Moody's Pertahankan Peringkat Sritex Ba3

NERACA

Jakarta - Lembaga pemeringkat rating Moody's Investors Service mempertahankan peringkat PT Sri Rejeki Isman Tbk  (SRIL) atau Sritex di posisi Ba3. Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Moody melihat bahwa Sritex masih dapat mempertahankan pendapatan yang kuat dan pertumbuhan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA), didorong oleh ekspansi dan akuisisi kapasitas pabrik.

Margin yang kuat disebabkan operasional yang terintegrasi secara vertikal, keragaman basis konsumen, produk dan wilayah penjualan, profil leverage yang relatif stabil, likuiditas yang kuat, dan ekspektasi Moodys bahwa permintaan terhadap produk tekstil dan garmen menguat pada 2019 dan 2020. Sebagai informasi, sepanjang tahun 2018 kemarin, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan hingga US$1,02 miliar pada 2018 atau naik sekitar 35% secara year on year.

Pertumbuhan pendapatan yang tinggi setelah perusahaan selesai melakukan akuisisi dua perusahaan tekstil. Dua perusahaan yang diakuisisi yakni PT Primayudha Mandirijaya dan PT Bitratex Industries, di mana keduanya memiliki pasar ekspor. Corporate Communication SRIL, Joy CitraDewi pernah mengatakan, tahun ini pihaknya tetap mempertahankan porsi penjualan eskpor sebesar 58% - 60%. Bahkan, porsi penjualan ekspor tersebut lebih besar dari tahun lalu yang sekitar 56% – 58%.

Menurut Joy, hubungan dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) yang memburuk membuat SRIL masih berpotensi meraup pangsa pasar yang cukup besar dari AS.”Perang dagang antara AS dan China masih akan berdampak positif terhadap industri tekstil dalam negeri. Pangsa pasar Tiongkok cukup besar dan bisa digunakan sebagai kesempatan untuk penetrasi kepasar AS,” ungkapnya.

Joy menyebutkan, menguatnya rupiah tidak selamanya berdampak negatif bagi SRIL. Dengan penguatan rupiah, SRIL berharap permintaan dari dalam negeri bisa meningkat. Apalagi, saat ini porsi permintaan domestik emiten sektor tekstil dan garmen ini cukup besar, yakni dikisaran 40%-42%. “Rate valas juga tidak bisa dilihat per hari, harus rata-rata over all dalam setahun. Kami juga melihat rupiah bisa bagus untuk permintaan dalam negeri,” katanya .

Untuk target kinerja tahun 2019, SRIL belum mau buka-bukaan. Tahun lalu, SRIL menargetkan pendapatan tahun mencapai US$ 1,045 miliar dengan target laba bersih US$ 84 juta.

BERITA TERKAIT

PGN Gelar Pelatihan Teknisi BBG - Percepat Konversi Kendaraan Ramah Lingkungan

Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…

Gacor, BTN Jakarta Internasional Marathon Pecah Rekor

Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…

Jelang BTN JAKIM 2025 - Peserta Antusias Hadiri Pengambilan Race Pack

Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

PGN Gelar Pelatihan Teknisi BBG - Percepat Konversi Kendaraan Ramah Lingkungan

Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…

Gacor, BTN Jakarta Internasional Marathon Pecah Rekor

Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…

Jelang BTN JAKIM 2025 - Peserta Antusias Hadiri Pengambilan Race Pack

Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…