Debut Perdana di Pasar Modal - Saham Boston Furniture Catatkan Oversubscribed

NERACA

Jakarta – Minat pasar mengkoleksi saham IPO di tengah pandemi Covid-19 saat ini masih tinggi, apalagi bila perusahaan memiliki fundamental dan prospek bisnis yang cukup menjanjikan. Tengok saja, penawaran saham perdana PT Boston Furniture Industries Tbk (SOFA) yang mencatatkan kelebijan permintaan atau oversubscribed lebih dari 100 kali.

Selain itu, pada debut perdananya di pasar modal perdagangan saham emiten furniture ini dibuka naik 10 poin ke level 110 dari harga pembukaan awal sebesar Rp 100 per lembar saham. Tingkat kenaikan hanya 10% tersebut karena saham SOFA dicatatkan dalam papan akselerasi, yaitu emiten dengan ast skala kecil dan skala menengah.

Direktur Utama Boston Furniture Industries, Hardy Satya mengatakan, penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham perseroan yang digelar pada 30 Juni-1 Juli 2020 telah mengalami oversubscribed saham pooling yang mencapai lebih dari 100 kali. “Dari penawaran yang telah dilakukan, terlihat antuasias dari masyarakat untuk dapat berinvestasi di saham kami,” ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dalam aksi penawaran umum tersebut, perseroan menawarkan 400 juta lembar saham atau sekitar 24,24% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga per saham yang ditawarkan sejumlah Rp 100, sehingga dana yang terhimpun dari masyarakat sebanyak Rp 40 miliar. Selain itu, perseroan juga menerbitkan waran dengan perbandingan 1:1 sebagai insentif bagi para investor yang turut membeli saham perseroan.

Kemudian, dana dari hasil penawaran umum tersebut rencanan akan dipergunakan perseroan sekitar 19,44% untuk belanja modal berupa penambahan infrastruktur dan fasilitas dalam rangka ekspansi di lini bisnis, yakni produksi mebel berbahan dasar kayu dan produk kayu lainnya, berbahan dasar logam secara massal. Infrastruktur yang dimaksud di sini antara lain adalah penambahan area produksi, kantor dan berbagai fasilitas pendukung di lokasi pabrik saat ini.

Sekitar 41,67% akan digunakan untuk belanja modal terkait dengan pembelian mesin-mesin dalam menunjang kegiatan produksi oerseroan. Mesin-mesin yang dimaksud disini adalah mesin potong kayu yang menggunakan teknologi laser-cutting, mesin tempel edging, mesin CNC bandsaw, dan mesin plywood molder.

Lebih lanjut, sekitar 16,67% akan digunakan oleh perseroan untuk pembukaan showroom baru yang berfungsi untuk pemajangan contoh produk-produk perseroan, sehingga dapat meningkatkan brand awareness dan penjualan, serta sekitar 13,89% digunakan untuk pembelian perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk pembangunan platform penjualan online. Perangkat keras yang dimaksud disini adalah server, sementara itu perangkat lunak yang dimaksud merupakan software pendukung.“Sedangkan sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja dan pengembangan usaha. Modal kerja yang dimaksud disini adalah pembelian bahan baku dan bahan penunjang, biaya operasional, dan biaya pemasaran,” ujar dia.

Hardy menambahkan bahwa dengan tercatatnya saham perseroan di BEI, pihaknya meyakini dapat mengembangkan Boston Furniture Industries, sehingga bisa menjadi produsen furnitur yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kedepannya, perseroan berencana untuk memperluas pangsa pasar dengan cara meningkatkan kapasitas serta efisiensi produksi serta melakukan inovasi secara terus menerus pada produk furnitur yang dihasilkan.

Sebagai informasi, dalam pelaksanaan penawaran umum perdana tersebut, perseroan menggandeng PT Danatama Makmur Sekuritas yang bertindak sebagai lead underwriter atau penjamin pelaksana emisi efek. Boston Furniture Industries menjadi emiten tercatat ke-31 di tahun 2020 dan ke-695 secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Divestasi Tol Semarang-Demak - PTPP Sebut Dua Investor Strategis Berminat

NERACA Jakarta – Dalam rangka upaya penyehatan keuangan, efisiensi dan juga perkuat struktur modal, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah…

Teladan Prima Agro Bagi Dividen Rp158,77 Miliar

NERACA Jakarta- Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Teladan Prima Agro Tbk. (TLDN) menyetujui untuk membagikan dividen sebesar Rp158,77…

Merger dengan Smartfren - EXCL Sebut Baik Bagi Industrti dan Operator

NERACA Jakarta- Wacana soal merger PT XL Axiata Tbk (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) kembali menguak, membuat Presiden…