NERACA
Jakarta – Pandemi Covid-19 memberikan sentimen negatif terhadap pencapaian kinerja keuangan PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA). Pasalnya, emiten pemilik jaringan restoran Pizza Hut mencatatkan penurunan signifikan pada laba bersih di kuartal pertama 2020 sebesar 84,95% menjadi hanya Rp 6,04 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun sebelumnya berhasil membukukan laba bersih sekitar Rp40,18 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasikan di Jakarta, kemarin.
Sebaliknya dari sisi penjualan berhasil tumbuh 5,91% secara tahunan menjadi Rp955,64 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Perseroan pun terlihat tak mampu melakukan efisiensi tercermin dari kenaikan beban pokok penjualan dan beban penjualan masing-masing 11,15% yoy menjadi Rp324,94 miliar dan 8,84% yoy menjadi Rp567,3 miliar. Apalagi, pendapatan operasi lain perseroan ikut melorot 10,1% yoy menjadi Rp11,58 miliar.
Penjualan dari makanan masih menjadi penopang bisnis perseroan dengan omzet sebesar 92,72% dari total pendapatan sebelum dikurangi potongan penjualan. Selanjutnya dari segmen geografis, penjualan di area Jakarta masih jadi kontributor utama sekitar 41,03%, diikuti Jawa dan Bali sekitar 30,01% dari total penjualan periode tersebut.
Kata Direktur Sarimelati Kencana, Jeo Sasanto seperti dikutip bisnis, walaupun di Indonesia kasus Covid-19 baru ditemukan di awal Maret, dampak penurunan pengunjung ke gerai restoran perseroan sudah dirasakan mulai bulan Januari tahun ini,”Terutama di daerah turis, seperti Bali, Batam, Yogyakarta dan Manado sehingga banyak inovasi dan promosi yang kita lakukan di kuartal satu untuk mempertahankan penjualan,” ungkapnya.
Selain itu, perseroan mencermati banyak tambahan investasi dan biaya yang berkaitan dengan protokol kesehatan tambahan yang harus dikeluarkan demi memastikan keamanan dan kesehatan tim pendukung, pemasok dan pelanggan. Adapun, berdasarkan sumber laporan keuangan, emiten yang tergabung dalam Grup Sriboga Raturaya tersebut mencatatkan peningkatan liabilitas 32,55% menjadi Rp1,02 triliun dibandingkan dengan periode akhir tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh kenaikan liabilitas jangka pendeknya yang naik hingga Rp628,6 miliar.
Total ekuitas perseroan pun meningkat tipis 0,59% menjadi Rp1,35 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan mencapai angka Rp2,37 triliun, naik 12,24% dibandingkan dengan periode akhir tahun lalu. Terakhir, kas dan setara kas perseroan tercatat merosot 50,26% secara tahunan menjadi Rp147,61 miliar. Beberapa bulan lalu, perseroan melakukan buyback saham atau pembelian kembali saham beredar yang ada di publik sebesar Rp 60 miliar pada periode 17 Maret 2020 sampai 16 Juni 2020.
Aksi korporasi ini dilakukan karena serangan penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang signifikan, kondisi ekonomi regional dan global yang juga mengalami tekanan dan perlambatan yang diakibatkan, antara lain, penyebaran wabah virus Covid-19.
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Modus penipuan mengatasnamakan bank yang makin beragam membuat PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) terus memperkuat perlindungan keamanan dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR), PT Hyundai Motors Indonesia berkolaborasi dengan Grab Indonesia dan…
Modus penipuan mengatasnamakan bank yang makin beragam membuat PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia) terus memperkuat perlindungan keamanan dan…
Di kuartal pertama 2024, PT PP Presisi Tbk (PPRE) berhasil meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang Anugerah BUMN Awards ke-13…