NERACA
Jakarta - Di kuartal pertama 2025, PT Prima Andalan Mandiri Tbk. (MCOL) mencatatkan penyusutan laba bersih 77,60% secara tahunan (year-on-year/YoY). Dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin disebutkan, MCOL mencatatkan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$7,51 juta. Angka itu jauh menyusut dari torehan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$33,55 juta.
Tren penurunan laba bersih MCOL pada kuartal satu terjadi sejak 2023. Ketika itu, MCOL mencatatkan penyusutan laba bersih 26,03% menjadi US$72,86 juta dari US$91,83 juta pada kuartal I/2022. Penyusutan ini terus berlanjut pada kuartal I/2024. Saat itu, MCOL mencatatkan laba bersih US$33,55 juta, turun 53,95% dari torehan kuartal I/2023 sebesar US$72,86 juta. Artinya, pada kuartal I/2025 ini MCOL mencatatkan torehan laba terendah sejak 2022.
Adapun, penurunan laba bersih MCOL pada kuartal I/2025 ini mengutip laporan keuangan perusaahaan, sejalan dengan merosotnya pendapatan perseroan menjadi US$142,88 juta. Angka itu menyusut 27,66% dibandingkan dengan pendapatan pada kuartal I/2024 sebesar US$197,52 juta.
Di samping itu, beban pokok pendapatan MCOL turut turun 0,99% menjadi US$7,97 juta pada kuartal I/2025. Hanya saja, beban penjualan perseroan membengkak 28,66% dari US$1,29 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$1,67 juta pada kuartal I/2025.
Selain itu, beban umum dan administrasi perseroan turut memperberat kinerja positif perseroan, dengan meningkat 3,96% YoY. Terlebih lagi, beberapa segmen usaha MCOL melesu pada 3 bulan pertama 2025. Pendapatan perseroan dari segmen tambang batu bara melesu 32,71% dari US$167,21 juta pada kuartal I/2024 menjadi US$112,51 juta pada kuartal I/2025.
Tidak hanya itu, segmen pelayaran bahkan merosot 92,05% menjadi US$190.566 pada kuartal I/2025 dari US$2,39 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akan tetapi, segmen kontraktor tambang bertumbuh 8,12% YoY. Dengan beragam penyusutan yang terjadi pada kinerja perseroan kuartal I/2025, aset MCOL retak 0,03% menjadi US$758,91 miliar pada akhir Maret 2025, dari sebelumnya US$759,21 miliar pada Desember 2024.
Sejalan dengan itu, liabilitas perseroan juga turut turun 4,15% menjadi US$170,13 juta pada akhir Maret 2025. Akan tetapi, ekuitas perseroan justru meningkat 1,21% menjadi US$588,78 miliar pada Maret 2025.
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…