Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria

Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria
Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi Badan Usaha Milik Desa  (BUMDes) Kabul Ciptaku menembus Hungaria. Nilai ekspor gula kelapa kali ini mencapai USD35.000 atau setara Rp586,4 juta, dengan volume sebanyak 18,5 ton. Ekspor tersebut merupakan ekspor perdana. 
Pelepasan ekspor tersebut dilakukan dilaksanakan oleh oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (KemendesPDT) 
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengucapkan selamat kepada Kabul Ciptaku yang telah berhasil menembus pasar Hungaria untuk produk gula kelapa. Kabul Ciptaku menjadi BUMDes yang menginspirasi karena menjadi desa yang produknya berhasil merambah pasar ekspor. “Kami harap, ekspor ini memotivasi BUMDes lain untuk melihat potensi besar dari pasar mancanegara,” harap Budi.
Budi pun mengungkapkan, tahun ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan  pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi  nasional sebesar 8 persen. Untuk itu, Kemendag berfokus pada tiga program kerja utama.
Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor. Ketiga, peningkatan  Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) ekspor.
“Program ketiga, yaitu peningkatan UMKM BISA Ekspor, adalah yang sedang dilakukan BUMDes Kabul Ciptaku di Desa Langgonsari. Mereka mempersiapkan produk unggulan untuk menembus ekspor,” ungkap Budi
Lebih lanjut, kerja sama antara Kemendag dan Kemendes PDT telah terjalin melalui Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU). Melalui program ini, Kemendag  telah memetakan 2.332 desa menjadi dua klaster, yaitu desa siap ekspor dan desa belum siap  ekspor.  
Dalam pemetaan tersebut, sebanyak 734 desa masuk dalam klaster siap ekspor yang akan dipromosikan melalui InaExport agar memiliki akses langsung ke buyers internasional dan melakukan presentasi bisnis (pitching) dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching)dengan calon buyerdari para perwakilan perdagangan.
“Diharapkan semakin banyak desa yang dapat memanfaatkan potensi ekspor dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harap Budi.
Sementara itu, saat ini sudah ada 1.598 desa terpetakan masuk dalam klaster belum siap  ekspor. Untuk desa yang belum siap ekspor, akan diberikan pendampingan untuk naik kelas  menjadi desa siap ekspor. 
Program ini juga bertujuan untuk memperkuat ekosistem penunjang desa ekspor, yaitu di antaranya rantai pasok, promosi, sumber daya manusia (SDM) ekspor, pemasaran, logistik,  akses keuangan, dan teknologi.
Dalam acara pelepasan ekspor tersebut, Budi  juga menyaksikan penandatanganan Perjanjian  Kerja Sama (PKS) antara Kemendag dan Gabungan Pemuda Ansor. Hal ini merupakan bentuk sinergi Kemendag dengan organisasi masyarakat dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat. Kerja sama ini sejalan dengan Program UMKM BISA Ekspor.
PKS ditandatangani Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin. Pada perjanjian ini, keduanya sepakat melakukan kerja sama fasilitasi peningkatan kapasitas, promosi, dan kemitraan usaha bagi pelaku usaha
Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto menjelaskan, BUMDes Kabul Ciptaku akan menjadi contoh bagi BUMDes di ribuan desa lainnya.  Yandri juga berpesan agar BUMDes yang telah berhasil ekspor dapat menjaga nama baik Indonesia dengan menjaga kualitas produk yang dikirimkan.
“Komoditas ini akan bernilai dan memberi nilai ekonomi  asal  memiliki  pangsa  pasar.  Pemerintah akan  bergerak  secara  sistematis  agar  produk  desa  dapat  memberikan  manfaat  yang  dapat dirasakan masyarakat desa,” ucap Yandri.
Sedangkan Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, pelepasan ekspor ini bukan  hanya wujud kegiatan usaha, tetapi juga mencerminkan kolaborasi masyarakat desa,  pemerintah, dan dunia usaha dalam membangun ekonomi desa yang kuat mandiri dan berorientasi global.
“BUMDes Kabul Ciptaku merupakan salah satu BUMdes yang bisa menjadi pusat ekonomi, karena mandiri dan berdaya saing tinggi. Ini juga menjadi bukti bahwa desa bisa ekspor, desa bisa maju dan menjadi pilar ekonomi bangsa,” tegas Sadewo.
Sementara itu, perwakilan dari BUMDes Kabul Ciptaku mengungkapkan, pada ekspor perdana ini pihaknya bermitra dengan agregator CV Java Agro Mandiri sebagai mitra untuk ekspor gula kelapa ke negara Hungaria, Spanyol, Yunani, Australia, dan Afrika Selatan. Agregator ini telah bekerja sama dengan Kemendag sejak 2021, melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Budapest dalam mencari buyerpotensial. 
Terkait ini, ITPC Budapest telah membantu mencari dan memvalidasi kredibilitas buyer sehingga BUMDes Kabul Ciptaku berhasil menembus pasar Hungaria. BUMDes Kabul Ciptaku adalah  Badan Usaha Milik Desa yang berlokasi di Desa Langgongsari, Kecamatan  Cilongok, Kabupaten   Banyumas,  Jawa Tengah.   
BUMDes ini bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dengan  memanfaatkan komoditas unggulan Desa Langgongsari. BUMDes Kabul Ciptaku memiliki beberapa unit usaha, di antaranya air bersih, industri agro bulak barokah, peternakan sapi, dan agro wisata. Beberapa produk unggulan dari BUMdes ini yakni gula kelapa organik, madu klanceng, durian, dan kelengkeng.

Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi Badan Usaha Milik Desa  (BUMDes) Kabul Ciptaku menembus Hungaria. Nilai ekspor gula kelapa kali ini mencapai USD35.000 atau setara Rp586,4 juta, dengan volume sebanyak 18,5 ton. Ekspor tersebut merupakan ekspor perdana. 

Pelepasan ekspor tersebut dilakukan dilaksanakan oleh oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (KemendesPDT) 

Menteri Perdagangan Budi Santoso mengucapkan selamat kepada Kabul Ciptaku yang telah berhasil menembus pasar Hungaria untuk produk gula kelapa. Kabul Ciptaku menjadi BUMDes yang menginspirasi karena menjadi desa yang produknya berhasil merambah pasar ekspor. “Kami harap, ekspor ini memotivasi BUMDes lain untuk melihat potensi besar dari pasar mancanegara,” harap Budi.

Budi pun mengungkapkan, tahun ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan  pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi  nasional sebesar 8 persen. Untuk itu, Kemendag berfokus pada tiga program kerja utama.

Pertama, pengamanan pasar dalam negeri. Kedua, perluasan pasar ekspor. Ketiga, peningkatan  Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) ekspor.

“Program ketiga, yaitu peningkatan UMKM BISA Ekspor, adalah yang sedang dilakukan BUMDes Kabul Ciptaku di Desa Langgonsari. Mereka mempersiapkan produk unggulan untuk menembus ekspor,” ungkap Budi

Lebih lanjut, kerja sama antara Kemendag dan Kemendes PDT telah terjalin melalui Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding atau MoU). Melalui program ini, Kemendag  telah memetakan 2.332 desa menjadi dua klaster, yaitu desa siap ekspor dan desa belum siap  ekspor.  

Dalam pemetaan tersebut, sebanyak 734 desa masuk dalam klaster siap ekspor yang akan dipromosikan melalui InaExport agar memiliki akses langsung ke buyers internasional dan melakukan presentasi bisnis (pitching) dan penjajakan kerja sama bisnis (business matching)dengan calon buyerdari para perwakilan perdagangan.

“Diharapkan semakin banyak desa yang dapat memanfaatkan potensi ekspor dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," harap Budi.

Sementara itu, saat ini sudah ada 1.598 desa terpetakan masuk dalam klaster belum siap  ekspor. Untuk desa yang belum siap ekspor, akan diberikan pendampingan untuk naik kelas  menjadi desa siap ekspor. 

Program ini juga bertujuan untuk memperkuat ekosistem penunjang desa ekspor, yaitu di antaranya rantai pasok, promosi, sumber daya manusia (SDM) ekspor, pemasaran, logistik,  akses keuangan, dan teknologi.

Dalam acara pelepasan ekspor tersebut, Budi  juga menyaksikan penandatanganan Perjanjian  Kerja Sama (PKS) antara Kemendag dan Gabungan Pemuda Ansor. Hal ini merupakan bentuk sinergi Kemendag dengan organisasi masyarakat dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat. Kerja sama ini sejalan dengan Program UMKM BISA Ekspor.

PKS ditandatangani Sekretaris Jenderal Kemendag Isy Karim dan Ketua Umum GP Ansor Addin Jauharudin. Pada perjanjian ini, keduanya sepakat melakukan kerja sama fasilitasi peningkatan kapasitas, promosi, dan kemitraan usaha bagi pelaku usaha

Sementara itu, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto menjelaskan, BUMDes Kabul Ciptaku akan menjadi contoh bagi BUMDes di ribuan desa lainnya.  Yandri juga berpesan agar BUMDes yang telah berhasil ekspor dapat menjaga nama baik Indonesia dengan menjaga kualitas produk yang dikirimkan.

“Komoditas ini akan bernilai dan memberi nilai ekonomi  asal  memiliki  pangsa  pasar.  Pemerintah akan  bergerak  secara  sistematis  agar  produk  desa  dapat  memberikan  manfaat  yang  dapat dirasakan masyarakat desa,” ucap Yandri.

Sedangkan Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menyampaikan, pelepasan ekspor ini bukan  hanya wujud kegiatan usaha, tetapi juga mencerminkan kolaborasi masyarakat desa,  pemerintah, dan dunia usaha dalam membangun ekonomi desa yang kuat mandiri dan berorientasi global.

“BUMDes Kabul Ciptaku merupakan salah satu BUMdes yang bisa menjadi pusat ekonomi, karena mandiri dan berdaya saing tinggi. Ini juga menjadi bukti bahwa desa bisa ekspor, desa bisa maju dan menjadi pilar ekonomi bangsa,” tegas Sadewo.

Sementara itu, perwakilan dari BUMDes Kabul Ciptaku mengungkapkan, pada ekspor perdana ini pihaknya bermitra dengan agregator CV Java Agro Mandiri sebagai mitra untuk ekspor gula kelapa ke negara Hungaria, Spanyol, Yunani, Australia, dan Afrika Selatan. Agregator ini telah bekerja sama dengan Kemendag sejak 2021, melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Budapest dalam mencari buyerpotensial. 

Terkait ini, ITPC Budapest telah membantu mencari dan memvalidasi kredibilitas buyer sehingga BUMDes Kabul Ciptaku berhasil menembus pasar Hungaria. BUMDes Kabul Ciptaku adalah  Badan Usaha Milik Desa yang berlokasi di Desa Langgongsari, Kecamatan  Cilongok, Kabupaten   Banyumas,  Jawa Tengah.   

BUMDes ini bertujuan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dengan  memanfaatkan komoditas unggulan Desa Langgongsari. BUMDes Kabul Ciptaku memiliki beberapa unit usaha, di antaranya air bersih, industri agro bulak barokah, peternakan sapi, dan agro wisata. Beberapa produk unggulan dari BUMdes ini yakni gula kelapa organik, madu klanceng, durian, dan kelengkeng.

 

 

BERITA TERKAIT

Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT

Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT  Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …

Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi

Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…

Hilirisasi Rumput Laut Non-Hidrokoloid Terus Didorong

Hilirisasi Rumput Laut Non-Hidrokoloid Terus Didorong Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pengembangan produk olahan rumput laut non-hidrokoloid.…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT

Mei 2025, Harga Referensi Biji Kakao Sebesar USD8.383,76/MT  Harga Referensi (HR) biji kakao periode Mei 2025 ditetapkan sebesar USD8.383,76/MT. Nilai …

Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria

Ekspor Perdana Gula Kelapa Produksi BUMDes ke Hungaria Banyumas — Produk gula kelapa asal di Desa Langgongsari, Kabupaten Banyumas produksi…

Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi

Pemerintah Optimis Pertumbuhan 5 Persen Efektif Cegah Pelemahan Ekonomi Jakarta – Di tengah tekanan global dan ketidakpastian ekonomi akibat perang…