NERACA
Jakarta – Guna mempermudah dalam pemasaran dan penjualan produk, PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) terus memperluas kantor cabang dan teranyar meresmikan kantor cabang baru di Energy Building Jakarta. Dengan demikian, Sritex kini memiliki lima kantor cabang di seluruh Indonesia. Dua berlokasi di Jakarta. Sisanya berada di Surabaya, Bali dan kantor pusat mereka di Surakarta / Solo.
Wakil Presiden Direktur Sritex, Iwan Kurniawan Lukminto mengungkapkan, pihaknya mengucurkan sekitar US$ 200.000 untuk menyewa ruang kantor. Dia berharap, pembukaan kantor baru dapat memperlancar kegiatan bisnis Sritex di Jakarta,”Kami ingin semakin mendekatkan diri kepada para investor, perbankan, dan juga pelanggan. Kami ingin membuktikan industri tekstil juga bisa berkembang pesat, bukan hanya sunset industri," kata Iwan di Jakarta, Senin (8/6).
Selama kuartal I - 2015, perusahaan tekstil dan garmen milik keluarga Lukminto itu membukukan penjualan sebesar US$ 166,74 juta atau naik 7,81% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar US$ 154,66 juta. Sementara itu, laba tahun berjalan tercatat sebesar US$ 14,84 juta, dibandingkan kuartal I - 2014 senilai US$ 13,31 juta.
Lebih jauh, Sekretaris Perusahaan Sritex Welly Salam mengungkapkan, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar tujuh hingga delapan persen hingga akhir tahun. Adapun pertumbuhan laba bersih diprediksi mencapai 11% sepanjang 2015,”Kami optimistis bisa mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan. Permintaan tekstil dan garmen terus meningkat, sampai kapasitas kami hampir tidak cukup," kata Welly.
Asal tahu saja, belum lama ini Sritex berinvestasi US$ 250 juta untuk membangun pabrik serat rayon. Investasi ini mereka lakukan untuk menekan impor rayon, bahan baku produksi tekstil. Pabrik serat rayon di Solo, Jawa Tengah itu berkapasitas produksi 80.000 ton serat rayon per tahun. Pembangunan pabrik tersebut telah berjalan, dan ditargetkan beroperasi pada 2016. "Ini Sritex secara grup yang membuat pabrik rayon ya, bukan Sritex yang sebagai emiten (PT Sri Rejeki Isman Tbk)," terang Iwan S. Lukminto.
Saat ini 50%, bahan baku tekstil Grup Sritex masih mengandalkan pada impor. Manajemen Sritek berharap, pasca pabrik serat rayon beroperasi, porsi ketergantungan bahan baku impor berkurang jadi 20%. Asal tahu saja, salah satu bahan baku yang diimpor adalah katun dari Brazil.
Untuk diketahui, SRIL memiliki tiga pabrik di Jawa Tengah, yaitu di Sukoharjo, Solo dan Semarang. Kapasitas produksi perusahaan itu adalah spinning 566.000 bales yarn per tahun, finishing 120 juta yard fabric per tahun, weaving 120 juta meter greige per tahun dan garmen sebesar 14 juta pieces per tahun. Tahun ini, manajemen emiten berkode saham SRIL mengalokasikan dana belanja modal US$ 104 juta. Dana itu untuk memperbesar kapasitas produksi, yang baru bisa dinikmati di tahun 2016 mendatang. (bani)
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
Di tengah gelombang besar pengembangan kecerdasan buatan global, hadir sebuah inovasi dari Indonesia yang mengusung semangat personalisasi: Monpai.id. Bukan sekadar…
NERACA Jakarta – Berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyetujui membagikan dividen…
NERACA Jakarta -Ramaikan pasar IPO di 2025, calon emiten yang bergerak di bidang distribusi alat kesehatan PT Diastika Biotekindo Tbk…