Hujan lebat mengawali Sabtu (11/2) pagi di kawasan Puncak Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Usai hujan reda, matahari mulai menampakkan diri di ufuk timur.Sinarnya yang perlahan mulai terang menjadi pertanda dimulainya aktivitas di kawasan destinasi libur akhir pekan favorit warga Jakarta ini.
Namun 'aura' berbeda terasa di akhir pekan kali ini. Tak ada lagi suara-suara klakson mobil yang bersahutan, ataupun teriakan lantang penjual gemblong dan tahu Sumedang.
Tak ada antrean mobil berpelat B di jalan-jalan raya menuju wilayah vila pun ada yang berbeda pada akhir pekan kali ini. Jalanan Puncak Cipanas tak ramai dilintasi kendaraan. Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 09.00 WIB, jalanan Cipanas Puncak terlihat lengang, kosong, bak jalan utama di Jakarta waktu Idul Fitri. Tertutupnya Jalan Raya Puncak akibat longsor Senin (5/2), membuat akses favorit dari Jakarta ke Puncak Cipanas terputus. Cipanas yang bergantung pada kunjungan warga Jakarta di akhir pekan, kini layaknya "kota mati".
Menyusuri jalan di Puncak Cipanas yang biasa dilalui pelancong domestik dari Jakarta dan sekitarnya. Perjalanan dimulai dari kawasan Ciloto menuju Pasar Cipanas.Di Ciloto, kawasan dataran tinggi dengan banyak villa di kanan-kiri, jalanan hanya dilewati sepeda motor warga lokal dan angkutan umum.
Tak cuma Cipanas, Cimacan dan dan Sindang Laya yang mengandalkan pariwisata dengan banyaknya hotel di kiri dan kanan jalannya juga terlihat lengang. Tak terlihat bus pariwisata dan mobil pribadi pelancong yang memadati jalanan di kawasan ini seperti biasanya.
Bisa berdiri di tengah jalan untuk mengambil foto tanpa menghalangi atau diprotes pengendara yang melintas.Titik terakhir yang dikunjungi adalah pusat kemacetan Pasar Cipanas. Pertigaan penghubung Kabupaten Cianjur dan Bogor, aktivitas pasar, dan terminal bayangan angkutan umum jadi kombinasi paling pas dalam menimbulkan kemacetan.
Akan tetapi hal tersebut tak terjadi akhir pekan ini. Seperti jalanan lain di Puncak Cipanas, aspal hanya dilintasi sepeda motor warga sekitar dan angkot. Bahkan angkot bisa berlama-lama mengetem di depan Pasar Cipanas tanpa diklakson mobil-mobil berpelat B.Berdasarkan pengamatan tak hanya aktivitas di jalanan Puncak Cipanas yang mati. Sektor usaha juga lumpuh di akhir pekan ini.
Penginapan, baik hotel ataupun villa tak memiliki pengunjung pascalongsor. Okupansi penginapan di Puncak Cipanas berada di titik nadir."Sudah enam hari, dari tanggal lima, hanya terisi satu kamar. Sekarang weekend tidak ada sama sekali, biasanya ada saja tamu," kata Buldan Supiandi, Banquet Supervisor Hotel Indo Alam.
Sebagai perbandingan, Buldan mengatakan di hari kerja biasanya hotel bintang dua di Sindang Laya itu memiliki okupansi sepuluh hingga lima belas persen. Pada akhir pekan bisa mencapai angka lima puluh persen.Hal sama dialami Talita Mountain Resort di kawasan Ciloto. Penginapan ini biasanya memiliki okupansi 40 persen pada hari kerja dan di atas 70 persen pada akhir pekan."Zero. Setelah bencana, nol pengunjung," ujar Marketing Manager Talita Mountain Resort Andy Noverico
NERACA Jakarta - Vila mewah Xerana Resort siap untuk dibangun di kawasan Pantai Pengantap, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dengan luas…
NERACA Jakarta – Caffè Vergnano 1882, salah satu merek kopi paling bergengsi dari Italia, resmi membuka outlet pertamanya di Indonesia, menandai…
NERACA Jakarta - Selebriti Mikha Tambayong didaulat menjadi duta pariwisata Taiwan pertama di Indonesia. Dihadapan para awak media Mikha menceritakan…
NERACA Jakarta - Vila mewah Xerana Resort siap untuk dibangun di kawasan Pantai Pengantap, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dengan luas…
NERACA Jakarta – Caffè Vergnano 1882, salah satu merek kopi paling bergengsi dari Italia, resmi membuka outlet pertamanya di Indonesia, menandai…
NERACA Jakarta - Selebriti Mikha Tambayong didaulat menjadi duta pariwisata Taiwan pertama di Indonesia. Dihadapan para awak media Mikha menceritakan…