Usaha Ayam Crispy Untungnya kian Renyah

Bisnis ayam goreng crispy merupakan bisnis yang cukup menggiurkan. Saat ini, ayam goreng crispy banyak diburu penikmatnya. Tidak hanya di perkotaan, di pedesaan pun banyak orang yang menggemari makanan ini. Di samping rasanya enak, gurih, dan renyah, harganya juga sangat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga tidak mengherankan bila ayam goreng crispy menjadi menu favorit keluarga.

Nah, bagi Anda yang sampai saat ini belum juga diterima kerja, padahal sudah melamar ke sana kemari, coba saja bisnis yang satu ini. Peluang usaha ayam goreng crispy sangat menjanjikan keuntungan yang tinggi karena pangsa pasarnya masih sangat luas atau untungnya makin renyah.

Salah satu yang menawarkan usaha ini adalah Erik Rio Hutagaol yang mengusung brand Willys Fried Chicken di Bandung. Berdiri Januari 2017, satu bulan kemudian Erik resmi menawarkan kemitraan. Kini sudah ada 10 mitra di Bandung, Tasikmalaya dan Bekasi yang bergabung. Sementara gerai pusat ada 12 di Bandung.

Willys Fried Chicken menawarkan paket investasi senilai Rp 13,5 juta. Mitra mendapat booth, bahan baku ayam 20 kilogram (kg), tepung 8 kg, kemasan 100 pieces, peralatan usaha, sertifikat keanggotaan mitra, seragam, marketing tools dan pelatihan karyawan.

Kerjasama kemitraan ini berlangsung dua tahun. Setelah itu mitra cukup membayar Rp 250.000 untuk perpanjang kemitraan. Pusat tidak mengutip biaya royalti, hanya mitra wajib memasok bahan baku tepung ke pusat.

Menurut Erik, kelebihan Willys terletak pada rasa ayam yang mampu bersaing dengan merek ayam goreng lainnya dengan harga jual terjangkau. "Di antara banyaknya usaha ayam, baru Willys yang menyajikan dengan saus keju," ucap Erik.

Ada berbagai menu yang dijual Willys Fried Chicken, seperti paha bawah, sayap, dada, paha atas dengan tambahan nasi dan saus keju. Harga yang dibanderol untuk paha bawah dan sayap Rp 7.000 per potong, sementara dada dan paha atas Rp 8.500 per potong. Sementara nasi putih dihargai Rp 4.000 dan saus keju Rp 2.000.

Mitra ditargetkan menjual 6 ekor ayam per hari. Dari situ bisa mengantongi omzet Rp 4 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, mitra mendapat laba bersih 40% dari omzet per bulan. Mitra bisa balik modal sekitar delapan bulan.

Erik menyarankan mitra yang menjalankan usaha ini memilih lokasi di tempat strategis, seperti kampus, perumahan dan pusat keramaian. Luas tempat yang dibutuhkan cukup 2 meter x 2 meter dibantu oleh satu orang pegawai. 

BERITA TERKAIT

Brand-brand Pilihan Utama Konsumen Indonesia di Ajang Brand Choice Award 2025

  NERACA Jakarta - Penggunaan e-commerce di Indonesia terus mengalami lonjakan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengandalkan…

Delifru Utama Ditunjuk Jadi ATPM Mesin Kopi La Carimali

  NERACA Jakarta - PT Delifru Utama Indonesia ditunjuk sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mesin kopi asal Italia, La…

Produsen Air Mineral Sierra Raih Penghargaan Top Innovation Choice Award 2025

  NERACA Jakarta - Produsen air mineral kemasan asal Bandung, Sierra meraih penghargaan di ajang Top Innovation Choice Awards 2025…

BERITA LAINNYA DI Keuangan

Brand-brand Pilihan Utama Konsumen Indonesia di Ajang Brand Choice Award 2025

  NERACA Jakarta - Penggunaan e-commerce di Indonesia terus mengalami lonjakan seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin mengandalkan…

Delifru Utama Ditunjuk Jadi ATPM Mesin Kopi La Carimali

  NERACA Jakarta - PT Delifru Utama Indonesia ditunjuk sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mesin kopi asal Italia, La…

Produsen Air Mineral Sierra Raih Penghargaan Top Innovation Choice Award 2025

  NERACA Jakarta - Produsen air mineral kemasan asal Bandung, Sierra meraih penghargaan di ajang Top Innovation Choice Awards 2025…