Aktivis Masjid Yang Kini Menjabat Sebagai Menteri - Idrus Marham, Menteri Sosial Republik Indonesia

 

 

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham dilantik sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa. Perjalanan karier Idrus sebagai politisi dimulai tahun 1997 sebagai anggota MPR sebagai utusan golongan. Dia baru menjadi anggota DPR dari Partai Golkar sejak tahun 1999. Lalu, Ia mengundurkan diri sebagai anggota DPR periode 2009-2014 pada 8 Juni 2011 dan menjadi Sekjen Partai Golkar hingga akhirnya diangkat menjadi Menteri Sosial pada 17 Januari 2018 kemrin. Kendati telah memperoleh segudang prestasi di kancah politik. Tapi tidak dinyana, ternyata dulnya Idrus Marham adalah seorang Aktivis masjid.

Pria kelahiran Pinrang, Sulewesi Selatan, 14 Agustus 1962 ini sejak kecil terbilang anak yang berprestasi. Banyak prestasi dia peroleh dari kecil hinggga dewasa. Saking sibuknya, ia baru menikah dengan Ridro Ekasari pada usia 47 tahun.

Idrus termasuk anak yang dibanggakan oleh keluarganya. Meski dari daerah, ia membuktikan keberhasilannya. Selepas menamatkan pendidikan SMA, ia melanjutkan sarjananya di Falkultas Syari'ah, IAIN Alaudin, Makassar, Sulawesi Selatan. Sedangkan masternya diselesaikan di Falkultas Syari'ah IAIN Walisongo, Semarang, Jawa Tengah. Di tengah kesibukannya, dia juga kuliah di UGM, Yogyakarta. Bahkan gelar doktor ilmu politiknya diperoleh dengan predikat cumlaude.

Karier Idrus dimulai di Jakarta. Dia memulai sebagai dosen di beberapa perguran tinggi. Dia mengajar di Universitas Tarumanegara, Universitas  Islam Attahiriyah (UNIAT), dan Universitas 17 Agustus'45 Jakarta. Bahkan dia juga pernah menjabat sebagai Purek III UNIAT Jakarta tahun 1987-1992.

Setelah memiliki karier cemerlang di bidang akademis, Lima tahun berselang Idrus masuk dunia politik. Ia terpilih menjadi anggota MPR RI mewakili unsur pemuda. Dia memang aktif di berbagai kegiatan kepemudaan. Dia dikenal aktivis masjid, bahkan tercatat menduduki Ketua Umum Badan Komunikasi  Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI).

Kemudian ia melanjutkan karier politiknya dengan menjadi Wakil Koordinator Bidang Kompol LPP DPP Golkar tahun 2002.  Pada tahun yang sama, ia menjadi ketua umum DPP KNPI, Wasekjend PP AMPG, anggota dewan penasehat DPP AMPI tahun 2003, dan Wakil  Presiden World Assembly Of Youth (WAY) pada 2005.

Melalui Partai Golkar, ia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tiga periode berturut-turut, yaitu 1999-2004, 2004-2009, dan 2009-2014. Pada periode awal 2009-2014, Idrus masuk anggota Panitia Khusus Angket Century yang diragukan kapasitasnya, namun dia membuktikannya dengan keseriusaannya. Pada periode ini pula, Idrus memilih mundur dari anggota DPR.

Ia mundur ingin konsentrasi pada partai karena dipilih oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie untuk menjadi Sekjen Partai Golkar periode 2009-2014. Namanya makin menasional saat mengendalikan Partai Golkar. Dia sekjen pertama Golkar dari kalangan sipil, yang sebelumnya selalu dari kalangan militer. Pada munas berikutnya di Denpasar, Bali, dia dipilih kembali menjadi Sekjen Partai Golkar mendampingi Aburizal Bakrie periode 2014-2016.

Konflik Golkar mengharuskan partai ini menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) di Bali pada 2016. Pada Munaslub tersebut terpilih Setya Novanto sebagai Ketua Umum, Idrus Marham sebagai Sekjen, dan Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina untuk periode 2016-2019.

Konflik Golkar berakhir, Presiden Joko Widodo memberikan jatah kabinet untuk partai beringin ini. Pada 2018, Idrus Marham dilantik menjadi menteri sosial menggantikan Khofifah Indar Parawansa.

Usai dilantik, Idrus mengklaim sudah berencana segera bekerja dan mempelajari program-program Kementerian Sosial (Kemensos). “Saya akan mengidentifikasi sekaligus memahami kebijakan-kebijakan yang telah diambil Ibu Khofifah,” kata Idrus.

Politikus asal Pinrang, Sulawesi Selatan tersebut mengaku akan banyak belajar dari Khofifah dalam menahkodai Kemensos, terutama dalam hal program pengurangan kemiskinan. “Pengurangan kemiskinan ini tentu tidak secara tiba-tiba, ini adalah melalui proses pelaksanaan program-program yang dilakukan oleh pemerintah,” ujarnya.

Untuk pengurangan kemiskinan, Idrus berjanji akan melakukan percepatan kinerja Kemensos. “Ada akselerasi kerja/kinerja sesuai dengan filosofi kabinet ini, kerja, kerja, kerja,” ujarnya.

Dia juga berencana memastikan sinergitas antar-kementerian/lembaga dalam program pengurangan kemiskinan. “(Pengurangan) kemiskinan tidak semata-mata di Kementerian Sosial, tetapi tanggung jawab dan harus sinergi dari keseluruhan unsur-unsur dan elemen lembaga yang ada,” ujar dia lagi.

Seperti diketahui, Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga miskin di Indonesia per September 2017 mencapai 26,58 juta orang atau 10,12 persen dari total jumlah penduduk. Pada 2018, pemerintahan Jokowi menargetkan angka kemiskinan bisa ditekan hingga 9,5 persen. Berdasarkan analisis Bappenas, penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah 10 persen itu merupakan target berat. Oleh karenanya Idrus punya tugas berat untuk menurunkan angka-angka itu.

BERITA TERKAIT

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…

BERITA LAINNYA DI

Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah

  Yudi Candra  Pakar Membaca Wajah  Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…

Tanamkan Cinta Tanah Air dan Bela Negara

Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…

Selamatkan Masa Depan 250 Ribu Siswa Keluarga Ekonomi Lemah

KCD Wilayah III‎ Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc    Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…