Pangkas Belanja Modal 50% - Charoen Pokphand Pasang Target Konservatif

NERACA

Jakarta – Seiring dengan lesunya pertumbuhan ekonomi memaksa produsen pakan ternak, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) bersikap konservatif dalam mematok target bisnis tahun ini. Dimana perseroan memangkas belanja modal dari tahun lalu Rp 3 triliun menjadi Rp 1,5 triliun atau turun 50% di tahun 2015.

Direktur Keuangan CPIN Ong Mei Siang bilang, penurunan belanja modal juga disebabkan permintaan untuk pakan ternak maupun anak ayam usia sehari (DOC) pada tahun ini belum menunjukkan pertumbuhan signifikan. Sementara dari kapasitas produksi, CPIN masih dapat memenuhi seluruh permintaan. Alhasil, "Capex tahun ini lebih banyak ke maintenance," ujar dia di Jakarta, kemarin.

Selain itu, CPIN masih memiliki sisa laba bersih tahun lalu yang bisa dijadikan sumber dana belanja modal. Perusahaan ini juga punya pinjaman sindikasi dari 15 bank senilai total US$ 400 juta. Bank yang terlibat menyalurkan kredit adalah Bank ANZ Indonesia, Bank Central Asia (BCA), Bank CIMB Niaga, Bank DBS Indonesia, Bank Mandiri, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore Branch Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, dan Rabobank Hong Kong.

Ada pula, Bank Mizuho Indonesia, Bank CTBC Indonesia, Aozora Asia Pasific Finance Limited, Chang Hwa Comercial Bank Ltd, Singapore Branch First Commercial Bank, Singapore Branch Land Bank of Taiwan, Singapore Branch dan Hua Nan Commercial Bank. Citibank bertindak sebagai koordinator tunggal dalam transaksi pinjaman sindikasi tersebut.

Pinjaman ini terdiri dari US$ 200 juta dan Rp 2,4 triliun dalam dua tahap. Pertama, fasilitas pinjaman berjangka lima tahun sebesar US$ 75 juta dan Rp 900 miliar. Kedua, fasilitas kredit bergulir lima tahun sebesar US$ 125 juta dan Rp 1,5 triliun. Sayangnya, hingga saat ini, CPIN baru memanfaatkan 30% dari pinjaman itu. Jadi, CPIN berupaya agar tidak menarik pinjaman lagi.

Kondisi sektor pakan ternak yang masih fluktuatif membuat CPIN sulit menentukan target. Pasalnya, harga bahan baku pakan ternak dan nilai tukar rupiah terus berubah. Seperti kondisi saat ini, harga komoditas sedang melemah. Sedangkan rupiah terus melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Makanya, CPIN belum berencana untuk menaikkan harga jual.

Maka mensiasati anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang bakal memicu beban bagi kinerja keuangan, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk berupaya mengurangi porsi pinjaman dalam mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Hal ini untuk mengurangi risiko kenaikan beban akibat adanya pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Ong Mei Siang mengatakan, perseroan telah menurunkan porsi utang dollar AS dari 55% di akhir tahun lalu menjadi 45% saat ini. Untuk menurunkan porsi utang dollar, CPIN melakukan refinancing utang dollar dengan pinjaman menggunakan mata uang rupiah,”Di masa akan datang tidak menutup kemungkinan porsi pinjaman mata uang asing akan lebih kecil lagi," ungkapnya.

Asal tahu saja, di kuartal pertama 2015, perseroan memiliki jumlah utang bank jangka pendek sebesar Rp 860 miliar. Sedangkan utang bank jangka panjang sebesar Rp 6,8 triliun. Meski kebutuhan dana pembelian bahan baku juga menggunakan dollar AS, perseroan belum berniat melakukan hedging. Ke depan CPIN berharap daya beli masyarakat semakin meningkat sehingga kondisi ekonomi juga mengalami perbaikan.

Kemudian berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), perseroan masih menyisakan dana untuk dividen. Dimana perseroan membagikan dividen Rp 18 per saham dengan total dividen CPIN Rp 295,16 miliar, setara 16,9% laba 2014. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Perluas Penetrasi Pasar - FKS Food Sejahtera Cetak Laba Rp34,93 Miliar

Di kuartal pertama 2025, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) mencatatkan penjualan bersih (netto) year on year AISA tumbuh sebesar…

Gandeng Kerjasama IsDB - BTN Syariah Siapkan Skema Pembiayaan Inovatif

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui unit usaha syariahnya, BTN Syariah menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan…

Ivoji Edukasi Mahasiswa Bijak Gunakan Pinjol

Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Perluas Penetrasi Pasar - FKS Food Sejahtera Cetak Laba Rp34,93 Miliar

Di kuartal pertama 2025, PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA) mencatatkan penjualan bersih (netto) year on year AISA tumbuh sebesar…

Gandeng Kerjasama IsDB - BTN Syariah Siapkan Skema Pembiayaan Inovatif

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) melalui unit usaha syariahnya, BTN Syariah menyatakan komitmennya untuk mendukung pemerintah dalam pembangunan…

Ivoji Edukasi Mahasiswa Bijak Gunakan Pinjol

Penggunaan pinjaman online (pinjol) oleh mahasiswa untuk kebutuhan kuliah ataupun hal lainnya tengah menjadi tren karena dinilai menjadi solusi pembiayaan…