Trend Deflasi Bisa Dongkrak Indeks Saham 4000

NERACA

Jakarta – Momen deflasi yang terjadi dalam dua bulan berturut-turut, Maret (0,32%) dan April (0,31%), tampaknya menjadi katalis besar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melejit tajam. Bahkan pekan lalu, sempat mencetak rekor indeks tertinggi 3.849.

Walau pada Rabu (4/5)IHSG naik tipis 1,060 poin (0,02%) ke level 3.814,928, kondisi bursa domestik itu  sempat diramaikan oleh aksi ambil untung (profit taking). Menurut ekonom Danareksa Research Purbaya Yudhi Sadewa, keberhasilan indeks BEI mencetak rekor tertinggi pada pekan lalu sangat berpeluang kembali terjadi lagi dan dimungkinkan mampu tembus di level 4000.

“Jika terus kondusif, IHSG dapat menembus level 4.000 dan ini menjadi bursa Asia yang menguat tinggi,”katanya kepada Neraca di Jakarta, Rabu (4/5).

Menurut dia, peluang indeks mampu mencapai level 4.000 dalam jangka pendek sangat sulit diwujudkan. Pasalnya, perilaku latah investor lokal mengambil untung masih sangat mempengaruhi pergerakan indeks dan asing biasanya lebih mengakumulasi saham. Intinya, naik turunnya indeks ini dinilai biasa karena profit taking yang merupakan jangka pendek dan juga sentimen pasar bursa. Sedangkan untuk jangka panjangnya, ada kemungkinan IHSG bisa mencapai posisi 4.000. “Saya memprediksi dalam satu bulan ini ada peluang ke arah sana (level 4.000),” tandasnya.

Hal senada juga diungkapkan analis sekuritas Joseph Pangaribuan. Dimana untuk jangka pendek, menurut dia, IHSG diprediksi berada di kisaran 3.700-3.800. “Saya kira masih belum mencapai level 4.000 karena aksi ambil untung yang dilakukan investor,” ucapnya.

Menyinggung soal, KTT ASEAN dan Forum investasi internasional OPIC (Overseas Private Investment Corporation), lanjut Purbaya, tidak mempengaruhi pergerakan IHSG karena nantinya yang dilihat adalah hasil dan implementasi di lapangan. “Tergantung dari hasil pertemuan nanti. Ini kan tergantung political will pemerintah karena masih banyak PR yang harus dituntaskan. Seperti kepastian hukum, korupsi, harmonisasi aturan, infrastruktur, dan akses keuangan,” tegasnya.

Baik Purbaya dan Joseph, keduanya juga menegaskan, dengan dua agenda tersebut, merupakan sinyal bahwa investor asing mulai ‘melirik’ Indonesia dengan serius. Oleh karena itu, jangan disia-siakan momentum penting tersebut. dan otoritas bursa, dalam hal ini Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), agar emiten maupun pialang saham (broker) tukang goreng harus dikeluarkan dari bursa supaya investor yang benar-benar ingin masuk pasar modal tidak dirugikan.

Selain itu, pihak otoritas bursa harus mengetatkan pasar supaya sempurna. Artinya, informasi terhadap investor seperti laporan dan kinerja keuangan emiten di pasar modal harus di-publish tepat waktu, dan juga, jika terdapat kesalahan laporan keuangan harus segera direvisi serta diumumkan. “Kemudian informasi terkait volume perdagangan harus tetap terbuka. Dengan begitu akan tercipta pasar efisien,” tambah Joseph.

Sementara pengamat ekonomi Indef, Prof. Dr. Ahmad Erani Yustika menilai, kontribusi deflasi dinilai kecil perannya memberikan pengaruh terhadap pergerakan indeks pasar modal. Pasalnya, yang mempengaruhi indeks hanya ekspektasi pelaku ekonomi, politik dan ketahanan nasional. Dia juga berpendapat, pasar modal kontribusinya bagi ekonomi masih kecil. “Pengaruh pasar modal tidak terlalu besar,karena sumbangan pasar modal hanya sekitar 20% dari total sektor keuangan.otoritas bursa mesti banyak disosialisasikan ke masyarakat,”tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Perencanan Pembangunan Nasional (Bapenas) mengungkapkan, trend deflasi tahun ini akan segera berakhir pada bulan Mei setelah dua kali mencatatkan deflasi, yakni sebesar 0,32% pada Maret dan 0,31% (April). iwan/ardi/bani

 

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…