Lentera Anak : Remaja Jadi Sasaran Industri Rokok

Lentera Anak : Remaja Jadi Sasaran Industri Rokok 

NERACA

Jakarta - Ketua Lentera Anak Lisda Sundari mengatakan, anak-anak dan remaja Indonesia menghadapi bahaya kecanduan nikotin sebab kalangan itu menjadi sasaran industri rokok untuk menjadi perokok baru."Iklan rokok yang marak di media-media banyak menampilkan gaya hidup remaja. Industri rokok sengaja membidik anak muda sebagai pasar," kata Lisda di Jakarta, Kamis (21/7).

Lisda mengatakan ancaman rokok harus dianggap sebagai bahaya laten karena dampak yang dirasakan akan muncul dalam waktu lama, sejak seseorang merokok hingga ketagihan dan akhirnya menderita sakit. Bahaya rokok akan lebih berdampak pada anak-anak karena semakin muda seseorang mulai merokok, maka dia akan semakin mudah untuk ketagihan dan sulit untuk berhenti merokok.

"Anak-anak kita yang saat ini sudah mulai merokok sejak usia 10 tahun akan menjadi generasi yang sakit-sakitan 15 tahun kemudian. Harus ada upaya nyata untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok," tutur dia.

Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 menunjukkan terdapat 20,3 persen remaja Indonesia berusia 13 tahun hingga 15 tahun yang merokok. Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar 2014 menyatakan perokok pemula remaja usia 10 tahun hingga 14 tahun pada 10 tahun terakhir naik dua kali lipat dari 9,5 persen pada 2001 menjadi 18 persen pada 2013. Salah satu yang membuat anak-anak tertarik untuk mulai merokok adalah iklan dan promosi rokok.

Data GYTS 2014 menunjukkan terdapat 60,7 persen anak-anak yang melihat iklan promosi rokok di toko-toko, terdapat 62,7 persen anak yang melihat iklan rokok di media serta terdapat 7,9 persen anak-anak yang mengaku pernah ditawari rokok oleh penjual rokok.

Karena itu, Lentera Anak mendesak pemerintah Indonesia untuk segera mengaksesi (meratifikasi) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok. Salah satu hal yang diatur dalam FCTC adalah tentang iklan, promosi dan sponsorship rokok.

"Lentera Anak berharap aksesi FCTC bisa menjadi kado pada Hari Anak Nasional 2016 yang akan diperingati di Mataram. Jutaan anak di 180 negara yang pemerintahnya sudah mengaksesi FCTC sudah mendapatkan perlindungan. Anak-anak Indonesia juga memiliki harapan yang sama," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak menunda lagi perlindungan anak-anak Indonesia dari bahaya rokok secara menyeluruh dengan segera mengaksesi Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) WHO."Dengan mengaksesi FCTC, maka Indonesia akan berkomitmen membuat aturan yang lebih ketat dan menyeluruh untuk melindungi anak-anak dari bahaya rokok," kata Lisda. Ant

 

BERITA TERKAIT

Naikkan Gaji Hakim, Prabowo: Negara Kita Kuat, Makmur, dan Kaya

NERACA Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa keputusan untuk menaikkan gaji hakim didasarkan pada keyakinannya bahwa Indonesia merupakan…

Pemerintah Tegaskan Kawal Proses Penyusunan RUU Hak Cipta

NERACA Jakarta - Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengawal proses penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Hak Cipta yang baru dengan melibatkan seluruh…

Polda Metro Jaya : Konflik Agraria Sering Berujung Tindakan Premanisme

NERACA Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra menegaskan bahwa maraknya konflik…

BERITA LAINNYA DI Hukum Bisnis

Naikkan Gaji Hakim, Prabowo: Negara Kita Kuat, Makmur, dan Kaya

NERACA Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyatakan bahwa keputusan untuk menaikkan gaji hakim didasarkan pada keyakinannya bahwa Indonesia merupakan…

Pemerintah Tegaskan Kawal Proses Penyusunan RUU Hak Cipta

NERACA Jakarta - Pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengawal proses penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Hak Cipta yang baru dengan melibatkan seluruh…

Polda Metro Jaya : Konflik Agraria Sering Berujung Tindakan Premanisme

NERACA Jakarta - Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra menegaskan bahwa maraknya konflik…