiran program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dari pemerintah kepada perseroan menaruh asa besar bisa menjaga keberlangsungan usaha di tengah pandemi.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, dana talangan sebesar Rp 8,5 triliun dengan skema obligasi wajib konversi atau mandatory convertible bond (MCB) yang diberikan pemerintah diharapkan dapat mendorong kelangsungan maskapai ke depan. Selain itu, dana tersebut akan digunakan untuk mendukung likuiditas dan solvabilitas perusahaan.”Tentu saja ini akan digunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan ke depan. Pada akhirnya target MCB ini adalah kelangsungan perusahaan,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Irfan menuturkan, lebih dari itu, dana talangan diharapkan juga dapat mendorong lebih cepat pemulihan industri penerbangan yang terpukul keras karena pandemi, sehingga bisa ikut membantu memulihkan ekonomi nasional.
Dirinya menambahkan, dana talangan tersebut tidak akan digunakan untuk membayar kewajiban pegawai Garuda Indonesia yang terdampak karena pandemi Covid-19. Garuda Indonesia memastikan perusahaan tidak melakukan Pemutusan Hubungan Karyawan (PHK) melainkan memberikan penawaran pensiun dini dan mempercepat kontrak pegawai Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) tanpa menghilangkan hak mereka.”Kita sudah selesaikan itu dan MCB tidak diperuntukkan untuk itu. MCB ini saya katakan peruntukannya untuk likuiditas, solvabilitas, untuk memastikan operasional perusahaan lancar di depan, bukan di belakang," katanya.
Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar Jumat akihr pekan kemarin, pemegang saham Garuda Indonesia telah menyetujui penerbitan obligasi wajib konversi atau mandatory convertible bond (MCB) dengan nilai total maksimal Rp8,5 triliun dan tenor maksimal tujuh tahun yang wajib dikonversi menjadi saham baru begitu jatuh tempo.
Dengan persetujuan tersebut, maka perseroan sudah bisa melakukan diskusi lebih rinci mengenai pencairan MCB melalui pelaksana investasi dari Kementerian Keuangan yakni PT SMI.”Kita berharap bisa selesai secepatnya dan kami tentu saja berharap ini bisa diselesaikan sebelum akhir tahun," kata Irfan.
Agenda lainnya dalam RUPSLB adalah menyetujui perubahan direksi yakni direktur keuangan dan manajemen risiko Fuad Rizal. Posisi Fuad Rizal digantikan oleh Prasetio, yang pernah menjabat sebagai direktur utama Perum Peruri.”Saya sebagai direktur utama menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi dan kerja keras yang dilakukan Pak Fuad. Selama ini kita sudah jadi bagian dari satu tim dan selama beberapa bulan ini kita sudah jadi sahabat," kata Irfan Setiaputra.
Irfan meyakini Fuad akan menerima keputusan dengan lapang hati. Dia juga yakin ke depan karir Fuad masih cemerlang. Di sisi lain, Irfan mengatakan pengganti Fuad, Prasetio juga memiliki rekam jejak yang baik. Dirinya berharap Praesetio bisa meneruskan kinerja baik hingga mempercepat beberapa rencana restrukturisasi, negosiasi hingga pengelolaan keuangan yang lebih baik.
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…