Mitos soal Telur yang Salah Kaprah

Telur jadi pilihan makanan bagi banyak orang. Namun, di balik kepopulerannya, ada banyak mitos tentang telur yang tersebar di masyarakat. Telur dikenal sebagai salah satu sumber protein terbaik. Selain sebagai sumber protein, telur juga mempunyai banyak kandungan nutrisi lainnya yang diperlukan tubuh, mulai dari vitamin A, B5, B12, B2, D, E, K, B6, asam folat, fosfor, selenium, kalsium, dan seng. Namun sayang, di luar sana, banyak kesalahpahaman tentang telur yang beredar. Mulai dari cara mengonsumsi, penampilan, keamanan, hingga nilai gizi. Berikut beberapa mitos soal telur, melansir Insider.

Mitos 1: Telur mentah mengandung protein yang lebih baik daripada dimasak. Beberapa orang percaya bahwa telur mentah mengandung protein yang lebih bergizi daripada telur yang dimasak terlebih dahulu.

Kandungan protein dalam telur mentah adalah fakta. Namun, menelan telur mentah berisiko memicu masalah kesehatan lain. Dalam kondisi mentah, semua makanan termasuk telur, berpotensi mengandung bakteri Salmonella yang bisa memicu infeksi pada tubuh. Selain itu, ahli juga mengatakan bahwa tubuh manusia dapat menyerap hampir dua kali lipat protein dalam telur yang dimasak alih-alih yang dikonsumsi dalam kondisi mentah.

Mitos 2: Telur dengan warna gelap lebih bergizi

Warna telur tidak berhubungan dengan berapa banyak nutrisi yang terkandung di dalamnya. Jadi, Anda tak perlu membedakan telur dari segi warna cangkangnya.

Mitos 3: Tak sengaja makan kulit telur bisa berbahaya

Bukan hal yang tak mungkin bahwa cangkang telur bisa ikut masuk ke dalam adonan saat Anda memasak. Namun, bukan berarti itu berbahaya. Tak sengaja menelan cangkang telur mungkin hanya akan terasa tidak menyenangkan, tapi tidak berbahaya hingga menimbulkan masalah kesehatan tertentu. Kendati demikian, mengonsumsi cangkang telur dalam jumlah banyak dan besar berpotensi melukai kerongkongan.

Mitos 4: Bercak darah pada telur adalah tanda pembuahan

Bercak darah pada kuning telur bukan pertanda bahwa telur telah dibuahi dan akan menetas. Bintik merah umumnya menjadi tanda pembuluh darah yang pecah saat telur terbentuk dalam ayam betina. Namun, bintik-bintik merah ini terbilang jarang terjadi. Bintik merah juga bisa disebabkan oleh faktor genetik ayam dan kekurangan vitamin A. USDA menyebut, bercak darah juga tak berarti telur tidak aman untuk dikonsumsi. Pastikan Anda memasaknya dengan benar.

Mitos 5 Tak aman untuk mengonsumsi telur lewat dari batas tanggal konsumsi pada kemasan

Sebagian besar produsen mencantumkan batas tanggal konsumsi pada kemasan. Namun, bukan berarti lewat dari tanggal tersebut membuat telur menjadi rusak. Biasanya, jika disimpan di dalam lemari pendingin, telur akan tetap aman dikonsumsi selama empat hingga lima pekan setelah batas tanggal penggunaan dalam kemasan, meski dengan rasa yang kurang segar. Namun, Anda disarankan untuk membuang saat telur sudah menimbulkan bau busuk.

Mitos 6: Tali putih kecil pada kuning telur harus dilepas sebelum memasak

Terkadang, saat memecahkan telur, Anda akan menemukan benda kecil berwarna putih seperti tali yang menempel pada kuning telur. Untaian putih ini disebut dengan 'chalaze' yang membantu menahan kuning telur tetap berada di tempatnya. Melepaskan tali putih sebelum Anda memasaknya adalah opsional. Tali putih ini tetap aman saat telur dimasak dengan benar.

BERITA TERKAIT

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…

BERITA LAINNYA DI Kesehatan

Hadirkan Inspirasi Cinta Budaya Lokal - Lagi, Marina Beauty Journey Digelar Cari Bintangnya

Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, Marina Beauty Journey kembali hadir mendorong perempuan muda Indonesia untuk memaknai hidup dalam kebersamaan dan…

Mengenal LINAC dan Brachytherapy Opsi Pengobatan Kanker

Terapi radiasi atau radioterapi, termasuk yang menggunakan Linear Accelerator (LINAC) dan metode brachytherapy telah menjadi terobosan dalam dunia medis untuk…

Masyarakat Diminta Responsif Gejala Kelainan Darah

Praktisi kesehatan masyarakat, dr. Ngabila Salama meminta masyarakat untuk lebih responsif terhadap gejala kelainan darah dengan melakukan pemeriksaan atau skrining.…