NERACA
Jakarta – Proyek strategis Ibu Kota Nusantara (IKN) masih menjadi incaran BUMN Karya dalam mendorong pertumbuhan kinerja keuangan dan termasuk PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON). Anak usaha dari WIKA ini membidik tambahan kontrak hingga Rp150 miliar dari proyek IKN Nusantara hingga akhir 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan menyebutkan, proyek pembangunan IKN memberikan kontribusi pendapatan yang baik terhadap perseroan. Hingga 2024, WTON mendapatkan total omzet kontrak sekitar Rp650 miliar. Kontrak itu terdiri atas Rp350 miliar pada 2023 dan Rp300 miliar sepanjang Januari—Juni 2024. Sampai akhir tahun nanti, perseroan masih akan menyasar sekitar Rp100 miliar—Rp150 miliar dari proyek IKN yang dibiayai oleh APBN.
Pada tahun ini, WTON membidik kontrak senilai Rp7,48 triliun atau tumbuh 13% omzet kontrak baru dari realisasi perolehan kontrak hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp6,60 triliun. Proyek besar penyumbang perolehan kontrak 2023 WTON didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 65,83%, sektor industri sebesar 13,06%, sektor properti sebesar 10,74%, sektor kelistrikan sebesar 7,42%, disusul sektor energi sebesar 2,50%, dan sektor tambang sebesar 0,45%.
Selain itu, perseroan mengincar kenaikan perolehan kontrak pada 2025 di kisaran Rp7,5 triliun—Rp8 triliun. Perseroan tetap optimistis dengan pencapaian target kontrak tahun depan karena perolehan kontrak perseroan bersumber dari APBN sebesar 28% pada 2024, sedangkan porsi pelanggan swasta masih lebih besar.
Melansir Nota Keuangan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, pemerintah mengalokasikan anggaran senilai Rp400,3 triliun untuk sektor infrastruktur. Meski cukup ekspansif, alokasi itu berkurang lebih dari Rp23 triliun dibandingkan dengan alokasi 2024 yang sebesar Rp423,4 triliun.
Sebagai informasi, WTON mengalokasikan anggaran belanja modal tahun ini sebesar Rp230,17 miliar. Semester pertama 2024, WTON mengantongi kontrak baru senilai Rp 3,36 triliun. Perseroan merincikan, sektor infrastruktur menyumbang sebesar 79,84% dan disusul proyek di sektor industri sebesar 7,35%. “Kemudian properti sebesar 6,68%, sisanya berasal dari sektor kelistrikan, energi, dan tambang masing-masing menyumbang 5,69%, 0,43%, dan 0,01% (dari jumlah kontrak),”kata Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton, Dedi Indra.
Sementara itu, berdasarkan segmentasi kepemilikan, perolehan angka ini didominasi oleh pelanggan swasta sebesar 78,33%. Disusul perusahaan BUMN lain sebesar Rp 18,03%, perusahaan induk WIKA 2,64%, afiliasi WIKA 0,57%, dan proyek pemerintah dengan porsi sebanyak 0,43%.“Sejalan dengan moto perseroan, yakni solution and trust, WIKA Beton selalu berkomitmen mendukung usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat di seluruh pelosok Indonesia,”ujar Dedi.
Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melalui unit Summarecon Bogor kembali meluncurkan produk hunian terbarunya. Terletak di lokasi yang…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada dunia pendidikan, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meluncurkan gerakan donasi kuota (GDK).…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya di sektor hiburan dan produksi konten, PT MNC Digital Entertaiment Tbk (MSIN) resmi mengakuisisi…
Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melalui unit Summarecon Bogor kembali meluncurkan produk hunian terbarunya. Terletak di lokasi yang…
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan pada dunia pendidikan, PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) meluncurkan gerakan donasi kuota (GDK).…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya di sektor hiburan dan produksi konten, PT MNC Digital Entertaiment Tbk (MSIN) resmi mengakuisisi…