NERACA
Jakarta - Tahun ini menjadi tahun terberat bagi kinerja keuangan PT United Tractors Tbk (UNTR) ditengah belum pulihnya harga komoditas dunia. Emiten produsen alat berat ini masih membukukan raport merah, kendatipun pemerintah tengah menggenjot sektor infrastruktur belum mampu mendongkrak kinerja perseroan.
Namun demikian, perseroan masih menaruh optimis penjualan alat berat pada tahun depan akan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal itu seiring dengan menggeliatnya bisnis pertambangan dan harga batu bara yang diperkirakan akan meningkat. Untuk penjualan Komatsu sendiri, Direktur Keuangan United Tractors, Iwan Hadiantoro memperkirakan, dapat menjual 2.100 unit pada tahun 2016. Sementara volume penjualan Komatsu sampai dengan bulan September 2016 baru mencapai 1.588 unit.”Kami masih optimis target itu akan tercapai. Dan untuk tahun depan seiring dengan naiknya komoditi, kami berharap penjualan Komatsu akan meningkat 10-15% bahkan akan mencapai 2.400 unit," ujarnya di Bogor, kemarin.
Jika penjualan itu tercapai, maka pangsa pasar (market share) bakal meningkat ke level 36% hingga 37%. Sementara saat ini market share menurun atau berada di level 33-34%.”Kami akui sejak tahun 2011 hingga 2015, market share kami terus mengalami penurunan sejalan dengan turunnya komoditi. Pada tahun depan, kami percaya komoditi akan kembali bergairah, sehingga penjualan kami meningkat dan market share sebesar 36-37% akan kami raih. Level market share itu sudah pernah kami raih di tahun 2013 lalu, dan kami ingin mengulang kembali," ucapnya.
Untuk menggapai target tersebut, UNTR bakal meningkatkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun depan sekitar 10-20%. Artinya, dana capex yang dianggarkan perusahaan pada tahun depan akan sebesar US$ 220-240 juta dari tahun sebelumnya sebesar US$ 200 juta. Selain itu, Iwan menambahkan, perseroan mendapat tantangan besar dalam menjual alat berat khusunya untuk konstruksi. Hal itu dikarenakan oleh banyaknya pesaing di industri ini.”Persaingan dalam penjualan alat berat khususnya untuk konstruksi itu lebih berat. Karena ada pemain dari Jepang seperti Kobelco, Hitachi, kemudian ditambah pemain-pemain kecil dari Korea," katanya.
Selain itu, UNTR berniat memperbesar kontribusi pendapatan dari bisnis non coal di tahun mendatang. Salah satu langkahnya adalah dengan masuk kedalam proyek pembangkit listrik. Saat ini perseroan tengah mengincar beberapa proyek pembangkit listrik yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Dua pembangkit di wilayah Kalimantan dan satu pembangkit di wilayah Bangka Belitung dengan nilai total kapasitas mencapai 900 Mega Watt (MW) di mana nilai investasi untuk ketiga proyek tersebut ditaksir mencapai Rp18triliun atau sekitar US$1,8 miliar.
Tingginya volatilitas harga batu bara memaksa perseroan memilih bisnis turunan dari batu bara untuk dapat men-generate pendapatannya. Kata Iwan Hadiantoro, saat ini ketiga proyek tersebut masih dalam proses bidding. Meskipun begitu perseroan tidak akan mengerjakannya seorang diri, rencananya United Tractor akan menggandeng beberapa perusahaan, baik lokal maupun asing untuk bersama-sama menggarap proyek tersebut dengan skema konsorsium."Kalau 1.000 Mega Watt itu nilai investasinya US$2 miliar. Skemanya konsorsium, baik itu perusahaan lokal atau China,"ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, untuk proyek pembangkit listrik lainnya perseroan juga tengah menggarap proyek pembangkit listrik bertenaga batu bara bertenaga 2x15 MW. Untuk proyek tersebut, juragan alat berat milik grup Astra ini sudah menyiapkan dana sekitar US$30 juta. Sebagai catatan, saat ini kontribusi pendapatan United Tractor dikuasai oleh bisnis di sektor batu bara, sementara untuk non batu bara sumbangannya baru mencapai 15%. (bani)
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…