Danai Operasional Bisnis - Jaya Ancol Raih Pinjaman Rp 300 Miliar

NERACA

Jakarta – Danai pengembangan bisnisnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mengantongi pinjaman senilai Rp 300 miliar dari PT Bank DKI. Teuku Sahir Syahali, Direktur Utama Jaya Ancol dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, fasilitas kredit Rp 300 miliar merupakan tambahan dari kerja sama yang sama di tahun 2019 yang telah di sampaikan pada surat tanggal 13 September 2019 sehingga seluruhnya menjadi Rp 600 miliar.

Disebutkan, kedua pihak menandatangani fasilitas kredit ini pada Rabu (20/5). Transaksi fasilitas pinjaman ini merupakan transaksi afiliasi karena Jaya Ancol dan Bank DKI memiliki pemegang saham mayoritas yang sama. Ancol mengungkapkan bahwa fasilitas pinjaman ini akan menunjang operasional Jaya Ancol.

Berdasarkan laporan keuangan PJAA, fasilitas kredit Bank DKI yang dikucurkan pada 6 September lalu memiliki suku bunga 7,75%. Pinjaman Rp 300 miliar ini memiliki tenor 24 bulan atau akan jatuh tempo 20 September 2021. Pada akhir Maret, sisa pinjaman yang tercatat di laporan keuangan sebesar Rp 150 miliar.

Di kuartal pertama 2020, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk membukukan pendapatan sebesar Rp 218,83 miliar. Nilai ini menyusut 17,93% pendapatan Rp 266,64 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan menjelaskan, penurunan pendapatan ini terjadi karena menurunnya pendapatan dari beberapa segmen bisnis terutama dari penjualan tiket.

Emiten pengelola kawasan wisata Taman Impian Jaya Ancol ini menyebutkan, pendapatan dari tiket dan wahana wisata menyumbang sebesar Rp 150,41 miliar, pendapatan tiket pintu gerbang Rp 47,45 miliar, pendapatan dari hotel dan restoran sebesar Rp 17,52 miliar, dan pendapatan usaha lainnya Rp 51,25 miliar. Adapun beban pokok pendapatan dan beban langsung tercatat senilai Rp 140,80 miliar atau turun 3,77% dari periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp 146,32 miliar.

Sehingga perseroan memperoleh laba bruto sebesar Rp 78,03 miliar atau anjlok 35,14% ketimbang laba kotor Rp 120,31 miliar pada triwulan pertama 2019. PT Pembangunan Jaya Ancol juga masih menanggung sejumlah beban, seperti beban umum dan administrasi Rp 59,75 miliar atau tak jauh berbeda dengan kuartal pertama 2019 sebanyak Rp 59,19 miliar. Kemudian beban keuangan juga tercatat sebesar Rp 16,11 miliar dan beban pajak final sebesar Rp 2,65 miliar.

Alhasil, PJAA harus mencatat rugi yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp 10,37 miliar. Padahal, pada kuartal yang sama tahun sebelumnya Pembangunan Jaya Ancol masih membukukan laba bersih Rp 10,11 miliar. Sebagai informasi, adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19 memberikan dampak terhadap bisnis perseroan.

BERITA TERKAIT

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Kemana Jasa Marga dan PUPR? - Stasiun Whoosh Karawang Belum Beroperasi

Stasiun Kereta Cepat Whoosh Karawang hingga kini masih belum bisa digunakan sebagai tempat pemberhentian meski sebenarnya sudah rampung. Penyebabnya karena…

PGEO Beri Kesempatan Setara Bagi Perempuan

Dalam rangka memperingati hari Kartini dan mendukung kesetaraan perempuan, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) juga memberikan kesempatan yang luas…

Hasil Keputusan MK Hambat Penguatan IHSG

NERACA Jakarta -Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa yang dilayangkan pasangan calon (paslon) capres dan cawapres No.1 dan…