Dampak Crossing Saham - Transaksi Saham BCA Tembus Rp 1,4 Triliun

NERACA

Jakarta - Menutup perdagangan akhir pekan kemarin, transaksi saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) meningkat signifikan di pasar negosiasi. Berdasarkan data RTI, saham PT Bank Central Asia Tbk ditransaksikan mencapai Rp 1,4 triliun di pasar negosiasi. Harga saham yang ditransaksikan mencapai Rp 13.200 per saham atau naik 0,96%. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 26 kali.

Di pasar negosiasi, saham PT Bank Central Asia Tbk sempat sentuh level tertinggi Rp 13.500 per saham dan terendah Rp 13.044 per saham. Volume perdagangan saham sekitar 1,04 juta lot. Kemungkinan ada aksi crossing saham ini dibantu oleh PT UBS Securities Indonesia. Total transaksi saham oleh PT UBS Securities Indonesia mencapai Rp 3 triliun.

Di pasar reguler, saham PT Bank Central Asia Tbk ditransaksikan melemah 2,22% saham ke level Rp 13.200 per saham. Harga saham BBCA sempat berada di level tertinggi Rp 13.450 per saham dan terendah Rp 13.025 per saham. Total frekuensi saham 5.662 kali dengan nilai transaksi Rp 157 miliar.”Ada crossing saham itu bisa karena pemegang saham yang jual," ujar Analis PT First Asia Capital David Sutyanto di Jakarta, kemarin.

Pemegang saham PT Bank Central Asia Tbk per 30 September 2015 antara lain Farindo Investments (Mauritius) Ltd sebesar 47,15% dan publik kurang dari lima persen sebesar 50,84%. Sebelumnya analis Danareksa Sekuritas, Indrajati Suwono pernah bilang, pertumbuhan bisnis Bank BCA diproyeksi berkisar 8-9% tahun depan atau di bawah proyeksi bank-bank BUMN pada kisaran 13-15%.

Meski demikian, pertumbuhan kinerja keuangan BCA diprediksi tetap kuat. “Pertumbuhan kinerja keuangan perseroan akan didukung sejumlah keunggulan, dibandingkan bank lainnya. Hal ini bisa menjadi pendorong pertumbuhan kinerja keuangan dalam jangka menengah dan panjang,”ujarnya.

Danareksa Sekuritas menargetkan peningkatan pendapatan bunga bersih BCA menjadi Rp 35,29 triliun akhir 2015 dan menjadi Rp 39,46 miliar pada 2016, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 30,61 triliun. Laba bersih tahun 2015 dan 2016 diestimasi masing-masing mencapai Rp 18,06 triliun dan Rp 19,79 triliun, dibandingkan perolehan tahun lalu sebanyak Rp 16,48 triliun. (bani)

BERITA TERKAIT

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

Marak Kompetisi dan Edukasi Aktif - Investor Ritel Saham Bisa Tembus 7,5 Juta

NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Redmi A5: Hape Sejutaan Terbaik di 2025 dari Xiaomi

Kejar pertumbuhan penjualan smartphone dalam negeri, perusahaan produsen smartphone Xiaomi hadirkan produk baru Redmi A5 hadir di Indonesia dengan harga…

GOTO Realisasikan Buyback Rp1,79 Triliun

NERACA Jakarta –Sampai dengan April 2025, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) melaporkan telah menghabiskan dana sebesar Rp1,79…

Agung Podomoro Raup Penjualan Rp874,5 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatatkan kinerja positif di kuartal pertama 2025. Dimana perseroan…