Kinerja Sektor Akuakultur - El Nino Hambat Target Produksi Perikanan Budidaya

NERACA

Jakarta – Fenomena El Nino yang diprediksi akan bertahan sampai Desember 2015 diprediksi membuat target produksi perikanan budidaya akan tergerus. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan 17,9 juta ton produksi perikanan budidaya mulai dari jenis ikan, kerang sampai rumput laut. Namun dengan adanya fenomena el nino, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengaku target yang sudah dicanangkan akan sulit dicapai.

Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, hingga triwulan ke III/2015 produksi perikanan budidaya telah mencapai 10 juta ton. Namun, jumlah tersebut masih jauh lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama di 2014 yang mencapai 9,68 juta ton. Realisasi produksi perikanan budidaya 10 juta ton dengan prosentase yaitu udang 3,2 persen, rumput laut 73,7 persen dan ikan 23,04 persen.

“Meskipun pencapaiannya cukup baik dibandingkan dengan periode tahun lalu, akan tetapi fenomena el nino membuat produksi ikan budidaya akan terganggu,” ucap Slamet saat menjelaskan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam satu tahun di bawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti, di kantornya, Selasa (20/10).

Penurunan produksi, ditaksir oleh Slamet bisa mencapai 20-30 persen. Hal itu terjadi karena perikanan budidaya yang memanfaatkan air telah banyak yang mengering. Selain itu, fenomena el nino yang panjang juga membuat air lebih banyak mengandung NaCl atau garam. Hal itu tentu akan mempengaruhi produktifitas untuk mengembangbiakkan ikan. “Banyak waduk, danau dan setu yang jumlah airnya turun bahkan sampai 40 persen,” ucapnya.

Meskipun aktifitas budidaya perikanan yang sangat membutuhkan air namun sumber airnya telah mengering, pihaknya mencari jalan keluar agar target produksi perikanan budidaya tetap bisa mencapai target. Salah satunya dengan menggenjot produksi komoditas rumput laut. “Dalam suatu peristiwa pasti ada sisi positif dan negatifnya. Dalam hal ini, komoditas rumput laut akan mendapatkan peluang yang lebih besar karena daerah yang kering seperti dipesisir pantai bisa dimanfaatkan untuk memproduksi rumput laut,” tambah Slamet.

Berdasarkan data statistik perikanan budidaya KKP tahun 2010-2014, produksi perikanan budidaya meningkat sekitar 23 persen per tahun dengan komoditas yang mengalami peningkatan di atas 20 persen per tahun adalah rumput laut (27 persen), udang vaname (20 persen), patin (25 persen) dan lele (26 persen). Meningkatnya produksi rumput laut juga dibarengi dengan alokasi anggaran khusus untuk komoditas rumput laut. Dalam APBN 2016, Direktorat perikanan budidaya menganggarkan Rp330 miliar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi rumput laut nasional.

Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) di bawah kepemimpinan Menteri Susi Pudjiastuti mencatat beberapa pencapaian diantaranya nilai tukar pembudidaya ikan pada September 2015 mencapai 100,01 dari target sebesar 102. DJPB juga akan memberikan kurang lebih 100 juta ekor benih yang akan dibagikan kepada masyarakat di 2016. DJPB juga akan menyebarkan 20 juta ekor benih yang akan disebarkan ke perairan umum ataupun lingkungan dalam rangka restocking lokal. Selain itu, secara umum, hampir 70 persen anggaran DJPB dialokasikan untuk kepentingan pembudidaya.

Selain itu, DJPB juga memberikan bantuan pengembangan perikanan budidaya di perbatasan dan pulau terluar dengan memberikan bantuan untuk pengembangan perikanan sebesar Rp22,9 miliar. “Kami juga memberikan fasilitas Kolam Jaring Apung (KJA) di kabupaten terluar seperti di Simelue, Sangihe, Natuna, Talaud dan Merauke,” tukasnya.

Yang membanggakan lagi, sambung Slamet, saat ini KKP sudah bisa memonitoring reside dengan sistem online. Setidaknya sudah ada 19 Provinsi yang menggunakan sistem tersebut. “Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produk perikanan budidaya yang berdaya saing sehingga sampai dengan saat ini kita tidak menemukan produk perikanan yang terkena residu. Ini pencapaian yang cukup baik mengingat pada tahun lalu produk yang terkena residu mencapai 0,14 persen. Kalau dunia telah mengetahui kalau produk perikanan Indonesia peduli terhadap lingkungan maka daya saing produk kita akan jauh lebih tinggi lagi,” bangga Slamet.

Pihaknya juga mendorong pengembangan perikanan budidaya yang berbasis kawasan. Sebagai contoh di Kabupaten Pekalongan yang telah berhasil mengembangkan kawasan budidayanya dan berhasil meningkatkan perekonomian daerah, meningkatkan kesejahteraan dan menyerap tenaga kerja. “Kini di Pekalongan yang awalnya ada daerah rob dan kini bisa menghasilkan udang. Yang awalnya di daerah tersebut jumlah warga miskin mencapai 800 kepala keluarga, kini dengan berbudidaya tambak udang jumlah warga miskin berkurang drastis hingga menjadi 160 kepala keluarga,” pungkasnya.

BERITA TERKAIT

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…

BERITA LAINNYA DI Industri

Infrastruktur Pertanian Jadi Fondasi Terwujudnya Swasembada Pangan

NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…

Produksi Migas Terus Didorong

NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…

Pertemuan Menperin RI dan Wapres Brasil Perkuat Kerja Sama Sektor Industri

NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…