Pencapaian Kuartal Pertama - KAEF Bukukan Pendapatan Rp 1,19 Triliun

NERACA

Jakarta - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meraih pendapatan sebesar Rp1,19 triliun hingga periode 31 Maret 2017 atau naik tipis jika dibandingkan dengan pendapatan Rp1,13 triliun di periode sama tahun sebelumnya. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Perseroan mencatatkan beban pokok penjualan naik menjadi Rp845,69 miliar dari beban pokok penjualan Rp789,48 miliar dan laba bruto naik tipis menjadi Rp352,26 miliar dari laba bruto Rp349,17 miliar. Laba usaha turun menjadi Rp61,99 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya yang Rp67,64 miliar karena kenaikan beban usaha menjadi Rp320,92 miliar dari Rp298,41 miliar.

Kenaikan beban keuangan menjadi Rp16,25 miliar dari Rp8,29 miliar membuat laba sebelum pajak turun menjadi Rp45,73 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang mencapai Rp59,35 miliar. Laba tahun berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp29,19 miliar turun dari laba Rp41,99 miliar hingga Maret 2016. Total aset per 31 Maret 2017 mencapai Rp4,48 triliun turun dari total aset per 31 Desember 2016 yang sebesar Rp4,61 triliun.

Tahun 2017, perseroan menargetkan penjualan sekitar Rp 7 triliun atau meningkat 13% dibandingkan dengan perkiraan realisasi Rp6,2 triliun pada 2016. Direktur Utama Kimia Farma, Rusdi Rosman pernah bilang, perseroan berharap penjualan dapat mencapai lebih dari target itu. “Kalau laba tahun depan, saya kurang hafal, tapi yang jelas bisa lebih bagus dari tahun 2016 sekitar Rp350 miliar,”ungkapnya.

Sebagai pengingat, berdasarkan laporan tahunannya, Kimia Farma sebelumnya memproyeksikan penjualan sekitar Rp5,75 triliun pada 2016 atau tumbuh 18,39% dibandingkan dengan realisasi Rp4,86 triliun pada 2014. Selain itu, emiten berkode saham KAEF itu menyatakan memproyeksikan laba bersih Rp268 miliar pada 2016.

Menurutnya, penjualan perusahaan ditopang oleh sejumlah lini usaha. Salah satunya adalah penjualan garam farmasi dimana pembangunan pabrik itu di Watudakon, Jombang, Jawa Timur telah diselesaikan oleh Kimia Farma. Selain itu, penjualan perusahaan juga bakal ditopang oleh penjualan obat di apotek. Rusdi mengatakan Kimia Farma menambah lebih dari 100 apotek pada 2016. Selain itu, perusahaan juga membangun banyak klinik kesehatan untuk menopang pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Untuk mendukung berbagai target perusahaan itu, Kimia Farma berencana menganggarkan belanja modal sekitar Rp1,2 triliun pada 2017 atau lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran Rp1 triliun pada 2016.

 

BERITA TERKAIT

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…