Devy A Yheanne, Head of Corporate Affairs PT Kraft Foods Indonesia - Membantu Mewujudkan Mimpi Anak-anak

Belakangan ini, banyak anak-anak yang sangat mengidolakan para atlet, baik yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri, sebut saja Fabregas atau Bambang Pamungkas, selain mereka sehat, kaya, mereka juga terkenal.

NERACA

Apa jadinya jika hobinya berolah raga disinergikan ke dalam program perusahaan? Sejumlah program pengembangan olah raga berhasil di-maintainance menjadi kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Termasuk membantu mewujudkan mimpi para anak-anak Indonesia menjadi orang besar dan terkenal.

Itulah yang dilakukan Devy Yheanne, head of Corporate Affairs PT Kraft Foods Indonesia. Dirangkullah sejumlah tokoh olah raga nasional dan internasional untuk menjadi idola bagi anak-anak. Di tingkat nasional, ada  Adrianti Firasari (bulutangkis), Denny Sumargo (basket) dan Bambang Pamungkas alias Bepe (sepakbola). Atlet internasional yang dipilih adalah Ces Fabregas, kapten klub sepakbola Inggris Arsenal.

Digelarlah audisi Biskuat Macan Indonesia (BMI) 2010 yang bertanding dalam Festival sepakbola internasional bertajuk 20th Arsenal International Soccer Fertival yang diadakan 31 Juli – 8 Agustus 2010 di Th Royal Hollowway University Surrey, Inggris.

Tahun 2011, Devy ikut membidani Program Biskuat Laskar Fabregas. Ada 15 anak Indonesia yang terpilih untuk pergi ke London bertemu Fabregas yang ketika itu memimpin Arsenal dalam laga Liga Primier Inggris. 

Anak-anak usia sekolah dasar pun diberi panggung untuk berprestasi di bidang sepakbola melalui Biskuat Tiger Cup (BTC) 2011.  BTC 2011 merupakan kompetisi sepakbola anak-anak se Indonesia yang digelar di sejumlah kota. Pertandingan finalnya di Bali, disaksikan duta Biskuat Fabregas pada 20-23 Juni 2011. Juara BTC 2011 berhak ikut pelatihan di Soccer School Indonesia bersama Fabregas dan Bepe selama 10 hari.

“Melalui program ini, kami ingin membantu mewujudkan cita-cita anak Indonesia berprestasi di bidang olah raga sepakbola, bahkan ke tingkat internasional,” kata Devy.

Berhubung banyak menggiatkan olahraga sepakbola, Devy pun tak jarang menyempatkan diri menyaksikan pertandingan olah raga. Yang dia terkesan adalah saat menyaksikan atlet China yang tak memiliki kedua tangan, tapi berhasil menyabet medali emas di cabang renang dalam Paralimpiade 2012. Ngomong-ngomong, olah raga apa yang selalu dilakukan Devy. “Saya suka jogging,” ujarnya.

Mengidolakan Ibu

Kepada Neraca belum lama ini, Devy pun berbagi ilmu agar sukses dalam bekerja. “Love your works,” ujar perempuan berkacamata minus. Devy bergabung di PT  Kraft Foods Indonesia sejak 2008. Hingga sekarang jabatan yang diembannya sama, sebagai head  of Corporate Affairs. Salah satu bentuk cintanya pada pekerjaan, aneka macam produk Kraft dijadikan camilan wajib tiap hari.

Sebelumnya, alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) ini berlabuh di perusahaan operator air minum PT Thames Pam Jaya (TPJ) yang kini sudah berganti nama menjadi PT Aetra Air Jakarta sejak 2004 hingga 2008 dengan jabatan manajer PR. Untuk meningkatkan kapasitas intelektualnya, diraihnya program magister manajemen (MM) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) IPWI Jaya pada 1998.

Devy mengaku, etos kerjanya yang tinggi itu diilhami oleh sosok ibundanya. Dia mengakui sang ibu adalah sosok wanita tradisional, tapi sudah berpikiran maju di zamannya.  “Kalau saya ditanya siapa idola saya, kalau harus tokoh  atau orang besar, nggak ada, soalnya saya mengidolakan ibu saya sendiri, dan saya banyak belajar dari beliau,” tutur perempuan bertubuh jangkung ini. Namun sayang, dia enggan menyebutkan nama ibundanya itu.

Yang ia prihatin adalah, masih banyak kaum ibu terutama yang berkarir di luar, sulit menyisihkan waktu buat anak-anaknya. Sebagian para ibu sudah disibukkan dengan aktivitasnya di luar. Kalaupun di rumah, banyak bergaul dengan gadget atau ponsel pintarnya.

Agar tak banyak diganggu, para ibu memberi anak-anaknya mainan yang nyaris sama dengan yang dipunyai ibunya. Akibatnya, ungkap Devy, giliran sang anak yang mulai tak acuh dengan kehadiran ibunya di rumah. Sama-sama sibuk dengan dunianya masing-masing.  

Itu sebabnya, Devy dan timnya di kantor mengadakan program pemberdayaan ibu-ibu dan anak-anak balita melalui posyandu di kampung-kampung di Jakarta dan Jawa Barat. Program itu merupakan kerjasama dengan sebuah LSM Save The Children (STC) beberapa waktu lalu.  (bani saksono)

 

 

 

 

 

 

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…