NERACA
Jakarta –Meskipun tahun lalu PT Mustika Ratu Tbk (MRAT) mencatatkan penurunan penjualan sebesar 21,84% menjadi Rp 358 miliar dibandingkan 2012 sebesar Rp 458 miliar, rupanya tidak menjadi alasan bagi perseroan untuk tidak siap menghadapi persaingan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2015.
CEO PT Mustika Ratu Tbk, Putri K Wardani mengatakan, menghadapi MEA pihaknya telah siap dan mengaku telah didukung pula oleh peraturan yang dibuat oleh Kementerian Perdagangan,”Kita siap dan telah didukung dengan kebijakan pemerintah seperti Peraturan Menteri Perdagangan No.70/2013 yang mengharuskan gerai-gerai penjualan di lokal baik tradisional maupun modern, untuk menjual 80% produk Indonesia,”ujarnya di Jakarta, Selasa (26/8).
Dirinya mengatakan, pemerintah harus mendorong perusahaan-perusahaan yang produknya dijual di Indonesia untuk membuka pabrik atau fasilitas d Indonesia. Diharapkan, ke depannya pihak-pihak yang terkait dapat bekerja sama dengan produsen-produsen lokal dengan cara contract money featuring dan langkah itu yang harus di lakukan perseroan bersama pemerintah
Kata Putri, ke depannya hal tersebut diperlukan untuk terus meningkatkan perekonomian Indonesia. Sebagai informasi, PT Mustika Ratu Tbk mencatatkan penurunan kinerja penjualan tahun 2013 karena terkendala masalah distribusi. Pada 2013, distributor perseroan tidak memperluas daerah pemasarannya. Akibatnya membuat target penjualan perusahaan yang berdiri pada 1978 ini tidak tercapai. Pada tahun lalu, Mustika Ratu membukukan penurunan penjualan sebesar 21,84% menjadi Rp 358 miliar dibandingkan 2012.
Penurunan itu, kata Putri, terjadi pada penjualan dan distribusi produk kosmetik dan produk jamu masing-masing Rp 107 miliar dan Rp 17 miliar. Peran distributor sangat penting bagi keberlangsungan Mustika Ratu. Sejumlah distributor mengalami kesulitan keuangan. Hal itu berdampak pada kosongnya produk Mustika Ratu di pasar, karena distributor terlambat melakukan pembayaran dan re-order produk.
Distributor pun tidak mampu melakukan pelayanan konsumen dengan baik. "Kelemahan itu ditunjukkan oleh service level yang rendah dari Major Account, terutama disebabkan oleh kurangnya kendaraan angkutan barang," kata Putri.
Selain masalah distribusi, masuknya produk-produk kecantikan dari Cina juga membuat konsumen mulai berpaling untuk mencoba produk asal Negeri Panda. Kenaikan harga bahan bakar minyak, upah minimum provinsi, dan melemahnya rupiah, juga turut menghambat Mustika Ratu. "Melemahnya nilai rupiah hingga Rp 12.128 per dolar Amerika Serikat pada 2013, berdampak signifikan bagi perseroan, terutama untuk pengadaan bahan baku impor," ujar Putri.
Penurunan penjualan juga disebabkan beberapa faktor lain seperti berkurangnya produktivitas dana program iklan, keterlambatan pemasaran produk baru, terhambatnya pengambilan kebijakan dan keputusan bisnis, serta tidak optimalnya produktivitas konter.
Meski begitu, Presiden Komisaris PT Mustika Ratu, Haryo Tedjo Baskoro, menilai strategi dan upaya perseroan pada 2013 berjalan dengan baik. "Manajemen melakukan tindak lanjut konsolidasi untuk memperbaiki kinerja Mustika Ratu melalui efisiensi biaya selama 2013," ujarnya. (bani)
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…
NERACA Jakarta -PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia optimistis pertumbuhan investor ritel pasar saham Indonesia dapat melebihi 7,5 juta orang pada…