NERACA
Jakarta – Ekspansi bisnis PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam (ANTM) terus gencar di lakukan, teranyar perseroan sudah memulai operasi Oxygen Plant Nomor 5 yang merupakan bagian dari Proyek Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa (P3FP). Pembangunan Oxygen Plant Nomor 5 dilakukan oleh unincorporated consortium Daesung Industrial Gases Co. Ltd. Korea dan PT Koin Konstruksi Indonesia.
Dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin, Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengungkapkan, nilai kontrak EPC sebesar US$ 11 juta. Penyelesaian konstruksi Oxygen Plant Nomor 5 berjalan on time dengan zero accident. Pengoperasian Oxygen Plant Nomor 5 secara tepat waktu dan zero accident akan memastikan adanya pasokan oksigen yang memadai untuk kebutuhan proses pemurnian produksi feronikel.
Hal itu seiring dengan selesainya P3FP. Pendanaan pembangunan Oxygen Plant Nomor 5 berasal dari obligasi korporasi ANTAM yang diterbitkan pada 2011 yang lalu. Oxygen Plant Nomor 5 memiliki kapasitas 825 Nm3/h (O2). Di mana tingkat kemurnian mencapai 99,6%. Tujuan dibangun untuk menambah kapasitas pasokan oksigen yang sudah ada agar kebutuhan proses pemurnian produksi feronikel berkualitas tinggi alias low carbon ferronickel.
Pembangunan Oxygen Plant Nomor 5 merupakan Paket VII dari P3FP. Sampai dengan bulan Juli tahun ini, EPC progress P3FP telah mencapai 94,42 persen. Setelah selesai, P3FP akan meningkatkan kapasitas produksi feronikel Antam, dari sebelumnya 18-20 ribu TNi per tahun menjadi 27 ribu-30 ribu TNi per tahun. Tahun ini, PT Aneka Tambang Tbk untuk tetap menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue. Target dana yang bisa diraup Rp 5,3 triliun.
Disebutkan, jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 14.116.920.430 lembar atau setara 59,7%. Setiap pemegang 25 lembar saham berhak dapat 26-37 HMETD untuk membeli saham baru di harga Rp 371-535 per lembar. Harga saham emiten berkode ANTM itu sampai perdagangan kemarin ada di Rp 525 per lembar.
Pemerintah sebelumnya berniat memberikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 3,5 triliun kepada Antam. PMN ini diberikan pemerintah dengan cara menyerap saham baru yang menjadi hak pemerintah. Sebanyak 99,9% dana hasil aksi korporasi ini akan digunakan Antam untuk proyek pembangunan Pabrik Feronikel Halmamera Timur, yang mencakup pembangunan fasilitas pengolahan dan permunian serta infrastruktur pendukung.
Sementara sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja dan investasi lainnya. Antam akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 7 Oktober 2015. Jika tidak ada aral melintang, saham baru Antam akan dicatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Oktober 2015.
Di semester pertama tahun ini, penjualan Antam tumbuh 98% unaudit menjadi Rp 7,89 triliun dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Dijelaskan, kenaikan pendapatan itu dipicu dari peningkatan tajam penjualan emas. Emas masih tetap jadi komponen terbesar pendapatan Antam pada semester I 2015 yang mengkontribusikan Rp 5,65 triliun atau 72% dari total penjualan bersih. (bani)
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…
NERACA Jakarta– Dalam beberapa waktu terakhir, indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan tren penguatan seiring meredanya ketegangan dagang global, termasuk…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Surya Pertiwi Tbk memutuskan untuk membagikan dividen tunai kepada pemegang saham yaitu sebanyak…
NERACA Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan sedang melakukan penelaahan terhadap 28 perusahaan yang telah mengajukan pernyataan pendaftaran untuk…