Indo Premier Sekuritas Tingkatkan Kepercayaan Investor dengan Edukasi

 

 

NERACA

 

Jakarta - PT Indo Premier Sekuritas menyelenggarakan IPOT Online Gathering yang merupakan kegiatan aktivasi untuk memberikan edukasi dan informasi kondisi pasar modal terkini kepada para nasabah Indo Premier.

 

Head of Marketing IPOT dari PT Indo Premier Sekuritas, Paramita Sari menegaskan tujuan utama kegiatan daring ini adalah meningkatkan kembali kepercayaan diri para investor untuk kembali berinvestasi di pasar modal di masa pandemi Covid-19.

 

"Kepercayan diri investor perlu dibangun di tengah kelesuan perekonomian dunia. Salah satunya dengan mengupgrade ilmu dari pakarnya. Melalui acara ini Indo Premier ingin membekali nasabah dengan pengetahuan yang baru," tandasnya, seperti dikutip dalam keterangannya, Sabtu (25/7). 

 

Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah Adiwarman Karim membahas pasar modal syariah dan peluangnya di masa kini dan mendatang dengan menguraikan kondisi pasar modal syariah di tengah pandemi, tantangan investasi pasar modal syariah di tahun 2020 dan peluang investasi pasar modal syariah di masa new normal.

 

"Kita harus seyakin-yakinnya bahwa hidup ini ada yang mengatur. Kehidupan itu ada yang ngatur yakni Allah. Yang penting itu tidak boleh berhenti melakukan kebaikan. Mau keadaan susah atau bagus harus tetap investasi karena investasi itu salah satu kebaikan. Mau ada duit atau tidak ada duit tetap harus investasi," tandasnya mengawali paparannya mengurai 5 strategi memburu berkah di tengah wabah.

 

Adapun kunci memburu berkah di tengah pandemi selanjutnya yakni jujur agar dapat trust dari orang lain dan juga cerdas dalam memilih instrumen apa saja yang cocok dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

 

Ia menjelaskan investor perlu cerdas dalam mencari dan memilih emiten. Ia lantas menyarankan untuk memilih perusahaan-perusahaan yang selama pandemi Covid-19 ini bisa beralih dengan cepat untuk menjual produknya secara online, memilih perusahaan yang bisa menghasilkan produk yang berbeda, dan memilih perusahaan yang berani menggunakan infrastruktur yang berbeda untuk berkembang.

 

Adapun dua kunci yang terakhir yakni terus mencari berkah dan berterima kasih. Karena hidup itu dari keberkahan maka kalau sudah untung dalam investasi jangan lupa untuk bersedekah dan karena kesuksesan itu juga karena orang lain maka perlu berterima kasih pada manusia yang lain.

 

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Indef Bhima Yudhistira Adhinegara mengulas kondisi pasar modal yang mendukung strategi investasi investor di masa pandemi dengan menelisik situasi global dan domestik di masa pandemi, kebijakan fiskal yang memengaruhi pasar modal dan tren investasi paska pandemi.

 

Situasi di Indonesia memang masih emergensi, apalagi kurva Covid-19 masih naik dan recovery krisis di era new normal masih sangat tergantung pada kecepatan dalam penangangannya.

 

Ia berpandangan bahwa dari sisi makro tidak menutup kemungkinan terjadi koreksi IHSG, khususnya pada saham-saham BUMN yang non-keuangan. Tetapi kalau mau membaca dengan teliti maka saat ini sebenarnya ada beberapa saham yang justru bukan saham-saham blue chip mengalami kenaikan wajar di tengah pandemi Covid-19. 

 

"Ketika melihat laporan keuangannya, analisis fundamentalnya dan korelasinya dengan makro ekonomi, ternyata ada saham-saham yang performanya relatif masih oke di tengah pandemi Covid-19," tandasnya.

 

Adapun sektor-sektor yang menjadi primadona ketika terjadi krisis seperti sekarang, sambungnya, yang jelas yang go digital. Semua yang berkaitan dengan digital sedang booming.

 

Secara lebih konkret ia merinci bahwa sektor yang akan menjadi primadona yakni yang terkait internet dan hosting, termasuk di dalamnya informasi dan komunikasi. Kemudian ada juga sektor makanan dan minuman.

 

"Meskipun ada kontraksi dari beberapa retail yang menjual makanan dan minuman, tetapi orang cenderung membutuhkan makanan dan minuman karena di Indonesia ini ada lebih dari 260 juta penduduk dan kelas produktifnya cukup banyak. Prospeknya masih cukup bagus," jelasnya. 

 

Sektor kesehatan pun menurutnya masih menjadi primadona. Satu hal yang cukup menarik terkait ini, kesehatan ternyata punya turunannya sampai ke level sport atau olahraga, seperti sepeda dan aksesoris sepeda. 

 

Sektor berikutnya yakni yang berkaitan dengan otomotif dan elektronik. Otomotif mengarah ke otomotif ramah lingkungan. Artinya, elektronik dan mobil listrik akan membutuhkan baterai yang jumlahnya cukup besar. Karena itu, kebutuhan energi ke depan ini bukan hanya oil, tetapi juga baterai. Khusus nikel, pungkasnya, akan menjadi industri yang booming paska pandemi.

 

BERITA TERKAIT

Laba Bersih PT Timah Melesat Tajam 295%

NERACA Jakarta – Kuartal pertama 2025, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kenaikan laba bersih dan pendapatan. Dimana emiten tambang dan…

Penjualan Buyung Poetra Terkoreksi 27,0%

NERACA Jakarta -Emiten produsen beras ternama merek ‘Topi Koki’,  PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI)  mencatat penjualan bersih sebesar Rp365,3…

Kapitalisasi Pasar BEI Sepekan Tumbuh 2,33%

NERACA Jakarta -PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kapitalisasi pasar saham sepekan kemarin mengalami kenaikan sebesar 2,33% menjadi Rp11.831 triliun…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Fasilitas Ibadah di Hunian Modern - Gubernur Jakarta Resmikan Masjid Jakarta Garden City

Melengkapi fasilitas ibadah bagi penghuninya, perusahaan properti PT Jakarta Garden City menghadirkan masjid Jakarta Garden yang diresmikan langsung Gubernur Jakarta…

Permintaan Hunian Premium Tinggi - Summarecon Mutiara Makassar Buka Tahap Tiga

Perusahaan pengembang properti, Summarecon kembali memperkenalkan hunian premium keluarga terbarunya yang berada di kawasan Summarecon Mutiara Makassar (SMM). Berlokasi strategis…

Perluas Jaringan Ritel - TCL Indonesia Perkuat Sinergi dengan Mitra Dealer

Genjot pertumbuhan penjualan dan penetrasi pasar di Indonesia lebih luas lagi, TCL, pemimpin global dalam teknologi elektronik dan produk pintar…