Sido Muncul Sisakan IPO Rp 331,45 Miliar

NERACA

Jakarta – Perusahaan jamu, PT Sido Muncul Tbk (SIDO) masih memiliki sisa dana IPO sebesar Rp331,45 miliar hingga akhir Juni 2014. Sisa dana IPO itu tersebar di beberapa bank dalam bentuk deposito, yang mayoritas berada di Bank Mayapada sebesar Rp140 miliar dan sisanya di Bank Permata Rp100 miliar, Bank Danamon serta Bank DKI masing-masing Rp50 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (14/7).

Disebutkan, dari IPO yang dilaksanakan Desember 2013 lalu, perseroan mendapatkan hasil bersih sebesar Rp844,16 miliar. Adapun dana yang sudah digunakan untuk modal kerja Rp477,73 miliar, sebesar Rp35,78 miliar untuk investasi serta untuk IT sebesar Rp219,3 juta.

Sebagai informasi, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi pernah bilang, pihaknya memiliki impian agar PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dengan produk Tolak Anginnya juga bisa terkenal sama seperti Indomie.

Menurutnya, saat ini produk-produk Indonesia semakin bermunculan di mancanegara. Pihaknya berharap, menjadikan produk "Tolak Angin" juga sama terkenalnya seperti Indomie,”Tolak Angin sebenarnya laku di mana-mana, produk itu musti bisa seperti Indomie,”ujarnya.

Dia menceritakan, awal mula Indomie dikenal di mancanegara karena dibawa oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Timur Tengah (Timteng). Karena TKI pekerja rumahan, saat mereka makan dilihat oleh anak majikannya yang kemudian langsung ikut makan Indomie tersebut,”Begitu mereka makan Indomie, hari ini Indofood punya empat line di Saudi Arabia," kata Mendag.

Menurutnya, yang terjadi pada Indomie dapat diterapkan juga pada produk asli Indonesia, yaitu Tolak Angin. Dia pun berambisi menjadikan Tolak Angin sama terkenalnya dengan Indomie,”Tolak Angin sangat Indonesia sekali, ini harus dijelaskan karena barangnya bagus. Apalagi harus menjelaskan masuk angin itu bagaimana. Saya bilang, kita akan kerja sama untuk menerjemahkan, buat stiker dan labelnya, terus kita penetrasi ke Malaysia," tuturnya.

Dia mengatakan, dengan jumlah TKI di Malaysia yang mencapai dua juta jiwa, Lutfi yakin ini akan jadi pasar ekspor yang luar biasa. Karena itu, ini patut dicoba. Sebelumnya, guna mengembangkan ekspansi bisnisnya di pasar global. PT Sido Muncul Tbk (SIDO) berencana menjalin kerjasama dengan perusahaan farmasi asal Jepang untuk pembangunan pabrik pengolahan jamu Tolak Angin. Besar tawaran kerjasama, hal ini disebabkan karena larisnya penjualan produk Tolak Angin di pasar Asia, termasuk di Jepang.

Direktur Operasional PT Sido Muncul Tbk, David Hidayat mengungkapkan, kerjasama dengan perusahaan Jepang masih dikaji dan termasuk soal harga investasinya, “Sudah banyak perusahaan asing mau jalin kerjasama, yang paling kencang selain dari Jepang juga Taiwan. Namun kita belum sepakat soal nilai harganya,”ujarnya.

Dia menuturkan, nantinya bila terjadi kesepakatan soal harga. Maka porsi kepemilikan saham 50%-50%  dengan tetap bahan baku dan ramuan berasal dari Sido Muncul. Hanya saja, nantinya perusahaan farmasi tersebut boleh memakai lisensi brand jamu Tolak Angin. (bani)

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…