NERACA
Jakarta - Dalam rangka perkuat likuiditas, PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA) akan mencari modal di pasar lewat aksi korporasinya penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMDHMETD) atau rights issue. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Pada aksi korporasi yang merupakan Penawaran Umum Terbatas (PUT) ke XI ini, perseroan akan melepas 910,988 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham atau setara 14,29% dari modal disetor setelah rights issue. Perseroan membidik dana segar sebesar Rp 2 triliun dan nantinya, dana hasil rights issue akan digunakan untuk memperkuat permodalan dalam meningkatkan aktiva produktiv dalam bentuk kredit.
Sebagai informasi, tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 16,6% secara tahunan atau year on year (yoy). Direktur Bank Mayapada, Hariati Tupang mengatakan, kenaikan penyaluran kredit akan diikuti pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 15% yoy. "Sedangkan kenaikan aset pada 2018 diperkirakan sebesar 21% yoy,"ujarnya.
Disebutkannya, rencana bisnis tersebut sudah memperhitungkan penambahan modal dengan cara rights issue dan rencana penerbitan obligasi subordinasi antara Rp 2 triliun-Rp 3 triliun pada 2018. Menurut Hariati, rencana bisnis bank tidak ada perubahan dari awal 2018. Sementara Direktur Utama Bank Mayapada, Hariyono Tjahjarijadi optimistis, target tersebut bisa tercapai. Sebab, didukung sejumlah faktor seperti event Lebaran dan Asian Games yang diperkirakan menggerakkan ekonomi.
Dengan adanya event besar seperti Asian Games diharapkan bisa menggerakkan ekonomi minimal dari usaha kecil. Ini diperkirakan akan berdampak ke sektor rill. Tercatta di kuartal pertama, MAYA mencatat penurunan laba bersih sebesar 26,4% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 228 miliar.
Penurunan laba ini disebabkan oleh kenaikan biaya operasional sebesar 58% yoy menjadi Rp 484 miliar. Kenaikan biaya ini karena naiknya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) 122% yoy menjadi Rp 1,2 triliun. Cadangan kerugian ini naik untuk mengatasi rasio kredit bermasalah (NPL) yang juga naik. NPL Bank Mayapada pada kuartal I-2018 sebesar 3,69% atau naik 201 bps yoy.
Meskipun laba turun, tercatat pendapatan bunga bersih bank masih naik 8,98% menjadi Rp 716 miliar. Kenaikan pendapatan bunga bersih ini didorong oleh kenaikan kredit 20% yoy menjadi Rp 58,9 triliun. Diakui Hariyono Tjahjarijadi, pada kuartal I-2018, perseroan tidak mencapai target kinerja dan begitu juga di kuartal II juga tidak mencapai target.
Terkait kenaikan NPL pada kuartal I-2018, menurutnya disebabkan oleh pelemahan rupiah. NPL ini menurut Haryono tersebar merata di semua sektor seperti kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), komersial, properti, dan konstruksi. Bank Mayapada tengah berusaha mengatasi kenaikan NPL. Dengan realisasi kinerja kuartal I-2018 tersebut, total aset Bank Mayapada naik 19% yoy menjadi Rp 79,8 triliun. Saat ini, Bank Mayapada masuk kategori BUKU III dengan modal inti Rp 6,6 triliun dengan rasio kecukupan modal (CAR) 12,89%.
Menjaga kepercayaan investor dan juga memangkas beban utang, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaporkan telah menyelesaikan pelunasan atas Obligasi Berkelanjutan…
Banyak sudut rumah yang luput dari perhatian saat bersih-bersih. Padahal bisa menjadi tempat menumpuknya alergen, rambut, dan partikel mikroskopis yang…
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Menjaga kepercayaan investor dan juga memangkas beban utang, PT PP Presisi Tbk (PPRE) melaporkan telah menyelesaikan pelunasan atas Obligasi Berkelanjutan…
Banyak sudut rumah yang luput dari perhatian saat bersih-bersih. Padahal bisa menjadi tempat menumpuknya alergen, rambut, dan partikel mikroskopis yang…
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…