NERACA
Jakarta – Dalam rangka mendanai pengembangan bisnisnya dan termasuk refinancing, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) berencana menerbitkan notes berdenominasi dollar Amerika Serikat. Sebelum merealisasikan rencana itu, manajemen BYAN akan meminta persetujuan atas transaksi material tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BYAN yang akan di selenggarakan Rabu (23/8) mendatang. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (1/8).
Notes tersebut akan diterbitkan oleh anak perusahaan BYAN melalui penawaran kepada investor di luar wilayah Indonesia. Surat utang ini akan dicatatkan pada Singapore Exchange Securities Trading Limited. Selain itu, juga untuk pemberian jaminan perusahaan (corporate guarantee) atau bentuk jaminan lainnya oleh perusahaan maupun anak perusahaan untuk menjamin penerbitan notes oleh penerbit.
RUPS tersebut juga mencari persetujuan atas rencana BYAN maupun anak perusahaan untuk memberikan jaminan perusahaan (corporate guarantee) dan atau menjaminkan seluruh atau sebagian besar harta BYAN. Hal itu dalam rangka menjamin kewajiban dan atau utang BYAN.”Termasuk pihak-pihak lainnya terkait dengan rencana pembiayaan BYAN di masa yang akan datang, yang akan dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,”kata Chin Wai Fong, Direktur Utama BYAN.
Sebagai informasi, perseroan mempersiapkan penerbitan surat utang senilai US$ 600 juta atau senilai Rp 8,06 triliun. Hal itu ditandai dengan pendirian anak usaha di Singapura yang khusus mengurusi surat utang tersebut. Disebutkan, nilai peerbitan Notes tersebut lebih besar dari 50% atau sebesar 318,9% dari ekuitas perseroan yaitu Rp2,52 triliun berdasarkan laporan keuangan. Dana hasil penerbitan Notes ini akan dipergunakan untuk pembiayaan kembali utang perseroan dan modal kerja serta keperluan korporasi lainnya dari perseroan dan anak perusahaan.
BYAN mendirikan anak usaha bernama BR1 PTE LTD dengan jumlah modal disetor 100 saham senilai US$ 100. Kegiatan anak usaha ini antara lain untuk pemberian jaminan, pemberian dan peminjaman uang baik dalam bentuk surat utang atau lainnya. Notes ini berjangka waktu tujuh tahun sejak diterbitkan yaitu pada tahun 2024 dengan bunga sebesar-besarnya 10% per tahun.
Pada tahun ini, Bayan menargetkan volume penjualan batu bara sebesar 16 juta-18 juta ton, 23%-38% lebih tinggi dibanding volume penjualan 2016 sebesar 13 juta ton. Perseroan berencana untuk fokus pada produksi di Tabang yang merupakan tambang batu bara kalori rendah berbiaya rendah. Serta merencanakan pengembangan proyek tambang PT Teguh Sinarbadi, PT Firman Ketaun Perkasa dan PT Wahana Baratama Mining yang akan memasuki area penambangan baru dengan rasio pengupasan tanah yang lebih tinggi.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025 hingga Rp30 miliar.…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Karya Bersama Anugrah Tbk. (KBAG) bakal melanjutkan ekspansi proyek ke wilayah…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/6) sore ditutup menguat di tengah pelaku…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) menganggarkan dana belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025 hingga Rp30 miliar.…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, emiten properti PT Karya Bersama Anugrah Tbk. (KBAG) bakal melanjutkan ekspansi proyek ke wilayah…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (17/6) sore ditutup menguat di tengah pelaku…