NERACA
Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya membantah bahwa Indonesia sebagai salah satu negara penghasil emisi terbesar di dunia. "Itu tidak benar," kata Andi usai pembukaan Workshop International On Global Atmosphere Watch (GAW) di Jakarta, seperti dilansir laman Antara, Rabu (19/8)
Andi mengatakan, penghasil emisi terbesar adalah adalah negara-negara industri seperti Amerika, Tiongkok termasuk India. Andi menjelaskan, bahwa laju peningkatan emisi Indonesia hanya 0,174 ppm per bulan. Laju kenaikan ini tidak setinggi konsentrasi karbon dioksida (CO2) hasil pengukuran di Stasiun GAW Mauna Loa (USA).
Hasil pengukuran gas rumah kaca di Stasiun GAW Bukit Koto Tabang, Sumatera Barat selama 12 tahun terakhir sejak 2004 menunjukkan tren kenaikan CO2 secara linier, dari sekitar 372 ppm menjadi 397 ppm. Secara global kesepakatan nilai ambang batas emisi adalah sebesar 450 ppm. Terkait hal tersebut Pemerintah Indonesia berkomitmen melakukan upaya pengurangan Gas Rumah kaca (GRK) sebesar 26 persen melalui upaya sendiri atau 41 persen dengan dukungan internasional sampai 2020.
Untuk mendukung upaya tersebut, BMKG membangun lagi dua Stasiun GAW di Palu yang mewakili Indonesia bagian tengah dan di Sorong, Papua mewakili bagian timur. Fungsi utama Stasiun GAW adalah untuk melakukan pengamatan tingkat konsentrasi GRK. Keberadaan stasiun tersebut akan semakin memperkuat posisi Pemerintah Indonesia dalam memenuhi komitmen internasional untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Laporan World Resources Institute (WRI) di Washington DC menyebutkan Tiongkok sebagai negara penghasil emisi terbesar, lebih dari 10,26 miliar ton disusul Amerika Serikat dengan total 6,2 miliar ton. Lalu di peringkat ketiga adalah Uni Eropa dengan 4,3 miliar ton, India duduk di posisi keempat dengan emisi sebesar 2,4 miliar ton disusul Rusia dengan 2,2 miliar ton, dan Indonesia menjadi negara keenam penghasil emisi terbesar sebanyak 2,05 miliar ton
World Resources Institute (WRI) di Washington DC melaporkan emisi karbon dioksida (CO2) negara-negara di dunia sejak 1850 hingga 2011 lewat peta interaktif. Dilansir Daily Mail, Jumat (3/10), Tiongkok duduk sebagai negara penghasil emisi terbesar, lebih dari 10,26 miliar ton. India duduk di posisi keempat yang mengeluarkan emisi sebesar 2,4 miliar ton.
Sementara itu, Indonesia menghasilkan 2,05 miliar ton emisi, menjadikannya negara nomor enam penghasil emisi terbesar. Brasil duduk di peringkat ketujuh dengan 1,419 miliar ton. Total emisi CO2 dunia sebesar 46 miliar ton. Tahun 1990-an, sekitar dua pertiga dari emisi CO2 berasal dari negara-negara maju. Kini, emisi negara berkembang mulai meningkat.
Emisi negara maju tak bisa dibilang menurun. Amerika menjadi penghasil emisi terbesar kedua dengan total 6,2 miliar ton, sedangkan Uni Eropa di posisi kedua terbesar dengan 4,3 miliar ton. Lalu, Rusia menghasilkan 2,2 miliar ton emisi karbon. Jepang di posisi delapan dengan 1,17 miliar CO2. Sementara itu, Kanada berada di posisi kesembilan dengan 847 juta ton karbon, disusul Jerman berada di urutan ke-10 dengan 806 juta ton.