NERACA
Jakarta — PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) siap melakukan pembayaran bunga ke-13 obligasi berkelanjutan I perseroan tahap I-2010 seri B senilai Rp27,12 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk, Wan Razly Abdullah, pembayaran surat utang dengan tingkat bunga tetap tersebut akan dilakukan pada 29 Januari 2016. Adapun salinan bukti pembayaran bunga kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) akan disampaikan wali amanat pada hari pembayaran bunga.
Sebagai informasi, analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya pernah bilang, kinerja keuangan PT Bank CIMB Niaga Tbk diprediksi akan terus mengalami penurunan laba bersih sepanjang 2016. Alasannya, belum maksimalnya perbaikan Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet hingga September 2015."Sepintas terlihat turun karena laporan keuangan yang sudah ada, bukan "akan"," ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan laporan keuangan terdapat NPL yang harus dibenahi untuk mengembalikan raihan laba lebih positif. Non Performing Loan("NPL") bruto CIMB Niaga sebesar 3,17% per 30 September 2015. Laporan keuangan akhir tahun 2015 belum keluar. BNGA mencatatkan raihan laba bersih senilai Rp238,45 miliar (bank only) atau Rp265,31 miliar secara konsolidasi (unaudited).
Berdasarkan laporan keuangan Bank CIMB Niaga, raihan laba pada September 2015 ini turun 89,96% dibandingkan dengan laba September tahun lalu Rp2,37 triliun. "Namun NPL memang cukup tinggi, laporan keuangan yang sudah terlansir kan rugi kredit," katanya. Seperti diketahui, tahun ini memang bank CIMB Niaga membentukAsset Management Unit(AMU) untuk membantu menurunkan rasio kredit bermasalahnya. Dengan AMU, aset bermasalah yang dimiliki bank dibeli oleh perusahaan induk sehingga menurunkan rasio NPL. CIMB Niaga jual aset hampir Rp3 triliun.
Belum lama ini, perseroan telah memenuhi ketentuan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengenai penambahan jumlah saham yang beredar di publik (free float). Disebutkan, CIMB Niaga akan tetap memenuhi ketentuan BEI mengenai jumlah saham yang beredar di publik. Namun sayangnya, perseroan belum mau mengungkapkan lebih detail aksi korporasi penambahan jumlah saham dan termasuk soal rencana penambahan melalui dividen saham.
Sekadar informasi, CIMB Group Sdn Bhd memeluk 96,92% saham BNGA. Sementara saham publiknya hanya 3,08%. Maka untuk memenuhi ketentuan 7,5% free float, BNGA harus menambah minimal 4,42% saham publiknya. Sehingga kepemilikan CIMB Group Sdn Bhd nantinya akan berkurang menjadi 92,5%. Kata William Surya Wijaya, selama ini likuiditas saham BNGA tak terlalu bagus. Namun dengan adanya rencana penambahan free float, ia menilai saham BNGA akan jadi menarik. (bani)
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) menyetujui rencana membagikan…
NERACA Jakarta – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat data perdagangan saham sepekan kemarin tumbuh positif. Dimana kapitalisasi pasar BEI…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa modal asing keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025…