NERACA
Jakarta -Proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai yang digarap PT Waskita Karya (Persero) Tbk telah mencapai 51,19% per April 2025. Realisasi tersebut lebih cepat dari target yakni 50,54% pada April ini,”Pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini dapat segera selesai sehingga bisa digunakan secepatnya oleh masyarakat. Kami meyakini, proyek LRT Jakarta Fase 1B dapat memudahkan mobilisasi masyarakat yang bekerja di kawasan Jakarta," kata Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Adapun saat ini pengerjaan LRT Jakarta Fase 1B memasuki tahap pemasangan jembatan baja atau steel box girder di Jalan Tambak, Jakarta Pusat, peletakan struktur portal di underpass Pramuka, serta pemasangan penyangga (pierhead) di stasiun LRT BPKP dan Pasar Pramuka. Pembangunan tersebut juga mencakup pemasangan rel.
Ermy mengatakan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B ini merupakan upaya dari pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan yang menjadi masalah klasik perkotaan akibat peningkatan pesat jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Kemacetan itu dinilai dapat menyebabkan kerugian besar ekonomi dalam kegiatan masyarakat sehari-hari, karena adanya peningkatan waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk transportasi, penurunan kualitas kondisi lingkungan, serta peningkatan kecelakaan lalu lintas.
Ditambahkannya pula, seiring meningkatnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kualitas kondisi lingkungan dan perkembangan sarana transportasi publik, mereka mulai melirik moda transportasi umum sebagai pilihan dalam melakukan perjalanan.“Maka selain bertujuan untuk melayani masyarakat secara lebih luas, Waskita Karya juga berkomitmen mendukung target nol emisi pemerintah melalui pembangunan Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai," katanya.
PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta menunjuk KSO Waskita Nindya LRS sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta melalui proses tender. Adapun total anggaran pembangunan tersebut sebesar Rp4,1 triliun berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda) yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Di tahun 2024, WSKT mencatat penurunan total utang sebesar 17,5% menjadi Rp69,3 triliun. Sebelumnya, utang perseroan tembus Rp84 triliun pada 2022 dan 2023. Penurunan itu terjadi berkat dekonsolidasi utang sekitar Rp5 triliun atas divestasi PT Trans Jabar Tol (TJT), serta adanya pembayaran pinjaman bank dan efek restrukturisasi utang pinjaman.“Kinerja positif ini tidak lepas dari keberhasilan restrukturisasi yang sudah efektif per September 2024. Ke depannya, perseroan akan terus menekan komposisi utang,” ujarnya.
Ermy menambahkan bahwa penurunan total utang sejalan dengan berkurangnya utang jatuh tempo kepada vendor pada 2022. Dari total utang vendor sebesar Rp2,1 triliun, kini tersisa Rp383 miliar per Desember 2024 atau turun sekitar 82%. Keberhasilan restrukturisasi utang tersebut memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan kas perusahaan.
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…
Komitmen untuk selalu memberikan dampak positif lebih luas bagi masyarakat, mendorong Yayasan Baitul Mall BRILiant yang dibentuk BRI untuk bisa…
Selalu jeli menangkap peluang menjadi kunci usaha untuk maju. Begitu juga yang dilakukan Diaz (35), pemilik toko Multi Jaya Electronic…
Menjalankan usaha sate secara turun menurun, tidak membuat Sari (46) wanita asal Madura ini lupa mengikuti tren zaman kekinian dan…