NERACA
Jakarta – Dukung pengembangan bisnis anak usaha, PT Astra Graphia Tbk (ASGR) meningkatkan fasilitas pinjaman kepada PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) dari sebelumnya Rp 100 miliar menjadi Rp 200 miliar. Dana fasilitas pinjaman ini akan dimanfaatkan AXI untuk kebutuhan modal kerja. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan menyebutkan, transaksi afiliasi dengan anak usahanya tersebut telah disetujui dan ditandatangani oleh para dewan komisaris, yakni Presiden Komisaris Astragraphia Santoso, Komisaris Astragraphia Gunawan Geniusahardja dan Komisaris Independen Astragraphia Lukito Dewandaya. Dimana keputusan tersebut berlaku efektif pada 16 September 2020. Sebelumnya, perseroan memberikan fasilitas pinjaman kepada AXI sejumlah Rp 100 miliar. Transaksi afiliasi tersebut dilakukan sehubungan dengan kebutuhan modal kerja anak usaha tersebut. Fasilitas pinjaman ini berjangka waktu dua tahun sejak dilakukannya penandatanganan.
Saat ini, perseroan tengah mempersiapkan beberapa strategi untuk memasuki semester II-2020. Satu dari beberapa strategi yang diterapkan adalah diversifikasi pangsa pasar dan tingkatkan layanan paket solusi dokumen kepada pelanggannya. Presiden Direktur Astra Graphia, Hendrix Permana pernah mengatakan, strategi tersebut diiringi dengan perbaikan proses internal dengan penerapan teknologi dan digitalisasi agar perseroan tetap bisa beroperasi dan melayani pelanggan. Hendrix melanjutkan bahwa pihaknya juga berusaha untuk menjaga likuiditas arus kas perseroan. Hal ini dilakukan melalui efisiensi operation expense (opex).
Disampaikannya, perseroan juga akan lebih selektif dalam menggunakan anggarang belanja modal (capital expenditure/capex). Hingga Juni, 2020, perseroan telah menyerap belanja modal sebesar Rp 77 miliar. Kedepannya, Astra Graphia akan memprioritaskan penggunaan capex hanya untuk pengeluaran yang berkaitan dengan pendapatan. “Apabila penggunaan tidak selektif akan ada beban depresiasi di kemudian hari,” ujarnya.
Di tengah kondisi bisnis yang menantang, perseroan mencatatkan perbaikan kinerja perusahaan di kuartal II 2020 dibandingkan dengan kuartal I 2020. Perbaikan kinerja diindikasikan dari perbaikan pencapaian laba bersih perusahaan, pertumbuhan pendapatan bersih pada unit usaha solusi teknologi informasi, serta pertumbuhan unit terpasang pada unit usaha solusi dokumen.
Pertumbuhan ekonomi dan perdagangan global tahun 2020 masih belum sepenuhnya pulih dari gejolak ekonomi dan geopolitik yang berawal di tahun 2019. Tantangan bisnis di tahun ini juga diperkuat dengan adanya pandemi Covid-19 yang berpotensi menimbulkan gejolak ekonomi yang lebih besar. Melalui penetapan inisiatif dan langkah-langkah strategis, Astragraphia mampu membukukan pendapatan bersih konsolidasian per 30 Juni 2020 sebesar Rp1.452 miliar, hanya turun 7% dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…
Fakta persidangan hasil pemeriksaan Zarof Ricar sebagai saksi mahkota dalam perkara suap vonis bebas Gregorius Ronald Tanur di Pengadilan Tipikor,…
Rumor mengenai potensi merger antara dua raksasa transportasi online, Grab Holdings Ltd. dan GoTo Gojek Tokopedia, kembali mencuat. Sejumlah sumber…
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…