NERACA
Jakarta – Perang dagang yang digaungkan Donald Trump, presiden Amerika Serikat sangat terasa dampaknya terhadap negara-negara berkembang dan termasuk. Alhasil, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk melakukan negosiasi untuk menekan angka pajak impor yang dilakukan Trump dan salah satunuya dengan relaksasi kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menilai rencana pelonggaran kebijakan TKDN tidak akan membuat investor yang sudah membangun pabrik di dalam negeri kabur. Pemerintah berencana merelaksasi TKDN, terutama terhadap permintaan produk information and communication Technology (ICT) dari Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu alat tawar untuk menurunkan tarif timbal balik dari Presiden AS Donald Trump.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/BKPM Todotua Pasaribu mengatakan, pihaknya memastikan pelonggaran TKDN atau deregulasi kebijakan menjadi lebih fleksibel tidak akan memengaruhi investasi yang telah tertanam dalam negeri. "Enggak juga sih, kalau soal seumpama relaksasi TKDN ini terjadi kan sebenarnya kita bisa ekstensifikasi fiskal dan lain-lain," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, risiko atau dampak dari rencana pelonggaran TKDN dapat diantisipasi dengan kebijakan perlindungan lainnya, termasuk perluasan cakupan pemberian stimulus fiskal."Jadi sebenarnya ini strategi ini kan masih pemikiran yang kita untuk membuka porsi sebesar-besarnya,"katanya.
Di sisi lain, dia juga memastikan perombakan kebijakan TKDN nantinya tidak akan berdampak pada investasi dari raksasa teknologi Apple Inc. di Indonesia. "Enggak ada pengaruhnya, investasi Apple kan masih memang sudah ada beberapa yang jalan dan beberapa persiapan juga," jelasnya.
Alih-alih hengkang dari Indonesia, Todotua justru melihat potensi investor dari AS akan masuk ke Indonesia, dari sektor teknologi hingga minyak dan gas. Namun, dia belum dapat memaparkan lebih lanjut terkait investasi yang akan ditanamkan dalam negeri tersebut. Ditambahkan Todotua, salah satu negoisiasi juga mendorong mendorong perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di AS.
Menurutnuya, sektor minyak dan gas (migas) menjadi salah satu komoditas strategis yang berpotensi menjadi pintu masuk investasi perusahaan Indonesia ke AS.“Salah satu yang strategis kan oil and gas (migas). Kita lihat line up bisnisnya, kan sebenarnya beberapa investasi kita yang di luar kan sudah pernah terjadi, salah satunya itu industri nya di oil and gas melalui anak perusahaan Pertamina, tapi kita lihat lah strategisnya seperti apa,” kata Todotua.
Sejumlah perusahaan BUMN telah memiliki pengalaman investasi di luar negeri. Hal ini dapat menjadi dasar strategis untuk melanjutkan atau memperluas ekspansi ke AS. Todotua menjelaskan, bentuk investasi bisa beragam, mulai dari akuisisi sumur migas, kegiatan di sektor hulu (upstream), maupun menengah (midstream) seperti pembangunan kilang lepas pantai (offshore).
Dirinya juga menekankan bahwa strategi investasi luar negeri Indonesia, termasuk ke AS, akan semakin fleksibel dengan kehadiran lembaga Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.“Artinya dengan adanya Danantara kan sebenarnya strategik, baik kita berinvestasi dalam negeri maupun di luar negeri kan bisa jauh lebih fleksibel daripada sebelum (ada) Danantara,” jelasnya.
Dirinya berharap, strategi investasi di AS yang dijalankan nantinya tetap melibatkan perusahaan-perusahaan milik negara. Selain migas, sektor teknologi informasi juga masuk dalam radar potensi investasi.
Menurut Todotua, berinvestasi di perusahaan berbasis teknologi (IT) seperti kecerdasan artifisial (AI) di AS dapat memberikan keuntungan strategis bagi pengembangan riset dan inovasi nasional.“Bisa juga kalau IT kan mungkin kita juga bisa untuk mendevelop R&D (riset dan pengembangan) kita ke depan. Kenapa enggak kita berinvestasi misalnya di perusahaan AI yang ada di luar? Itu kan strategik, karena kan dengan kita masuk berinvestasi sebenarnya kita bisa dapat kembaliannya nya Itu dalam bentuk strategik R&D kita ke depan,” terangnya.
Meski belum merinci perusahaan mana yang akan terlibat dalam rencana investasi itu, Todotua menyebut model investasi yang akan diadopsi bisa berbentuk kombinasi atau kolaborasi. Sebelumnya, Menteri Korordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, delegasi pemerintah Indonesia segera berangkat ke AS pada 16-23 April 2025 untuk bernegosiasi terkait kebijakan tarif Trump. "Secara teknis juga Indonesia akan ada selain menggunakan investasi Amerika di Indonesia, Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan investasi di Amerika, seluruhnya tergantung dari pembicaraan nanti,"ujarnya. (bani)
Jakarta-Akademisi dan Manajer Riset CITA tidak menyarankan penurunan ambang batas PTKP untuk memperluas basis pajak seperti yang disarankan Organization…
NERACA Bandung - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, koperasi desa merah putih akan diberi modal awal dari pemerintah…
NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan bahwa makanan yang disediakan aman,…
Jakarta-Akademisi dan Manajer Riset CITA tidak menyarankan penurunan ambang batas PTKP untuk memperluas basis pajak seperti yang disarankan Organization…
NERACA Bandung - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengungkapkan, koperasi desa merah putih akan diberi modal awal dari pemerintah…
NERACA Jakarta – Pemerintah menegaskan komitmennya dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan memastikan bahwa makanan yang disediakan aman,…