NERACA
Lebak - Produksi beras di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hasil panen petani periode Januari-April 2025 surplus delapan bulan ke depan sebanyak 104.508 ton.
"Kami minta petani terus tingkatkan produksi pangan melalui percepatan tanam," kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar, di Lebak, Jumat (16/5).
Produksi beras di Kabupaten Lebak surplus delapan bulan ke depan itu, sehingga pasokan pangan lokal melimpah ke sejumlah pasar tradisional di daerah itu.
Total produksi beras Januari-April 2025 sebanyak 143.072 ton, dengan kebutuhan konsumsi masyarakat Lebak berpenduduk 1,4 juta jiwa rata-rata 154.253 ton atau 12.854 ton per bulan.
Oleh karena itu, penyerapan beras dari Januari sampai April 2025 sebanyak 38.563 ton, sehingga surplus 104.508 ton.
"Kami menjamin persediaan beras di Lebak relatif aman dan melimpah hingga tahun depan," kata lulusan Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta itu pula.
Menurut dia, petani di berbagai daerah di Kabupaten Lebak kini memasuki tanam kedua, sehingga dipastikan panen Juli-Agustus mendatang.
Selama ini, produksi pangan terus ditingkatkan dengan Indeks Pertanaman (IP) tiga kali musim tanam dari sebelumnya 2,5 musim tanam dalam setahun.
Untuk peningkatan IP tiga kali tanam dalam setahun telah disiapkan bantuan peralatan pompanisasi dan pompa irigasi serta bantuan sarana produksi guna mendukung program swasembada pangan dan mendongkrak pendapatan ekonomi petani.
"Kami berharap petani bisa menggenjot produksi pangan dan bisa memberikan kontribusi pangan nasional," katanya menjelaskan.
Sejumlah pedagang di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan sejak beberapa tahun terakhir ini pasokan beras lokal dari petani melimpah, sehingga tidak mendatangkan beras dari luar daerah.
"Kami bisa terpenuhi permintaan beras 30 ton per bulan dari petani lokal," kata H Ujang, seorang pedagang beras di Pasar Rangkasbitung, Lebak.
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani Sukabungah Kabupaten Lebak Ruhiana mengatakan panen padi tahun ini merasakan keuntungan, karena ditampung Bulog dengan harga gabah pungut Rp6.500 per kg. Biaya, pengelolaan pertanian padi pangan sekitar Rp10 juta per hektare dengan produktivitas rata-rata 5 ton gabah pungut.
"Kami menjual 4 ton gabah pungut dengan harga Rp 6.500 per kg bisa menghasilkan pendapatan ekonomi Rp26 juta, sedangkan 1 ton untuk cadangan pangan keluarga," katanya pula. Ant
NERACA Sukabumi - Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki menyebutkan, bahwa penanganan stunting merupakan agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah…
NERACA Kuningan - Sejumlah pemerhati dan masyarakat di Kuningan saat ini khawatir terjadi longsor susulan dari tebing Objek Wisata 'Arunika…
NERACA Palembang - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan syariah bagi pengusaha mikro, khususnya perempuan prasejahtera, melalui…
NERACA Sukabumi - Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki menyebutkan, bahwa penanganan stunting merupakan agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah…
NERACA Kuningan - Sejumlah pemerhati dan masyarakat di Kuningan saat ini khawatir terjadi longsor susulan dari tebing Objek Wisata 'Arunika…
NERACA Palembang - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong peningkatan literasi keuangan syariah bagi pengusaha mikro, khususnya perempuan prasejahtera, melalui…