Ganti Sistem Kapitalis Jadi Ekonomi Syariah

NERACA

Jakarta - Ekonomi kapitalis dinilai memunculkan ketidakadilan dan juga membuat kesenjangan ekonomi yang semakin meluas di beberapa negara. Untuk itu, Indonesia sudah saatnya mengubah sistem tersebut menjadi sistem ekonomi syariah. 

Wakil Presiden Ma'ruf Amin, menilai sistem ekonomi syariah layak menggantikan sistem ekonomi kapitalis yang bertumpu pada bunga. "Sistem ekonomi syariah yang bebas dari riba atau bunga dinilai layak untuk menjadi sistem ekonomi alternatif menggantikan sistem ekonomi kapitalis," kata dia, saat menyampaikan orasi ilmiah secara virtual di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Selasa (23/6). 

Dia menjelaskan sistem ekonomi kapitalis telah menjadi sistem ekonomi global yang diterapkan di banyak negara. Setelah diketahui ada dampak ketidakadilan dalam sistem tersebut, lanjut dia, para ahli ekonomi kemudian mencari sistem alternatif untuk mengoreksi sistem kapitalis itu.

"Setelah terbukti dampak negatif yang ditimbulkan dari sistem ekonomi kapitalis itu, para ahli ekonomi melakukan upaya-upaya untuk merumuskan sistem ekonomi alternatif yang bisa mengoreksi dampak buruk sistem ekonomi kapitalis itu," katanya.

Sistem ekonomi kapitalis semakin menunjukkan dampak negatif dengan munculnya ketidakadilan ekonomi, sehingga kesenjangan ekonomi di kalangan masyarakat semakin terlihat jelas, katanya.

"Sistem ekonomi kapitalis, yang bertumpu pada sistem bunga, dinilai sama dengan sistem ekonomi ribawi yang berkembang pada zaman Jahiliyah, yang kemudian ketika Islam datang dikoreksi secara mendasar," kata dia.

Oleh karena itu, dalam perkembangannya, ekonomi syariah hadir sebagai alternatif bagi masyarakat yang menginginkan adanya prinsip-prinsip agama Islam dalam kegiatan perekonomian.

"Umat Islam semakin sadar bahwa sistem ekonomi kapitalis, yang selama ini menjadi sistem ekonomi global, cenderung membawa ketidakadilan. Hal ini medorong kesadaran umat Islam untuk menerapkan ajaran agamanya terutama dalam bidang ekonomi," ujarnya.

Tahan Krisis

Sebelumnya, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menyampaikan dampak wabah Covid-19 pada keuangan syariah Indonesia lebih minimal dibandingkan sejumlah negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Sejumlah indikator menunjukkan Indonesia masih bisa tumbuh lebih baik.

Direktur Pendidikan dan Penelitian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat menyampaikan, kinerja sektor keuangan syariah Indonesia lebih baik. Khususnya dalam indikator indeks pasar modal syariah juga pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). "Memang semua negara terdampak, tapi kondisi Indonesia masih lebih baik," kata Emir.

Informasi tersebut tertuang dalam laporan yang diluncurkan KNEKS bersama DinarStandard terkait dampak Covid-19 kepada keuangan syariah di mayoritas negara-negara OKI. Laporan ini menyajikan analisis data dan perspektif dari para pelaku industri beserta analisis di 12 negara OKI yang merepresentasikan 87 persen aset keuangan syariah global.

Laporan yang dapat diunduh di laman Salaam Gateway ini menunjukkan kondisi 12 negara Islam dari Negara-negara Teluk (GCC), Asia Tenggara, Afrika, dan Asia Tengah. Mulai dari Turki, Arab Saudi, Pakistan, Iran, Uni Emirate Arab, Bangladesh, Indonesia, Nigeria, Bahrain, Oman, Malaysia, dan Brunei. 

Di dalamnya menyajikan data Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020 di negara-negara OKI yang diproyeksi merosot. Semua negara merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhannya. Seperti Turki yang proyeksinya turun jadi -5 persen dari semula tiga persen.

Arab Saudi juga merevisi pertumbuhan negatif 2,3 persen dari proyeksi awal 1,9 persen. Iran memproyeksikannya turun jadi -6 persen dari semua 0 persen. Sementara Indonesia masih diproyeksi tumbuh positif minimal 0,5 persen dari proyeksi awal 5,1 persen. bari

 

BERITA TERKAIT

PREDIKSI BANK DUNIA DAN OECD: - Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya 4,7 Persen

  Jakarta-Bank Dunia dan OECD memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,7 persen pada 2025. Berdasarkan Global Economic Prospects edisi Juni 2025,…

USULAN KENAIKAN PAJAK RUMAH TAPAK: - Ekonom : Keadilan Sosial Bukan Dilahirkan dari Tarif, Tapi Kepedulian

 NERACA Jakarta - Apakah rumah tapak hanya boleh dimiliki oleh orang kaya? Pertanyaan ini mengemuka menyusul wacana yang disampaikan Wakil…

KEMISKINAN MENINGKAT SIGNIFIKAN: - BPS Perlu Ubah Rumusannya Sesuai Bank Dunia

  Jakarta-Penasehat ekonomi Presiden Prabowo di Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf menekankan bahwa sudah saatnya garis kemiskinan nasional…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

PREDIKSI BANK DUNIA DAN OECD: - Pertumbuhan Ekonomi 2025 Hanya 4,7 Persen

  Jakarta-Bank Dunia dan OECD memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh 4,7 persen pada 2025. Berdasarkan Global Economic Prospects edisi Juni 2025,…

USULAN KENAIKAN PAJAK RUMAH TAPAK: - Ekonom : Keadilan Sosial Bukan Dilahirkan dari Tarif, Tapi Kepedulian

 NERACA Jakarta - Apakah rumah tapak hanya boleh dimiliki oleh orang kaya? Pertanyaan ini mengemuka menyusul wacana yang disampaikan Wakil…

KEMISKINAN MENINGKAT SIGNIFIKAN: - BPS Perlu Ubah Rumusannya Sesuai Bank Dunia

  Jakarta-Penasehat ekonomi Presiden Prabowo di Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Arief Anshory Yusuf menekankan bahwa sudah saatnya garis kemiskinan nasional…